Dorong Relasi Setara, RI Minta Dukungan Percepatan CEPA Indonesia-Uni Eropa
Dalam pertemuan bilateral dengan Kanselir Jerman Olaf Scholz, Presiden Joko Widodo menekankan pentingnya mewujudkan hubungan ekonomi yang setara antara Indonesia-Jerman dan Indonesia-UE.
Oleh
NINA SUSILO
·5 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Presiden Joko Widodo mengingatkan pentingnya mewujudkan hubungan ekonomi yang setara antara Indonesia dan Jerman serta Indonesia dengan Uni Eropa. Selain meminta pembenahan berbagai regulasi Uni Eropa yang menghambat kesejahteraan, Presiden Jokowi juga meminta dukungan agar perundingan Kesepakatan Ekonomi dan Kemitraan Komprehensif atau CEPA Indonesia-Uni Eropa dapat segera dituntaskan.
Perihal penyelesaian perundingan CEPA Indonesia-UE menjadi salah satu pokok bahasan dalam pertemuan bilateral antara Presiden Jokowi dan Kanselir Jerman Olaf Scholz di Guesthouse Lower Saxony, Hannover, Jerman, Minggu (16/4/2023) malam waktu setempat. Tiba sekitar pukul 19.30 waktu setempat atau Senin (17/4/2023) pukul 00.30 WIB, Presiden disambut Kanselir Jerman Olaf Scholz bersama Presiden Menteri Negara Bagian Lower Saxony Stephan Weil. Ketiganya kemudian berfoto bersama dan dilanjutkan pertemuan tatap muka.
Seusai pertemuan tatap muka, Kanselir Scholz menemani Presiden Jokowi berbuka puasa. Acara kemudian berlanjut dengan jamuan makan malam.
Seusai pertemuan, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menjelaskan, dalam pertemuan bilateral itu Presiden Jokowi menekankan pentingnya mewujudkan hubungan ekonomi yang setara antara Indonesia-Jerman dan Indonesia-UE. ”Untuk itu, berbagai regulasi Uni Eropa yang menghambat kesejahteraan perlu dibenahi. Bapak Presiden juga meminta dukungan Jerman agar perundingan perjanjian Indonesia-EU CEPA dapat segera dituntaskan,” tuturnya.
Kepala Negara juga menyampaikan sambutan baik Pemerintah Indonesia terhadap kolaborasi komite bersama ekonomi dan investasi Indonesia-Jerman. Lebih jauh, Presiden juga menekankan agar investasi Jerman di Indonesia perlu difokuskan pada sektor prioritas, seperti industri yang berorientasi ekspor, energi terbarukan, dan hilirisasi.
Hal penting lain yang disampaikan Presiden adalah dukungan Jerman terhadap transisi energi di Indonesia. Bentuk dukungan tidak hanya berupa investasi, tetapi juga pendampingan dari ahli teknologi Jerman. ”Dalam diskusi tadi juga dibahas mengenai implementasi dari The Just Energy Tansition Partnership,” kata Retno.
Terbuka
Presiden Jokowi berkunjung ke Jerman untuk menghadiri pembukaan Hannover Messe 2023 di Hannover Congress Centrum, Hannover, Jerman, Minggu (16/4/2023). Dalam acara tersebut, Presiden menyampaikan Indonesia sangat terbuka untuk investasi dan kerja sama, di antaranya dalam hilirisasi industri dan ekonomi hijau.
Presiden Jokowi menekankan pentingnya mewujudkan hubungan ekonomi yang setara antara Indonesia-Jerman dan Indonesia-UE. Untuk itu, berbagai regulasi Uni Eropa yang menghambat kesejahteraan perlu dibenahi.
Kepala Negara menyampaikan bahwa Indonesia memiliki peluang yang sangat besar. Saat ini, proyeksi nilai investasi dalam peta jalan hilirisasi Indonesia mencapai 545,3 miliar dollar AS. ”Sampai tahun 2040, ada 21 komoditas dalam peta jalan hilirisasi yang diproyeksikan mencapai nilai investasi 545,3 miliar dollar AS. Ini peluang yang sangat besar, yang saling menguntungkan,” kata Presiden.
