NATO mengatakan, mereka tidak akan mampu memenuhi kebutuhan senjata Ukraina karena produksi terbatas dan tidak bisa ditingkatkan begitu saja.
Oleh
LARASWATI ARIADNE ANWAR
·4 menit baca
MAHDI MUHAMMAD
Sekretaris Jenderal Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) Jens Stoltenberg (kanan) menyambut kedatangan Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Alexander Grushko (tengah), dan Wakil Menteri Pertahanan Rusia Alexander Fomin (kiri) di markas NATO, Brussles, Belgia, 12 Januari 2022. Mereka membicarakan soal Ukraina. Satu bulan kemudian, Rusia menginvasi Ukraina.
BRUSSELS, KAMIS – Persediaan amunisi Ukraina semakin menipis, sementara peperangan antara Ukraina dengan Rusia tidak menunjukkan tanda-tanda akan berhenti. Kebutuhan Ukraina akan senjata mendesak dipenuhi, tetapi ternyata Pakta Pertahanan Atlantik Utara atau NATO tidak sepenuhnya mampu memenuhinya.
“Ukraina menggunakan amunisi setiap hari dalam jumlah yang lebih besar dari produksi satu negara anggota NATO,” kata Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg di Brussels, Belgia, Kamis (16/2/2023), setelah aliansi itu mengadakan pertemuan antarmenteri pertahanan.
Ia menjelaskan, kemampuan negara-negara anggota NATO memproduksi senjata tidak bisa menutupi kebutuhan senjata Ukraina. Hal ini karena produksi senjata di negara-negara Barat selama 20 tahun terakhir berkurang drastis sebagai pengaruh dari suasana kawasan yang relatif damai. Berbagai cadangan persenjataan yang mereka punya telah dikirim ke Ukraina selama satu tahun terakhir sejak Rusia melancarkan invasi ke Ukraina pada 24 Februari 2022.
Meningkatkan produksi senjata bukan suatu hal yang bisa dilakukan begitu saja. Pertama, ada persoalan pemenuhan bahan baku yang mahal. Di tengah dunia masih berusaha pulih dari dampak pandemi Covid-19, kuota produksi senjata tidak akan bisa ditambah dengan cepat. Kedua ialah persoalan kapasitas pabrik senjata itu sendiri karena meningkatkan produksi juga kemungkinan harus disertai penambahan luas pabrik maupun jumlah tenaga kerja.
Selain itu, juga ada faktor pengendalian mutu. Negara-negara anggota NATO tidak akan mau mengorbankan seluruh prosedur uji kelayakan guna memastikan senjata itu akurat dan stabil.
AP/OLIVIER MATTHYS
Pertemuan para pemimpin negara-negara anggota NATO, yang digelar secara hibrid, di markas NATO, Brussels, Belgia, 25 Februari 2022.
Hal ini berbeda dengan Rusia yang mengalihkan perekonomiannya menjadi produksi senjata sejak invasi dilancarkan. Peneliti peperangan darat di Institut Kajian Pertahanan Kerajaan Inggris (RUSI) Jack Watling dalam surat kabar The Telegraph menjelaskan, di Rusia peningkatan produksi persenjataan tidak diiringi kewajiban penjaminan mutu dari pabrik-pabrik karena targetnya adalah kuantitas.
Menteri Pertahanan Estonia Hanno Pevkur mengatakan, Ukraina harus memenangi peperangan melawan Rusia. Estonia, salah satu negara bekas pecahan Uni Soviet, memiliki perbatasan dengan Rusia. Bagi negara-negara ini, apabila perilaku invasif Rusia tidak dihentikan di Ukraina, Moskwa akan mengancam kedaulatan negara-negara pecahan Soviet lainnya.
Meskipun demikian, Stoltenberg menekankan bahwa NATO tidak berperang melawan Rusia. “Ukraina yang berperang melawan Rusia. Kami murni membantu Ukraina mempertahankan diri,” ujarnya.
Anggota NATO, Amerika Serikat, telah menyumbang dana sebesar 27,4 miliar dollar AS untuk pertahanan Ukraina. Negara-negara di Eropa menyumbang 19 miliar dollar AS. Sumbangan ini di luar bantuan kemanusiaan dan perekonomian.
