Pekan lalu, Korut memperingatkan respons kuat yang tidak pernah terjadi sebelumnya terhadap rencana latihan perang bersama AS-Korsel. Korut menggambarkan latihan itu sebagai persiapan invasi.
Oleh
FRANSISCA ROMANA
·3 menit baca
KOREAN CENTRAL NEWS AGENCY/KOREA NEWS SERVICE VIA AP
Foto yang disediakan Pemerintah Korea Utara memperlihatkan uji peluncuran rudal balistik antarbenua (ICBM) Hwasong-15 di Bandara Internasional Pyongyang, Korea Utara, 18 Februari 2023.
PYONGYANG, MINGGU — Korea Utara mengakui telah menembakkan rudal balistik antarbenua (ICBM) sebagai peringatan bagi Amerika Serikat dan Korea Selatan. Peluncuran itu juga menegaskan kemampuan Pyongyang untuk menyerang balik secara cepat atas kemungkinan serangan dari musuh-musuhnya.
Juru bicara Pemerintah Korut, Kim Yo Jong, mengklaim, langkah AS dan Korsel justru yang membahayakan situasi setiap saat dan menghancurkan stabilitas kawasan. ”Saya peringatkan, kami akan mengawasi setiap pergerakan musuh serta melawan balik dengan pembalasan yang sangat kuat dan berbahaya terhadap setiap langkah yang jahat terhadap kami,” ujarnya seperti dikutip kantor berita Korut, KCNA, Minggu (19/2/2023).
Rudal ICBM Hwasong-15 diluncurkan pada Sabtu (18/2/2023) atas perintah mendadak dari Pemimpin Korut Kim Jong Un menanggapi rencana latihan perang bersama AS-Korsel. KCNA menyebut, rudal itu meluncur sejauh 989 kilometer hingga ketinggian maksimum 5.768 kilometer sebelum mengenai sasaran yang telah ditentukan di perairan terbuka di lepas pantai sebelah barat Jepang setelah terbang selama sekitar 1 jam.
Korut memuji peluncuran rudal Hwasong-15 itu dan menyebutnya sebagai bukti nyata kapasitas serangan balik nuklir yang fatal terhadap musuh-musuhnya. Hwasong-15 pertama kali diuji coba pada 2017.
AP PHOTO/AHN YOUNG-JOON
Sebuah layar televisi menunjukkan gambar Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un (kanan) bersama putrinya, Kim Ju Ae, saat program berita di Stasiun Kereta Seoul di Seoul, Korea Selatan, 18 Februari 2023. Korut meluncurkan uji coba rudal balistik antarbenua pada hari itu.
Peluncuran ICBM dipandu oleh Kantor Umum Rudal dan dilakukan dalam ”perintah siaga perang daya tembak darurat” yang diberikan saat dini hari. Disusul kemudian dengan perintah tertulis oleh Kim Jong Un. Kantor rudal itu, menurut para pengamat isu Korut, menunjukkan negara itu mungkin telah mendirikan unit militer yang ditugasi mengoperasikan ICBM baru.
Pekan lalu, Korut memperingatkan respons kuat yang tidak pernah terjadi sebelumnya terhadap rencana latihan perang bersama AS-Korsel. Korut menggambarkan latihan itu sebagai persiapan invasi. Kementerian Luar Negeri Korut pada Jumat mengancam tindakan keras setelah Korsel mengumumkan rangkaian latihan perang dengan AS yang bertujuan mempertajam respons mereka atas ancaman Korut.
Sebelumnya Korut menyatakan diri sebagai negara nuklir yang tidak bisa ditawar lagi. Sebagai respons, Presiden Korsel Yoon Suk Yeol memperkuat kerja sama dengan sekutu utamanya, AS, dan berencana menggelar latihan bersama pada Maret mendatang. Latihan itu dimaksudkan untuk memperluas latihan militer bersama dengan mengembangkan kekuatan penggertak, termasuk dengan aset nuklir.
Analis menyebut, Korut mungkin akan melakukan tes senjata serupa, termasuk rudal berbahan bakar padat yang memungkinan militernya mengerahkan rudal lebih cepat saat terjadi perang. ”Peluncuran pada Sabtu kemarin signifikan karena diperintahkan hari itu juga. Jadi, ini bukan uji coba biasa, melainkan sebuah latihan,” kata Ankit Panda, analis yang berbasis di AS.
KOREAN CENTRAL NEWS AGENCY/KOREA NEWS SERVICE VIA AP
Foto yang disediakan Pemerintah Korea Utara memperlihatkan uji coba rudal balistik antarbenua Hwasong-15 di Bandara Internasional Pyongyang, Korea Utara, 18 Februari 2023.
Yang Moo-jin, profesor pada University of North Korean Studies di Seoul, mengatakan, uji rudal terbaru ini menunjukkan Pyongyang dilengkapi dengan sistem yang mampu meluncurkan ICBM berbahan bakar cair kurang dari setengah hari setelah perintah diberikan tanpa perencanaan terlebih dahulu. Dia memperingatkan kini situasi keamanan di Semenanjung Korea bisa memburuk dalam beberapa bulan ke depan, terlebih dengan adanya latihan perang AS-Korsel.
Semua langkah Korut ini, menurut Park Won-gon, profesor pda Ewha University, mengarah pada dimulainya provokasi intens dari Korut. ”Yang berbeda dari 2022, tahun lalu mereka membenarkan uji coba rudal sebagai rencana militer lima tahunan. Kini Korut memperjelas bahwa mereka akan melawan AS dan Korsel,” katanya.
Ia menambahkan, agresi berlipat ganda dari Korut juga bisa mengindikasikan situasi domestik yang memburuk. Para pejabat Korsel baru-baru ini memperingatkan, Korut bisa menghadapi kekurangan pangan setelah isolasi selama pandemi Covid-19. ”Korut selalu membuat pendekatan keras dan menciptakan krisis eksternal sebagai bagian dari taktik ’merebut mentalitas’ untuk mengatasi kesulitan internal. Sangat tipikal perilaku Korut, menyatukan rakyat dengan menegaskan ancaman Korut dan AS,” ujar Park. (AP/AFP/REUTERS)