Untuk Kesembilan Kalinya, The Fed Naikkan Suku Bunga Sebesar 0,25 Persen
Perkiraan moderat menunjukkan suku bunga The Fed sepanjang 2023 akan berkisar pada angka 5,1 persen. Penurunan suku bunga The Fed baru akan terjadi pada 2024 menjadi rata-rata 4,3 persen dan menjadi 3,1 persen pada 2025.
Oleh
SIMON P SARAGIH S
·5 menit baca
AP/ALEX BRANDON
Gubernur Federal Reserve Jerome Powell berjalan meninggalkan podium setelah berbicara pada konferensi pers di Kantor Federal Reserve di Washington DC, Amerika Serikat, Rabu (22/3/2023).
WASHINGTON, RABU — Bank sentral Amerika Serikat, Federal Reserve atau The Fed, kembali menaikkan suku bunga inti untuk kesembilan kalinya sebesar 0,25 persen. Fokus pada penurunan inflasi menjadi alasan utama di balik kenaikan tersebut. Dengan demikian, tingkat suku bunga inti AS sekarang berada pada kisaran 4,75 hingga 5 persen.
”Kenaikan suku bunga ke depan juga tetap dilakukan hingga inflasi bisa diturunkan menjadi 2 persen,” kata Gubernur The Fed Jerome Powell dalam jumpa pers di Washington DC, AS, Rabu (22/03/2023) waktu setempat atau Kamis dini hari WIB. Sejauh ini tidak ada niat The Fed untuk mengubah arah, apalagi menurunkan suku bunga.
Powell mengatakan, perkiraan moderat menunjukkan suku bunga The Fed sepanjang 2023 akan berkisar pada angka 5,1 persen. Penurunan suku bunga The Fed baru akan terjadi pada 2024 menjadi rata-rata 4,3 persen dan menjadi 3,1 persen pada 2025. Akan tetapi, Powell mengatakan, itu adalah perkiraan sementara dan segalanya bisa berubah.
Perekonomian AS, kata Powell, akan tumbuh 0,4 persen sepanjang 2023 dan baru naik menjadi 1,4 persen pada 2025. Namun, ia tidak menjamin semua itu pasti bisa terwujud karena lagi-lagi tergantung pada perkembangan pasar.
Inflasi di AS sudah turun menjadi 6 persen pada Februari 2023. Akan tetapi, inflasi itu masih jauh dari target 2 persen. Oleh karena itu, kenaikan suku bunga tetap menjadi perhatian utama. ”Sebab, jika inflasi tidak dikendalikan, bahayanya akan lebih besar bagi perekonomian. Inflasi tinggi akan merugikan kaum berpendapatan tetap dan malah bisa menyebabkan gejolak lebih besar lagi bagi perekonomian makro,” kata Powell.
AP/ALEX BRANDON
Gubernur The Fed Jerome Powell berbicara pada konferensi pers di Kantor The Fed di Washington DC, AS, Rabu (22/3/2023).
Hanya, besaran kenaikan suku bunga terbaru 0,25 persen itu lebih rendah dari yang diperkirakan sebelumnya sebesar 0,5 persen. Diduga hal itu terjadi karena perbankan AS sedang goyah setelah kebangkrutan Silicon Valley Bank (SVB). Kenaikan suku bunga The Fed sejak Maret 2022 termasuk menjadi salah satu akar kebangkrutan SVB dan mengimbas ke Credit Suisse (bank Swiss) dan menggoyahkan sistem perbankan AS.
Tolak dominasi keuangan
Aset SVB didominasi kepemilikan atas obligasi terbitan Pemerintah AS dan telah tergerogoti karena kenaikan suku bunga. Nilai obligasi akan merosot jika suku bunga naik. ”Dengan situasi itu, The Fed agak terikat,” kata mantan Presiden Federal Reserve New York Bill Dudley kepada CNN.
Maka dari itu, The Fed terkesan mengalah sedikit dengan tidak menaikkan suku bunga 0,5 persen, tetapi 0,25 persen. Hal ini bertujuan untuk menekan inflasi, tetapi tidak membuat situasi perbankan yang sedang tertekan memasuki keadaan terburuk.
Hal serupa dilakukan Bank Sentral Eropa (ECB). Kenaikan suku bunga juga tetap dilakukan walau efeknya turut menggerogoti kekuatan keuangan perbankan zona euro. Presiden ECB Christine Lagarde telah mengumumkan kenaikan suku bunga 0,5 persen menjadi 3 persen pada 16 Maret 2023.
Lagarde mengatakan, suku bunga tetap perlu dinaikkan dan hal serupa akan terus dilakukan selanjutnya hingga inflasi bisa mencapai 2 persen. Hal ini karena inflasi di zona euro, julukan bagi 20 negara pengguna mata uang tunggal euro, masih sebesar 8,5 persen pada Februari 2023.
AFP/JOHN THYS
Presiden Bank Sentral Eropa (ECB) Christine Lagarde (depan, kanan) tiba untuk menghadiri sidang Komite Urusan Ekonomi Parlemen Eropa di Parlemen Uni Eropa, Brussels, Belgia, 20 Maret 2023.