AFP/KENZO TRIBOUILLARD
Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg memberikan keterangan pers menjelang pertemuan para menteri pertahanan negara-negara anggota NATO di markas NATO, Brussels, Belgia, 13 Februari 2023.
Adapun sekutu Rusia, yaitu Belarus, mengeluarkan pernyataan Presiden Belarus Alexander Lukashenko bahwa mereka pasti turun tangan mempertahankan Rusia apabila diserang Ukraina.
Mencari senjata
Sementara itu, Ukraina terus melakukan tur ke negara-negara sahabat untuk mencari bantuan persenjataan. AS sedang bersiap mengirim 31 unit tank M1 Abrams dan Inggris hendak mengirim 14 tank Challenger 2. Perancis menyumbang tank Leclerc, meriam Caesar, dan artileri pertahanan udara Mamba. Adapun Jerman tengah mengumpulkan tank Leopard 2 milik mereka.
Seperti dilansir surat kabar The New Voice of Ukraine, Belanda dan Denmark batal mengirim tank untuk Ukraina. Belanda memiliki 18 unit Leopard 2 yang semuanya merupakan pinjaman dari Jerman. Perdana Menteri Belanda Mark Rutte pada Rabu (15/2/2023) mengatakan, tank-tank itu tidak bisa dialihkan ke Ukraina. Oleh sebab itu, Belanda dan Denmark memilih membantu mengirim amunisi untuk tank Leopard 2 yang diperoleh Ukraina dari Jerman.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengatakan, bantuan pesawat tempur akan menentukan kemenangan Ukraina. Sejauh ini, Polandia, Estonia, Latvia, dan Lituania berjanji mengirim pesawat Lockheed Martin F-16. AS sudah tegas menolak tidak akan mengirim pesawat tempur ataupun rudal jarak jauh karena risiko kekeliruan target terlalu besar.
AP/MICHAEL SOHN
Sebuah tank Leopard 2 saat dipamerkan di hadapan awak media oleh Angkatan Bersenjata Jerman (Bundeswehr) di Munster dekat Hannover, Jerman, 28 September 2011.
Zelenskyy berniat bertemu langsung dengan para kepala negara dan pemerintahan tujuh negara terkaya atau G7 agar bisa membicarakan hal ini secara mendalam. Menurut Duta Besar Ukraina di Jepang Sergiy Korsunsky kepada kantor berita Kyodo, Menteri Luar Negeri Jepang Yoshimasa Hayashi sudah mengirim undangan ke Zelenskyy untuk menghadiri pertemuan para menlu G7 di Hiroshima pada hari Sabtu (18/2/2023).
Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak dan Presiden Perancis Emmanuel Macron mengatakan, tidak tertutup kemungkinan kedua negara di Eropa Barat itu suatu saat mengirim pesawat tempur ke Ukraina. Akan tetapi, keduanya berpendapat bahwa pesawat tempur bukan langkah yang strategis karena pilot-pilot beserta sistem pertahanan udara Ukraina akan memerlukan waktu lama untuk beradaptasi pada sistem pertahanan berstandar NATO.
Situasi di Ukraina kembali memanas karena pada Kamis dini hari, Rusia menembakkan 32 rudal. Kyiv berhasil menangkal serangan setengah dari rudal-rudal itu. Setengahnya lagi lolos menimpa Dnipropetrovks dan Kirovohrad. Wakil Menteri Pertahanan Ukraina Hanna Malyar menuturkan, serangan Rusia sekarang terpusat di sebelah timur.
Bakhmut menjadi garis depan pertempuran. Bagi Rusia, jika berhasil menduduki Bakhmut, kemungkinan besar mereka juga bisa menguasai Kramatorks dan Sloviansk. Ketiga daerah ini berada di Donetsk. Kelompok tentara bayaran Wagner yang bekerja untuk Rusia mengatakan, mereka menargetkan kejatuhan Bakhmut paling lama bulan April 2023. (AFP/AP/REUTERS)