AS-Korsel Latihan Militer, Korut Tembakkan Dua Rudal Balistik
Korea Utara tidak menyukai latihan militer gabungan Korea Selatan dengan Amerika Serikat. Maka, Korut menembakkan dua rudal lagi.
Oleh
LARASWATI ARIADNE ANWAR
·2 menit baca
ASSOCIATED PRESS
Pemimpin tertinggi Korea Utara Kim Jong Un
SEOUL, SELASA — Korea Utara menembakkan dua rudal balistik jarak pendek pada Selasa (14/3/2023), tepat ketika Korea Selatan tengah menggelar latihan militer bersama dengan Amerika Serikat. Ketegangan di Semenanjung Korea kembali meningkat.
Angkatan Bersenjata Korea Selatan mengeluarkan keterangan resmi yang dikutip oleh kantor berita Yonhap. Rudal ditembakkan dari Jangyon di Provinsi Hwanghae Selatan yang terletak di sebelah barat daya Korut ke arah timur. ”Keduanya terbang sejauh 620 kilometer sebelum jatuh ke laut di sisi timur Korea Utara,” demikian bunyi keterangan tersebut.
Penembakan ini juga dipantau oleh Jepang. Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida mengatakan tengah mengumpulkan informasi lebih lanjut.
Pada Minggu (12/3/2023), Korut menembakkan dua rudal dari kapal selam. Adapun pada 10 Maret, Pemimpin Korut Kim Jong-un meninjau latihan militer dan kesiapan rudal balistik Hwasong. Menurut keterangan Kim yang dikutip kantor berita nasional Korut, KCNA, serangan itu ditujukan untuk menargetkan bandara musuh.
Penembakan rudal dari kapal selam ini terbang dalam pola angka delapan sepanjang 1.500 kilometer sebelum jatuh ke laut. ”Kita akan menghukum Amerika Serikat tanpa ampun,” kata Kim.
Saudari perempuan Kim, Kim Yo-jong, mengancam menjadikan Samudra Pasifik sebagai tempat uji coba nuklir Korut apabila AS, Korsel, dan Jepang masih melakukan latihan militer bersama. Pemerintah Korsel mengatakan, sepanjang tahun 2022, Korut melakukan 70 kali uji coba rudal balistik. Beberapa di antaranya merupakan rudal yang bisa dipasangi hulu ledak nuklir.
Korsel sampai dengan 23 Maret menggelar latihan militer bersama Amerika Serikat yang disebut ”Perisai Kebebasan” dan ”Perisai Pejuang”. Latihan mencakup di laut dan di darat. Salah satu aspeknya adalah simulasi menghadapi serangan Korut.
AP PHOTO/AHN YOUNG-JOON
Prajurit Korea Selatan melakukan latihan militer bersama Amerika Serikat yang dinamai Perisai Kebebasan di Seoul pada 24 Agustus 2022.
Kim Jong-un sejak dulu menentang latihan-latihan militer ini dan mengecapnya sebagai provokasi AS di Asia Timur. Korut bersama dengan China dan Rusia memperkuat aliansi menentang AS. Sebaliknya, Washington mempererat hubungan dengan Seoul dan Tokyo.
AS dan sekutunya berusaha meningkatkan sanksi atas Korut. Akan tetapi, China dan Rusia selalu menghalangi, terutama di Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa karena sebagai anggota tetap mereka memiliki hak veto.
Penasihat Keamanan Gedung Putih Jake Sullivan menjelaskan, sejak tahun 2016, Korut berusaha meningkatkan kapasitas rudalnya dengan fokus penembakan dari kapal selam. Metode ini dipilih karena kapal selam bisa menjadi moda yang tidak terdeteksi sehingga tidak ada yang bisa menebak posisinya.
Namun, berbagai kajian mengenai militer Korut menyebutkan, masih butuh waktu lama bagi Korut untuk memiliki dana ataupun teknologi yang memungkinkan membangun kapal selam canggih dan siluman. Pada Februari 2022, PBB mengeluarkan laporan bahwa Korut membiayai program militer mereka dari peretasan dan pencurian aset kripto global. (AP)