Kolaborasi dan Kepercayaan Strategis Perkuat Kerja Sama Indonesia-Papua Niugini
Indonesia bersama-sama dengan Papua Niugini sepakat untuk berkembang bersama-sama. Basis kerja sama itu adalah sikap saling menghormati, percaya, dan saling menguntungkan.
Oleh
BONIFASIUS JOSIE SUSILO HARDIANTO
·4 menit baca
KOMPAS/B JOSIE SUSILO HARDIANTO
Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi saat menggelar pertemuan bilateral dengan mitranya Menlu Papua Niugini Justin Tksatchenko, Selasa (21/3/2023) di Gedung Pancasila, Kementerian Luar Negeri, Jakarta.
Jakarta, Kompas – Indonesia dan Papua Niugini sepakat untuk memperkuat kerja sama bilateral dan meningkatknya ke level yang lebih kokoh. Seiring itu, Indonesia bersama-sama dengan Papua Niugini sepakat untuk berkembang bersama-sama termasuk dengan negara-negara mitra di Pasifik Selatan. Untuk itu Indonesia siap terus membina kerja sama yang erat berbasis pada sikap saling menghormati, percaya, dan saling menguntungkan.
“Saya tegaskan kembali komitmen Indonesia untuk mendukung pembangunan di Indonesia negara-negara Pasifik, termasuk di Papua Niugini,” kata Menteri Luar Negeri, Retno LP Marsudi.
Penegasan itu disampaikan Retno saat menggelar konferensi pers bersama dengan mitranya Menlu Papua Niugini Justin Tksatchenko, Selasa (21/3/2023) di Gedung Pancasila, Kementerian Luar Negeri, Jakarta. Sebelumnya mereka menggelar pertemuan di Kebun Raya Bogor, Jawa Barat dan dilanjutkan dengan pertemuan bilateral di Gedung Pancasila.
Pertemuan itu merupakan bagian dari Joint Ministerial Commission (JMC) antara Indonesia-Papua Niugini. JMC kali ini merupakan pertemuan ke-3. Terakhir, JMC digelar pada tahun 2010. Sebelumnya kedua menteri telah bertemu di sela-sela Indonesia-Pacific Forum for Development (IPFD) dan Bali Democracy Forum, Desember tahun lalu di Bali.
Bagi Indonesia, Papua Nugini adalah tetangga dekat dan mitra strategis Indonesia untuk menjalin kemitraan yang lebih dalam dengan negara-negara Pasifik. “Indonesia sangat menghargai dukungan PNG yang kuat dan konsisten untuk Kedaulatan dan keutuhan wilayah Indonesia. Saat pertemuan kami pagi ini di Kebun Raya Bogor, kami menegaskan kembali komitmen kami untuk menjaga strategic trust sebagai prinsip dasar dalam mewujudkan hubungan yang lebih kuat,” kata Retno.
Konkret
Merujuk pada laman resmi Kementerian Luar Negeri, Indonesia terus mengupayakan hadir melalui sejumlah kerja sama konkret, termasuk sejumlah proyek fisik yang didedikasikan untuk negara-negara Pasifik Selatan. Dalam pernyataan persnya di sela-sela perhelatan Indonesia-Pacific Forum for Development (IPFD), 7 Desember 2022 lalu di Bali, Retno mengatakan, selama periode 1999-2021 Indonesia telah memberikan 211 bantuan teknis dan pembangunan yang melibatkan sekitar 1.900 peserta dari negara-negara Pasifik.
“Bantuan tersebut diberikan menyesuaikan dengan keperluan negara-negara penerima, sehingga ada ownership dari partner kita, negara-negara Pasifik,” kata Retno kala itu.
KOMPAS/PRAYOGI DWI SULISTYO
Bantuan dari Indonesia akan dikirimkan oleh TNI ke Fiji di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, Selasa (12/5/2020). Bantuan tersebut diberikan untuk membantu korban bencana alam akibat terjangan topan Harold yang terjadi di Fiji pada 8 April 2020 lalu.
IPFD sendiri memang diarahkan sebagai platform kerja sama yang terlembagakan antara Indonesia dengan Pasifik. Di bidang kesehatan, Indonesia juga memulai pembangunan rumah sakit di Kepulauan Solomon.
Dalam pertemuan dengan Justin Tksatchenko, Retno mengatakan, Indonesia menawarkan beasiswa untuk mahasiswa Papua Niugini sebagai wujud berkomitmen kerja sama di bidang pendidikan. Selain itu, Indonesia pun berkomitmen mendukung pengembangan fasilitas kesehatan di Vanimo dan Port Moresby.
Indonesia, tegas Retno, dalam beragam upaya berupaya mendukung pembangunan dan kemakmuran di Pasifik. “Sebagai bagian dari Pasifik, Indonesia akan tak henti-hentinya memastikan kawasan Pasifik menjadi bagian tak terpisahkan dari Indo-Pasifik yang stabil dan makmur. Sebagai Ketua ASEAN, Indonesia bertujuan untuk mempromosikan hubungan yang lebih erat antara ASEAN dan negara-negara Pasifik, termasuk dengan mendorong sekretariat untuk kerjasama sekretariat, antara ASEAN dan Forum Kepulauan Pasifik,” kata Retno.
Indonesia pun, kata Retno, mengundang Papua Niugini dan negara-negara Pasifik untuk berpartisipasi dalam Forum Infrastruktur Indo-Pasifik (IPIF). Forum ini menjadi platform untuk mendorong kerjasama konkrit antar negara di Indo-Pasifik. “Kami berbagi visi yang sama bahwa suara Pasifik harus didengar serta mengatasi tantangan global seperti bencana perubahan iklim. Indonesia berkomitmen kuat untuk itu, dan akan terus menjembatani Pasifik ke dunia,” kata Retno.
KOMPAS/B JOSIE SUSILO HARDIANTO
Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi saat menggelar konferensi pers bersama dengan mitranya Menlu Papua Niugini Justin Tksatchenko, Selasa (21/3/2023) di Gedung Pancasila, Kementerian Luar Negeri, Jakarta.
Berbicara setelah Retno, Justin mengapresiasi dukungan Indonesia untuk Papua Niugini. Justin menegaskan, kedua negara berkomitmen untuk selalu menghormati kedaulatan masing-masing pihak, dan sepakat untuk meningkatkan kerja sama. Ia menyoroti sejumlah isu bilateral yang pembahasannya terus mengalami kemajuan diantaranya perjanjian dasar tentang pengaturan perbatasan yang telah diratifikasi oleh Parlemen Papua Niugini.
Menurut Justin, dengan bekal itu kedua negara dapat mengelola perbatasan kedua negara yang manfaatnya dirasakan oleh rakyat. ”Papua Nugini sangat ingin memperkuat hubungan Indonesia-Papua Nugini dan membawanya ke tingkat berikutnya untuk kepentingan rakyat kedua negara, ekonomi kedua negara dan keamanan kawasan,” kata Justin.
Terkait dengan isu Pasifik, Justin mengatakan, Indonesia adalah mitra yang sangat strategis. “Mitra yang sangat kuat, mitra tradisional kami, dan kami berharap dapat melanjutkan hubungan ini,” kata Justin.