Sekjen NATO Jens Stoltenberg memerkirakan Bakhmut bisa jatuh ke tangan militer Rusia dalam beberapa hari mendatang. Bakhmut memiliki nilai simbolik dan strategis bagi Rusia dan Ukraina.
Oleh
MAHDI MUHAMMAD
·5 menit baca
AFP/IHOR TKACHOV
Dua anggota pasukan Ukraina tengah mempersiapkan meluncurkan mortar yang diarahkan ke posisi militer Rusia di di sebuah lokasi di Bakhmut, wilayah Donetsk, Ukraina, Jumat (9/12/2022). Militer Rusia melancarkan serangan ke wilayah ini dan mencoba mengontrolnya setelah mereka kehilangan kendali atas Kherson.
Stockholm, Kamis — Sekretaris Jenderal Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) mengingatkan bahwa Bakhmut, kota di Ukraina timur, bisa lepas ke tangan Rusia dalam beberapa hari mendatang. Bila hal ini terjadi, Rusia bisa mendapat kemenangan simbolik sekaligus menjadi gerbang bagi tentara Rusia untuk merangsek ke kota-kota utama lain di sekitarnya.
Pernyataan Stoltenberg itu disampaikan di sela-sela pertemuan menteri pertahanan Uni Eropa di Stockholm, Swedia, Rabu (8/3/2023), tidak lama setelah kelompok tentara bayaran Wagner asal Rusia mengklaim bahwa mereka berhasil merebut tepian timur kota tersebut.
"Apa yang kita lihat adalah bahwa Rusia mengerahkan lebih banyak pasukan, dan apa yang kurang dalam kualitas mereka coba perbaiki secara kuantitas. Kami tidak dapat mengesampingkan bahwa Bakhmut pada akhirnya akan jatuh dalam beberapa hari mendatang," katanya. Dia menambahkan, jatuhnya Bakhmut tidak bisa dinilai sebagai titik balik perang.
Bakhmut, kota kecil yang berjarak sekitar 685 kilometer tenggara Ibu Kota Kyiv menjadi lokasi pertempuran sengit dan paling berdarah antara militer Ukraina dan Rusia selama tujuh bulan terakhir. Mengutip BBC, sejumlah analis militer Barat memerkirakan, militer Rusia kehilangan 20.000-30.000 anggotanya dalam pertempuran di Bakhmut.
Yevgeny Prigozhin, bos milisi bayaran Wagner mengatakan, seluruh sisi timur Sungai Bakhmutka, sungai yang membagi Bakhmut, telah dikuasai sepenuhnya oleh pasukannya. Sementara, pusat kota yang terletak di bagian barat, saat ini masih coba dipertahankan oleh sekitar 13.000 tentara Ukraina.
AFP/ DIMITAR DILKOFF
Seorang perempuan tua berdiri di halamah rumahnya setelah serangan udara terjadi di Kota Chasiv Yar, dekat Bakhmut, Ukraina timur, 28 Februari 2023. Militer Ukraina dilaporkan akan melepas Bakhmut. (
Analis militer Ukraina Oleh Zhdanov mengatakan bahwa selain distrik Zabakhmutka di pinggiran timur Bakhmut, Rusia telah merebut distrik Ilyinivka di sisi utara. Dia menyebut situasi Bakhmut kritis. Selain itu dia juga menyebut, pasukan Rusia juga telah memperoleh keuntungan di dekat Avdiivka di selatan Bakhmut serta di utara sekitar Svatovo.
Efek berantai
Kejatuhan Bakhmut bisa berefek karambol terhadap kota-kota di sekitarnya. Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengatakan, jika Bakhmut jatuh ke tangan Rusia, militer Negeri Beruang Merah itu bisa melangkah jauh, menyerang kota-kota terdekat di wilayah Donetsk.
"Mereka bisa pergi ke Kramatorsk, mereka bisa pergi ke Sloviansk, itu akan menjadi jalan terbuka bagi Rusia, setelah Bakhmut, ke kota-kota lain di Ukraina, ke arah Donetsk," kata Zelensky dalam wawancara dengan stasiun televisi CNN, Rabu.
Berdasarkan hitung-hitungan strategis itu, Zelenskyy mengatakan, pasukan Ukraina memutuskan tetap tinggal untuk mempertahankan Bakhmut.
AFP/AFPTV
Foto yang diambil dari AFPTV memperlihatkan kondisi kota Bakhmut pada 27 Februari 2023.
“Kami memang harus memikirkan kehidupan militer kami. Tapi kami semua harus melakukan apapun yang kami bisa selagi kami mendapatkan senjata, perbekalan, dan tentara bersiap untuk serangan balasan,” katanya.
Ukraina terus berupaya mendapatkan pasokan alutsista dari NATO dan sekutu-sekutunya, termasuk negara-negara Asia. Korea Selatan adalah negara di Asia pertama yang mengakui bahwa alutsista mereka, secara tidak langsung, digunakan oleh militer Ukraina melalui Polandia. Pertemuan menhan negara-negara anggota UE dalam dua hari terakhir membahas rencana mereka untuk mempercepat pasokan amunisi persenjataan artileri medan, howitzer 155 mm, untuk Ukraina.
