Italia Memasuki Masa Fasisme Baru di Bawah PM Meloni
Italia dipimpin oleh kelompok sayap kanan neo-fasisme. Ada kekhawatiran semakin banyaknya pemerintahan berbasis haluan ini akan menggerus demokrasi di Eropa.
Oleh
LARASWATI ARIADNE ANWAR
·3 menit baca
ROMA, MINGGU —” Giorgia Meloni dilantik sebagai perempuan pertama yang menjabat Perdana Menteri Italia. Banyak pihak mengkhawatirkan kepemimpinannya yang menganut politik sayap kanan akan melemahkan persatuan serta nilai-nilai demokratis Uni Eropa.
Meloni dilantik di Istana Quirinal di Roma pada Sabtu (22/10/2022) oleh Presiden Italia Sergio Mattarella. Meloni menggantikan Mario Draghi yang merupakan mantan Presiden Bank Sentral Eropa dan menganut politik moderat serta mengedepankan persatuan dan kesetaraan.
Meloni berasal dari partai politik Persudaraan Italia yang disebut sebagai bagian dari gerakan neo-fasis. Mereka menganut politik sayap kanan. Persaudaraan Italia memenangi 26 persen suara dalam pemilihan umum. Bersama dengan dua partai neo-fasis lain, yakni Forza Italia yang dipimpin mantan PM Silvio Berlusconi dan Liga Italia pimpinan Matteo Salvini, mereka memenangi suara mayoritas.
Koalisi ini merupakan pemerintahan fasisme terbesar di Italia sejak Perang Dunia II ketika Benito Mussolini yang dekat dengan pemimpin Nazi Jerman Adolf Hitler dikalahkan. Pada Jumat (21/10/2022), setelah rapat yang dikabarkan berjalan alot, Meloni menyetujui Liga Italia dan Forza Italia masing-masing mendapat lima kursi di kabinet. Persaudaraan Italia mendapat sembilan kursi. Sisa kursi diberikan kepada teknokrat. Total ada 24 kursi di kabinet dan enam di antaranya diduduki oleh perempuan.
Meloni, Berlusconi, dan Salvini, walaupun sama-sama berhaluan kanan, ternyata tidak sepenuhnya akur. Ketika Rusia menginvasi Ukraina pada Februari 2022, Italia di bawah Mario Draghi cepat menjatuhkan sanksi ekonomi kepada Moskwa. Meloni menyetujui hal ini dan juga memberi batasan harga untuk impor gas Rusia.
Sebaliknya, Berlusconi adalah kawan baik Presiden Rusia Vladimir Putin. Ia justru menyalahkan Ukraina yang bermain mata dengan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) sebagai penyebab Rusia menyerang negara itu.
Meskipun begitu, pemerintahan Meloni telah membuat pernyataan melalui Wakil PM sekaligus Menteri Luar Negeri Antonio Tajani. ”Italia terus bersama Ukraina dan akan tetap mengirim bantuan,” ujarnya.
Adapun Meloni dan Salvini setali tiga uang dalam kebijakan soal imigran. Mereka sama-sama menolak kedatangan imigran ilegal. Meloni ingin membuat kebijakan menghapus asas ius soli bagi anak-anak migran. Ius soli berarti kewarganegaraan otomatis diberikan kepada anak migran yang lahir di Italia.
Dalam pidato pelantikannya, Meloni mengatakan akan menguatkan hubungan dengan Polandia dan Hongaria. Kedua negara itu saat ini juga memiliki pemerintahan sayap kanan. Meloni juga ingin membangun relasi dengan faksi-faksi kanan di Spanyol dan Swedia. Hal ini mengkhawatirkan sebagian masyarakat karena haluan kanan banyak bertentangan dengan nilai-nilai demokrasi liberal Uni Eropa (UE). Bahkan, Meloni mengungkapkan ingin mengurangi pengaruh UE di Italia.
Ekonomi
Pemerintahan Meloni menghadapi ujian terbesar berupa resesi ekonomi dan krisis energi. Sebagai gambaran, utang negara kini sebesar 150 persen dari pendapatan domestik bruto. Pandemi Covid-19 melambatkan ekonomi dan perang Rusia-Ukraina mengakibatkan krisis energi.
Firma konsultan ekonomi Confindustria memperkirakan biaya untuk pengadaan energi pada tahun 2022 mencapai 100 miliar euro. Perbandingannya jauh sekali dari tahun 2019 yang hanya mencapai 8 miliar euro. Dalam hal ini, Salvini justru mendorong agar Italia menambah jumlah utang.
Italia mendapat jatah 220 miliar euro dari UE untuk pemulihan ekonomi setelah pandemi Covid-19. Pemerintahan di masa Draghi sudah menerima 70 miliar euro yang dipakai untuk peralihan energi ke energi terbarukan, penguatan sektor industri, dan penguatan e-dagang.
Meloni mengatakan akan membuat rencana keuangan yang baru. Ia menunjuk Giancarlo Giorgetti sebagai menteri keuangan. Giorgetti juga menduduki posisi ini di kabinet Draghi. Belum diketahui skema yang diusulkan oleh Meloni dan Giorgetti.
Kepala negara pertama yang memberi selamat atas pelantikan Meloni adalah Perdana Menteri Yunani Kyriakos Mitsotakis. Dilansir dari Greek CityTimes, ia mengatakan tidak sabar untuk bekerja sama dengan Meloni. Mitsotakis sama-sama penganut paham politik kanan. Di bawah pemerintahannya, kebebasan pers Yunani turun drastis.
Meloni membalas ucapan Mitsotakis. ”Italia dan Yunani adalah sumber peradaban dunia. Bersama-sama, kita akan memberi kestabilan di UE, NATO, dan Laut Tengah,” ujarnya. (AP/Reuters)