Mantan PM Imran Khan Selamat dari Upaya Pembunuhan
Pakistan memiliki rekam jejak tragedi pembunuhan terhadap tokoh-tokoh politiknya. Mantan PM Imran Khan selamat dari upaya pembunuhan saat berkampanye di hadapan pendukungnya di Lahore. Ia tertembak di kaki.
Oleh
MUHAMMAD SAMSUL HADI
·4 menit baca
AFP/ARIF ALI
Mantan Perdana Menteri Pakistan Imran Khan berpidato di hadapan pendukungnya dalam pawai antipemerintah yang bergerak menuju Islamabad di Gujranwala, Pakistan, Selasa (1/11/2022).
ISLAMABAD, JUMAT — Mantan Perdana Menteri Pakistan Imran Khan dilaporkan dalam kondisi stabil setelah tertembak di bagian kakinya saat berkampanye di Lahore, Kamis (3/11/2022). Sebuah peluru menghantam dan bersarang di betis kanannya setelah seorang pria melepaskan serentetan tembakan ke arah truk yang dinaiki Khan dalam kampanye tersebut.
Seorang pria tewas dalam insiden tersebut. Selain Khan, enam orang lainnya juga terkena tembakan. Keterangan lainnya menyebutkan, sembilan orang luka-luka.
Sejumlah tokoh menyebut insiden itu sebagai upaya pembunuhan. Presiden Pakistan Arif Alvi melalui cuitan di Twitter mengatakan kasus itu sebagai ”upaya pembunuhan yang mengerikan”.
Pada saat kejadian, Khan tengah memimpin konvoi kampanye politik yang diikuti oleh ribuan orang. Sejak Jumat pekan lalu, ia mengadakan kampanye dengan berkonvoi dari Lahore menuju ibu kota Islamabad dalam upaya mendesak digelarnya pemilu. Khan digulingkan dari jabatan PM melalui mosi tidak percaya di parlemen, April 2022.
”Ini adalah upaya untuk membunuhnya, untuk melenyapkannya,” kata Raoof Hasan, asisten senior Khan, kepada kantor berita AFP.
Saat truk yang dinaiki Khan bergerak perlahan membelah kumpulan massa di daerah dekat Gujranwala, Distrik Wazirabad, sekitar 200 kilometer dari Islamabad, seorang pria memberondongkan tembakan ke arah Khan. Beberapa pejabat partai Pakistan Tehreek-e-Insaf (PTI) pimpinan Khan juga terkena tembakan.
”Semua yang berdiri di barisan terdepan kena tembakan,” ujar Fawad Chaudhry, mantan Menteri Informasi, yang berdiri persis di belakang Khan. Chaudhry menambahkan, para pendukung Khan segera mengerubuti sang pria penembak dan berupaya merebut senjata di tangannya.
AFP/AAMIR QURESHI
Aparat penyelidik memeriksa kendaraan bak terbuka yang dinaiki mantan PM Imran Khan dalam kampanye partainya, beberapa jam setelah insiden penembakan terhadap Khan di Wazirabad, Pakistan, Kamis (3/11/2022).
”Andai sang penembak tidak dihentikan orang-orang, seluruh pimpinan PTI bakal lenyap,” kata Chaudhry, yang kini jubir PTI, kepada kantor berita Reuters.
Menarget Khan
Menteri Informasi Pakistan Marriyum Aurangzeb mengatakan, pria penyerang itu telah ditahan. Pria tersebut diidentifikasi bernama Faisal Butt.
Dalam video yang beredar luas, pria tersebut mengatakan, ”Saya melakukannya karena (Khan) menyesatkan publik, saya berupaya membunuhnya, saya sudah mencoba yang terbaik,” ujar pria itu, seperti terlihat di video tersebut. ”Hanya Imran Khan yang jadi target saya.”
Pria tersebut menambahkan, dirinya juga marah pada terus diputarnya musik dalam kampanye Khan saat berkumandang adzan di masjid sebagai panggilan untuk mendirikan shalat lima waktu.
Aparat kepolisian Pakistan belum mengeluarkan keterangan terkait insiden upaya pembunuhan terhadap Khan tersebut. Faisal Sultan, dokter yang menangani Khan di Rumah Sakit Shaukat Khanum, Lahore, mengungkapkan bahwa Khan dalam kondisi stabil.