Simbolis atau Strategis
Setelah tujuh bulan menjadi lokasi pertempuran sengit, menurut Wakil wali Kota Oleksandr Marchenko, nyaris tidak ada bangunan di Bakhmut yang tidak terkena gempuran artileri militer Rusia. "Kota ini hampir hancur. Tidak ada satu bangunan pun yang tidak tersentuh dalam perang ini,” kata Marchenko, dikutip dari BBC.
Kota kecil yang semula berpenduduk sekitar 80.000 jiwa ini sekarang menjadi rebutan antara Ukraina dan Rusia. Analis militer menilai, dengan posisinya, kota yang dikenal sebagai kota tambang garam dan gipsum serta kilang anggur, memiliki nilai strategis yang kecil.
Meski memiliki nilai strategis yang kecil, sejumlah analis militer menilai, Bakhmut memiliki nilai simbolis dalam perang antara Ukraina (yang didukung oleh negara-negara barat) menghadapi Rusia.
AFP/IHOR TKACHOV
Pasukan Ukraina dari Brigade ke-24 tengah memasukkan sejumlah amunisi ke persentaan berat mereka (2S1 Gvozdika) di sebuah lokasi di Bakhmut, wilayah Donetsk, Ukraina, Sabtu (10/12/2022). Militer Rusia melancarakan serangan ke wilayah ini dan mencoba untuk mengontrolnya setelah mereka kehilangan kendali atas Kherson.
Serhii Kuzan, Kepala Pusat Keamanan dan Kerjasama Ukraina, mengatakan, tindakan Rusia tidak murni militer, tapi juga politis. “Rusia akan terus mengorbankan ribuan nyawa untuk mencapai tujuan politik mereka,” katanya.
Komandan Rusia juga ingin mengambil Bakhmut karena alasan militer. Mereka berharap itu bisa memberi mereka batu loncatan untuk keuntungan teritorial lebih lanjut. Seperti yang dicatat Kementerian Pertahanan Inggris pada bulan Desember, merebut kota "berpotensi memungkinkan Rusia untuk mengancam daerah perkotaan yang lebih besar di Kramatorsk dan Sloviansk. Apalagi setelah kemajuan mereka menguasai kota-kota Ukraina sangat lambat, kemenangan di Bakhmut menjadi sangat penting bagi Rusia.
Keberadaan tentara bayaran Wagner juga menjadi sangat simbolik di Bakhmut. Kemampuan menguasai Bakhmut menjadi pertaruhan reputasi bagi Prigozhin pada Moskwa, terutama karena dia ingin memperlihatkan bahwa anggotanya bisa melakukan lebih baik daripada tentara reguler Rusia.
Jika dia tidak berhasil di sini, pengaruh politiknya di Moskow akan berkurang. Menurut Kuzan, ini adalah perjuangan politik untuk mendapatkan pengaruh di Kremlin.
AFP/IHOR TKACHOV
Dua anggota pasukan Ukraina tengah mempersiapkan meluncurkan mortar ke posisi militer Rusia di di sebuah lokasi di Bakhmut, wilayah Donetsk, Ukraina, Jumat (9/12/2022). Militer Rusia melancarkan serangan ke wilayah ini dan mencoba untuk mengontrolnya setelah mereka kehilangan kendali atas Kherson.
Sementara, bagi Ukraina, tidak hanya menahan kemungkinan jatuhnya kota-kota lain di sekitar Bakhmut, pertempuran di kota ini menjadi kesempatan bagi pasukan Ukraina untuk membuktikan kedigdayaannya dan melemahkan kepercayaan diri tentara Rusia.
Sumber-sumber NATO memperkirakan lima orang tentara Rusia tewas oleh satu tentara Ukraina. Sekretaris Keamanan Nasional Ukraina, Oleksiy Danilov, mengatakan rasionya bahkan lebih tinggi, yaitu tujuh banding satu.
"Selama Bakhmut memenuhi fungsinya, memungkinkan kita untuk menghancurkan pasukan musuh, untuk menghancurkan lebih banyak dari mereka secara proporsional daripada kerugian yang ditimbulkan musuh pada kita, sampai saat itu kita tentu saja akan terus mempertahankan Bakhmut,” kata Kuzan. "Dengan mempertahankan kotanya, Ukraina juga menahan pasukan Rusia yang dapat ditempatkan di tempat lain di garis depan".
Mick Ryan, purnawirawan Jenderal Angkatan Bersenjata Australia dan ahli strategi perang meyakini pada satu titik, tentara Ukraina akan mundur ke Kramatorsk. Dari sana, tentara Ukraina akan melakukan perlawanan lebih hebat dan keras terhadap militer Rusia. “Setiap kemajuan di wilayah Kramatorsk kemungkinan besar akan sama berdarahnya bagi Rusia seperti upayanya saat merebut Bakhmut,” kata Ryan.