Asteroid Sebesar Lapangan Bola Akan Melintas Sabtu Ini
Sebuah asteroid seukuran lapangan bola akan melintas pada orbit antara Bumi dan Bulan, Sabtu (23/3/2023). Peristiwa semacam ini, yakni saat asteroid melitas sangat dekat dengan Bumi, hanya terjadi sekali per satu dekade.
Oleh
FX LAKSANA AGUNG SAPUTRA
·3 menit baca
HANDOUT
Sebuah gambar asteroid hasil tafsir seni yang dirilis pada 24 Maret 2023 oleh Badan Antariksa Eropa atau European Space Agency (ESA). Sebuah asteroid seukuran lapangan bola akan melintasi orbit antara Bumi dan Bulan per 25 Maret 2023.
CAPE CANAVERAL, SABTU — Sebuah asteroid yang besarnya cukup untuk meluluhlantakkan areal seluas wilayah satu kota akan melesat di antara orbit Bumi dan Bulan pada Sabtu (25/3/2023). Namun, penduduk Bumi tidak perlu khawatir. Sebab, asteroid sebesar lapangan sepak bola itu tidak akan menghantam bumi.
Batu angkasa itu akan melintas pada jarak sekitar 168.000 kilometer dari Bumi. Jarak itu kurang dari separuh jarak antara Bumi dan Bulan, yakni 384.400 kilometer. Dengan demikian, peristiwa itu bisa disaksikan dengan hanya menggunakan teropong dan teleksop kecil.
Peristiwa melintasnya asteroid di sekitar orbit Bumi adalah jamak. Namun, menurut Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA), asteroid yang melintas dengan jarak sedemikian dekat dengan Bumi sebagaimana akan terjadi pada akhir pekan ini termasuk jarang. Peristiwa semacam ini terjadi sekali dalam satu dekade.
Batu angkasa itu akan melintas pada jarak sekitar 168.000 kilometer dari Bumi. Jarak itu kurang dari separuh jarak antara Bumi dan Bulan, yakni 384.400 kilometer.
Para ilmuwan memperkirakan panjang asteroid tersebut sekitar 40 meter hingga 90 meter. Terdeteksi pertama kali bulan lalu, asteroid tersebut dikenal sebagai 2023 DZ2.
Ia akan melintas pada jarak 515.000 kilometer dari Bulan pada Sabtu pekan ini. Beberapa jam kemudian, asteroid itu akan melesat di atas Samudra Hindia dengan kecepatan sekitar 17.500 mil per jam atau 28.000 kilometer per jam.
”Tidak mungkin asteroid ’pembunuh kota’ itu menghantam Bumi. Namun, linatasannya yang dekat memberikan kesempatan berharga bagi kita untuk melakukan observasi,” kata Kepala Pertahanan Planet Badan Antariksa Eropa Richard Moissl.
GIANLUCA MASI
Foto yang dirilis Gianluca Masi ini menunjukkan asteroid 2023 DZ2, obyek yang ditunjuk dengan tanda panah, pada 22 Maret 2023. Pada Sabtu (25/3/2023), benda angkasa sebesar lapangan sepak bola itu akan melintasi orbit antara Bulan dan Bumi.
Para astronom bersama dengan Jaringan Peringatan Asteroid Internasional melihat peristiwa itu sebagai pengalaman yang baik untuk pertahanan planet. Ini berguna untuk mengantisipasi jika dan ketika asteroid berbahaya menuju ke arah Bumi.
Proyek Teleskop Virtual dikabarkan akan menyediakan siaran web langsung dari pendekatan jarak dekat. Asteroid itu tidak akan kembali ke arah Bumi sampai 2026. Meskipun pada awalnya tampaknya ada sedikit kemungkinan ia akan menabrak Bumi, para ilmuwan telah mengesampingkannya.
Proyek Teleskop Virtual dikabarkan akan menyediakan siaran web langsung dari pendekatan jarak dekat.
Dalam wawancaranya dengan CNN pada Jumat (24/3), Moissl mengatakan, dalam peristiwa Tunguska pada 1908, sebuah asteroid melesakkan gelombang kejut ke bawah dan meratakan hutan seluas 2.000 kilometer persegi di Siberia, Rusia.
Sementara sekitar 50.000 tahun silam, asteroid besi menghantam areal yang saat ini disebut Arizona. Lokasinya di antara Flagstaff dan Winslow di Plato Colorado. Peristiwa ini meninggalkan sebuah kawah berdiamter 1,2 kilometer dengan kedalaman sekitar 180 meter.
M. KORNMESSER
Gambar yang dirilis oleh European Southern Observatory pada 20 November 2017 ini menunjukkan tafsir seni dari Asteroid Oumuamua. Obyek itu pertama kali diidentifikasi masuk ke Galaksi Bima Sakti pada 2017.
Masuknya batuan luar angkasa ke orbit Bumi dan menghantam daratan, menurut Moissl, tidak akan terlalu mengkhawatirkan jika lokasi benturannya tak berpenghuni. ”Kita hanya perlu memastikan bahwa tidak ada lalu lintas udara atau tidak ada orang di daerah tersebut,” ujarnya.
Namun, jika batuan luar angkasa menghantam areal padat penduduk seperti kota, Moissl meyakinkan, dampaknya akan besar. Seluruh kota kemungkinan besar akan rusak parah sehingga masyarakat harus dievakuasi. Oleh sebab itu, penting untuk memastikan lintasan batuan angkasa, untuk yang tidak mengarah ke Bumi dan terutama yang mengarah ke Bumi.
Asteroid 2023 DZ2, Moissl menegaskan, berada dalam orbit heliosentris. Artinya, asteroid itu berada pada orbit elips mengelilingi Matahari dan akan terus berputar mengelilingi Matahari.
Sementara untuk asteroid 2023 DZ2, Moissl menegaskan, berada dalam orbit heliosentris. Artinya, asteroid itu berada pada orbit elips mengelilingi Matahari dan akan terus berputar mengelilingi Matahari.
Saat ini, Moissl menambahkan, ada lebih dari 1.450 obyek dekat Bumi dalam ”daftar risiko”. Setiap kali ada kemungkinan sekecil apa pun yang mungkin berdampak pada Bumi selama 100 tahun ke depan, mitigasi dilakukan.
”Benda-benda ini biasanya kemudian diamati cukup banyak. Pengukurannya pun disempurnakan,”ucapnya. (AP)