AFP/ARIF ALI
Pendukung mantan Perdana Menteri Pakistan Imran Khan meletakkan bunga di depan rumah sakit tempat Khan dirawat setelah terkena tembakan dalam kampanye di Lahore, Pakistan, Kamis (3/11/2022).
Insiden di Pakistan tersebut mengundang kecaman dari berbagai belahan dunia. Salah satu kecaman itu datang dari Amerika Serikat. ”Tidak ada tempat bagi kekerasan dalam politik. Kami menyerukan semua pihak untuk menahan diri dari kekerasan, penghinaan, dan intimidasi,” kata Menlu AS Antony Blinken melalui pernyataan tertulis.
”Amerika Serikat berkomiten secara mendalam terhadap terwujudnya Pakistan yang demokratis dan damai. Kami bersama rakyat Pakistan,” ujar Blinken melanjutkan. Pada masa pemerintahan PM Khan, Pakistan mengalami hubungan yang kurang harmonis dengan AS.
PM Sharif-intelijen dituding
Dalam pernyataan yang diunggah melalui video, salah satu asisten Khan, Asad Umar, yakin Perdana Menteri Shehbaz Sharif, Menteri Informasi Rana Sanaullah, dan pejabat intelijen Mayor Jenderal Faisal Naseer berada di balik serangan terhadap Khan. Umar tidak menyajikan bukti-bukti atas tuduhannya.
Saat berbicara kepada wartawan, Sanaullah menepis tudingan Umar. Ia mengatakan, pemerintahan koalisi pimpinan Sharif telah memerintahkan penyelidikan atas insiden tersebut. Militer Pakistan belum memberikan tanggapan saat diminta konfirmasinya terkait tuduhan Umar.
Serangan terhadap Khan mengingatkan insiden pembunuhan mantan PM lainnya, Benazir Bhutto, pada 2007. Perempuan PM itu tewas akibat ledakan bom di dekat kendaraannya saat menyambut para pendukungnya di Rawalpindi. Beberapa bulan sebelumnya, Bhutto lolos dari pembunuhan saat rombongan kendaraannya menjadi sasaran serangan. Lebih dari 130 orang tewas dalam insiden serangan itu.
KOMPAS/IWAN SETIYAWAN
Berita terbunuhnya Benazir Bhutto menjadi berita utama di halaman 1 harian Kompas edisi 28 Desember 2007.
Khan (70) terpilih menjadi PM pada 2018. Namun, kegagalannya dalam menangani krisis ekonomi plus perselisihannya dengan militer berujung pada mosi tidak percaya di parlemen, April 2022.
Ia digantikan oleh PM Shahbaz Sharif. Sharif mengecam serangan tersebut dan memerintahkan aparat untuk menggelar investigasi atas insiden itu. ”Kekerasan tidak ada tempatnya dalam politik negeri kita,” ujar Sharif, sambil mendoakan demi kesembuhan Khan.
Sejak digulingkan dari kursi PM, Khan terus-menerus berkampanye dari satu kota ke kota lainnya di Pakistan. Ia biasanya berpidato di atas kendaraan bak terbuka. Khan beberapa kali menyampaikan di hadapan pendukungnya bahwa ia siap mati demi negeri Pakistan. Sejumlah pembantunya telah mengingatkan adanya berbagai ancaman untuk membunuh Khan.
Pakistan memiliki rekam jejak yang panjang dalam insiden-insiden pembunuhan berlatar belakang politik. Selain pembunuhan Bhutto, perempuan pertama yang terpilih menjadi pemimpin di negara Muslim secara demokratis, Zulfikar Ali Bhutto (ayah Benazir dan mantan PM Pakistan), juga dihukum gantung setelah digulingkan oleh Jenderal Mohammed Zia ul-Haq dalam kudeta tahun 1977.
Zia sendiri tewas dalam kecelakaan pesawat tahun 1988. Para penyelidik menyebut, insiden tersebut diperkirakan sebagai aksi sabotase. Kecelakaan pesawat kala itu juga menewaskan duta besar AS dan 28 orang lainnya. (AP/AFP/REUTERS)