Setelah tindakan ECB itu, mantan Menkeu AS Lawrence Summers memuji Lagarde. Ia menyebut tindakan ECB menjadi panutan yang layak ditiru. Serupa dengan argumentasi Powell, Summers mengatakan, tekanan inflasi perlu diatasi dengan melanjutkan kenaikan suku bunga.
Menurut Summers, apa pun desakan yang muncul dari industri keuangan, bank sentral seharusnya tidak tunduk. Sikap tunduk bank sentral, termasuk The Fed dan ECB, pada dominasi industri keuangan bukan solusi untuk kepentingan jangka panjang perekonomian.
Punya determinasi
Sehubungan dengan hal itu, The Fed telah menunjukkan determinasi sikap dengan menaikkan suku bunga. Sejak kebangkrutan SVB pada 8 Maret 2023, pasar di AS mengindikasikan perlunya kenaikan suku bunga dihentikan, bahkan diturunkan. Namun, The Fed telah menyatakan dengan sendirinya semacam penolakan pada dominasi keuangan AS.
Powell menyebutkan, kebangkrutan SVB tidak semata-mata akibat kenaikan suku bunga. SVB menghadapi persoalan karena urusan internal, termasuk dengan tidak mengindahkan risiko keuangan. Salah satu contohnya adalah SVB menempatkan dana-dana dalam bentuk obligasi di tengah kondisi keuangan suku bunga saat ini.
SVB melakukan hal itu dengan tidak melakukan hedging atas potensi risiko akibat kenaikan suku bunga. Seandainya SVB melakukan hedging, semacam pencegahan risiko kerugian akibat kenaikan suku bunga, ada potensi SVB terhindar dari kebangkrutan.
AFP/JUSTIN SULLIVAN
Seseorang dari Silicon Valley Bank (tengah) berbicara kepada warga yang menunggu di luar pintu masuk kantor pusat bank tersebut di Santa Clara, California, AS, itu, Jumat (10/3/2023). Pada hari itu, Federal Deposit Insurance Corporation (FDIC), lembaga Pemerintah AS penjamin dana deposito nasabah bank, menyita aset Silicon Valley Bank.
Maka dari itu, Powell juga mengatakan, kebangkrutan SVB telah menjadi pendalaman yang kini sedang dilakukan Wakil Gubernur The Fed William Barr yang menangani Divisi Perbankan AS. ”Kita harus memiliki sikap saksama dan melakukan penelaahan menyeluruh terhadap pengawasan dan peraturan tentang perbankan,” kata Barr.
Kredibilitas dipertanyakan
The Fed mendalami akar kebangkrutan SVB. Barr menjanjikan laporan terkait hal itu selesai pada 1 Mei mendatang. Kebangkrutan SVB telah membuka borok sebagian perbankan AS, yang tidak saja abai dengan risiko bisnis, tetapi juga dijalankan oleh para bankir yang tamak dan gegabah.
Hal ini dimungkinkan karena SVB memiliki koneksi dengan pemerintahan AS pada era Presiden Donald Trump. Bahkan, pemimpin SVB, Greg Becker, juga disebut memiliki koneksi dengan kelompok Demokrat. Hal inilah yang memunculkan diskusi besar disertai kehebohan luar biasa bahwa antara perbankan dan politisi AS telah terjadi kolusi, korupsi, dan nepotisme.
Masalah bukan soal bankir dan politisi di AS. Ucapan Powell dalam dua tahun terakhir juga menggambarkan kredibilitasnya yang tetap dipertanyakan pasar. Hal serupa terjadi pada Menkeu AS Janet Yellen.
Pada 2022, Powell dan Yelllen meyakini kenaikan inflasi yang sudah mulai terjadi pada 2021 hanya bersifat sementara dan menunda kenaikan suku bunga. Saat inflasi meninggi pada 2022 dan kenaikan suku bunga akhirnya terpaksa dilakukan, Powell dan Yellen mengakui telah keliru menilai keadaan.
AP/AMANDA ANDRADE-RHOADES
Menteri Keuangan AS Janet Yellen (tengah) mendengarkan pertanyaan para anggota Senat AS dalam rapat dengar pendapat Subkomisi Kepantasan Senat pada Layanan Keuangan dan Pemerintahan Umum guna memeriksa estimasi dan justifikasi tahun anggaran 2024 di Capitol, Washington DC, AS, Rabu (22/3/2023).
Demikian juga dalam situasi sekarang, Powell dan Yellen sama-sama mengatakan, sistem perbankan AS berdaya tahan kuat karena bermodal kuat. Akan tetapi, kenyataan menunjukkan bahwa gejolak perbankan sekarang masih menimpa AS.
Selain itu, daya tahan yang dimaksudkan oleh Powell dan Yellen bukan tanpa biaya. Lembaga penjamin simpanan AS, Federal Deposit Insurance Corporation (FDIC), terpaksa menalangi semua deposito di SVB, termasuk deposito di atas 250.000 dollar AS, yang berdasarkan peraturan seharusnya tidak ditalangi.
Pasar dan investor di AS tidak percaya akan ucapan Powell dan Yellen. Hal ini juga terlihat dari pengalihan simpanan nasabah bank-bank kecil ke bank-bank lebih besar dan kuat, yang dipersepsikan relatif aman. (AFP/AP/REUTERS)