Indonesia juga memiliki komitmen untuk menjaga keberlangsungan lingkungan. Untuk itu, sejumlah aksi nyata telah dilakukan dalam memperbaiki lingkungan serta dalam melaksanakan transisi energi. ”Laju deforestasi turun signifikan dan terendah 20 tahun terakhir, kebakaran hutan turun 88 persen, rehabilitasi hutan 600.000 hektar hutan mangrove yang akan selesai direhabilitasi di tahun 2024, terluas di dunia; juga dibangun 30.000 hektar kawasan industri hijau,” tuturnya.
Indonesia juga menargetkan 23 persen sumber energi yang dihasilkan berasal dari energi baru dan terbarukan (EBT) pada 2025. Adapun penutupan seluruh pembangkit listrik tenaga uap batubara direncanakan direalisasikan pada 2050. ”Indonesia juga ingin memastikan bahwa transisi energi menghasilkan energi yang terjangkau bagi masyarakat kita,” kata Presiden.
Tiga investor
Untuk mendorong transisi energi dan hilirisasi industri, Presiden Jokowi juga bertemu beberapa pengusaha Eropa. Ketiga pemimpin perusahaan Eropa—dari BASF, Eramet dari Perancis, dan Volkswagen melalui PowerCo—menemui Presiden Jokowi di Hotel Kastens Luisenhoff, Hannover, Jerman, Minggu. Dalam pertemuan, para pemimpin perusahaan itu menyampaikan secara langsung minat untuk berinvestasi dan membangun ekosistem baterai listrik.
BASF, misalnya, menyampaikan minat untuk berinvestasi di Maluku Utara dengan nilai 2,6 miliar dollar AS. Untuk ini, BASF akan bekerja sama dengan perusahaan Perancis, Eramet. ”Proses pembangunannya akan mulai dilakukan di akhir tahun 2023 ini,” kata Bahlil.
Perusahaan otomotif Eropa Volkswagen melalui PowerCo juga akan membangun ekosistem baterai mobil di Indonesia dengan bekerja sama bersama sejumlah perusahaan, termasuk perusahaan nasional, seperti Valee, Ford, Kalla Group, dan Merdeka.
Bahlil menyebut ini adalah saat untuk menunjukkan Indonesia terbuka untuk investasi dari seluruh dunia. ”Ini sebagai bentuk investasi yang inklusif dan sekaligus untuk menganulir cara pikir orang bahwa seolah-olah pengelolaan tambang kita di Indonesia tidak memperhatikan kaidah-kaidah yang ada pada standar internasional,” tuturnya.
Memasuki tahun politik, Bahlil mengakui hampir semua pengusaha, baik di Eropa maupun dari negara lain, menanyakan siapa yang akan menjadi presiden Indonesia berikutnya dan apakah komitmennya sama untuk investasi. ”Kita harus meyakinkan para investor bahwa Indonesia akan baik-baik saja. Saya tidak bisa beri harapan palsu, tetapi sampai sekarang Bapak Presiden Jokowi sangat konsisten menjaga investasi, terutama bagian hilirisasi, khususnya di EV battery,” tuturnya menambahkan.
Retno menambahkan, hasil kunjungan Presiden Jokowi ke Jerman di antaranya adalah penandatanganan dua kesepakatan antara Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Jerman. ”Pertama Joint Declaration of Intent on Joint Economic and Investment Commitee mengenai pembentukan forum gabungan sektor pemerintah dan swasta untuk membahas peningkatan kerja sama ekonomi dan investasi,” tuturnya.
Selain itu, ditandatangani pula Joint Declaration of Intent in The Feed of Digitalization antara Kementerian Komunikasi dan Informatika dan Kementerian Digital dan Transformasi Jerman untuk mendukung pengembangan transformasi digital.
Dalam kerja sama business to business, sudah terbentuk 18 kesepakatan yang memiliki nilai kurang lebih Rp 27,9 triliun. ”Yaitu di sektor sustainibility dan transisi energi, investasi, inovasi start up, dan Making Indonesia 4.0,” ujarnya.