Situasi politik, ekonomi, dan sosial di Pakistan kini benar-benar tidak stabil. Belum reda badai konflik politik pasca-pelengseran PM Imran Khan, bencana alam menghantam negeri itu.
Oleh
PASCAL S BIN SAJU
·6 menit baca
AFP/FIDA HUSSAIN
Warga mengungsi bersama barang-barangnya setelah permukiman mereka dilanda banjir menyusul hujan lebat di daerah Sohbatpur di Distrik Jaffarabad, Provinsi Balochistan, Pakistan, Minggu (28/8/2022).
Situasi politik, ekonomi, dan sosial di Pakistan kini benar-benar tidak stabil atau goyah. Konflik politik, sejak sebelum Imran Khan digulingkan dari kursi perdana menteri melalui mosi tidak percaya di parlemen pada April 2022, telah menyebabkan polarisasi sosial yang tajam. Kondisi ekonomi pun morat-marit.
Pemerintahan Perdana Menteri (PM) Shehbaz Sharif memikul beban berat akibat tekanan ekonomi dan sosial. Media Pakistan, The News, melaporkan, pertumbuhan ekonomi diprediksi menurun dari 5,7 persen di tahun anggaran (TA) 2020/2021 menjadi 4,0 persen di TA 2022/2023. Permintaan valuta asing melambat secara signifikan. Pakistan juga dihadapkan pada defisit anggaran dan defisit transaksi berjalan.
Kondisi ekonomi Pakistan telah memburuk sejak TA 2022 (Juli 2021-Juni 2022) tutup buku. Naiknya harga komoditas dan defisit fiskal yang besar telah menggelembungkan tagihan atau biaya pembelian barang-barang impor. Pakistan berada di ambang krisis neraca pembayaran.
Belum lagi lonjakan inflasi yang cukup besar dan cenderung meningkat. Biro Statistik Pakistan (PBS) mencatat, tingkat inflasi pada Juni 2022 sebesar 21,32 persen atau tertinggi dalam 13 tahun. Inflasi melaju lagi menjadi 24,9 persen pada Juli dan 27,3 persen pada Agustus, tertinggi sejak Mei 1975.
AFP/AAMIR QURESHI
Shehbaz Sharif (kanan), saat masih menjadi tokoh oposisi, berbicara dalam konferensi pers bersama sejumlah pemimpin partai lainnya di Islamabad pada 7 April 2022. Shahbaz dipilih sebagai Perdana Menteri Pakistan menggantikan PM sebelumnya, Imran Khan, yang digulingkan dari posisinya pada Minggu (10/4/2022)
Harga barang pokok meroket tajam. Indeks Harga Konsumen (CPI) naik hampir 25 persen pada Juli 2022, tertinggi sejak Oktober 2008. Warga Pakistan menderita akibat kenaikan harga pangan dan energi. Inflasi bidang transportasi mencapai rekor 65 persen.
Kondisi ekonomi yang sudah berat itu diperparah lagi oleh bencana banjir bandang yang menyapu sebagian Pakistan, Agustus lalu. Lebih dari 33 juta orang terdampak. Ini banjir terburuk dalam sejarah Pakistan. Situs UNICEF, Selasa (6/9/2022), mencatat lebih dari 1.200 orang, termasuk 400 anak-anak, tewas.
Banjir tersebut juga merusak ratusan ribu rumah, areal pertanian, peternakan, tempat usaha, fasilitas kesehatan, dan infrastruktur vital lainnya. Jutaan orang mengungsi serta mengalami kesulitan pangan dan kebutuhan pokok. Inflasi September mungkin meroket lagi.
Arif Rafiq, Presiden Wazir Consulting, lembaga yang fokus pada Timur Tengah dan Asia Selatan, dalam tulisannya di Foreign Policy pada 31 Agustus 2022 mengatakan, kondisi ekonomi Pakistan akan tetap genting hingga tahun depan. Meskipun ada program dana talangan dari Dana Moneter Internasional (IMF), ekonomi Pakistan saat ini akan sulit bangkit cepat.
Arus dana masuk dari IMF, mitrabilateral, dan multilateral lainnya mungkin saja dapat membantu Pakistan mempertebal cadangan devisanya dan menghindari default. Namun, IMF memproyeksikan bahwa inflasi tahun fiskal berjalan, yang berakhir Juni 2023, tetap berada di posisi lebih dari 20 persen atau mungkin bisa menyentuh 30 persen.
Konflik politik
Ketika sebagian besar warga Pakistan terpukul krisis ekonomi dengan inflasi yang terus meroket dan diperburuk lagi oleh bencana banjir bandang, para elite negara itu masih terkunci konflik atau perseteruan tanpa ada tanda akan berakhir. Pusat gravitasi dalam perseteruan tersebut tetap pada sosok mantan PM Khan.
Sejak digulingkan pada April, Khan telah mendesak pemerintahan Sharif mempercepat pemilu. Survei Gallup Pakistan pada Juni lalu juga menunjukkan, 76 persen warga Pakistan mendukung pemilu awal. Pemerintahan koalisi Sharif yang menjadwalkan pemilu pada Oktober 2023 menolak tekanan Khan.
BANARAS KHAN
Keluarga korban banjir membersihkan puing-puing rumah yang runtuh di daerah yang dilanda banjir setelah hujan lebat di pinggiran Quetta, Provinsi Balochistan, 6 September 2022. Lebih dari 33 juta orang di Pakistan telah terkena dampak banjir.
PM Sharif dan pendukungnya di kalangan militer Pakistan khawatir partai Khan, Pakistan Tehreek-e-Insaf (PTI), bisa menguat lagi dan memenangi pemilu. Kekhawatiran itu beralasan. Sejak kehilangan kekuasaan di pemerintahan pusat, PTI unjuk kekuatan di jalan-jalan dan di bilik suara pemilu sela tingkat provinsi.
Massa pendukung dan loyalis PTI telah menggelar demonstrasi besar-besaran hampir setiap minggu di jalan-jalan dari kota yang satu ke kota yang lain di Pakistan. Selain mendesak pemilu dipercepat, massa pro- PTI juga mengecam Sharif yang dinilai tidak cakap mengatasi krisis ekonomi dan bencana.
Khan, mantan legenda kriket berusia hampir 70 tahun, menuduh Sharif dan sekutunya di pemerintahan koalisi telah berkonspirasi dengan militer Pakistan dan Amerika Serikat menjatuhkan pemerintahannya. Pemerintah AS telah membantah tuduhan itu.
AAMIR QURESHI
Mantan PM Pakistan Imran Khan (tengah) tiba untuk menghadiri sidang Pengadilan Anti-Terorisme di Islamabad pada 1 September 2022
Kinerja PTI pun baik dalam pemilihan sela di provinsi. Menurut Voice of America, 17 Juli 2022, PTI mengantongi 15 dari 20 kursi parlemen di Punjab, provinsi paling padat penduduknya. Kemenangan juga terjadi di wilayah lain dan fakta itu memberi pukulan serius bagi pemerintahan koalisi Sharif.
Pemilu sela di provinsi terjadi saat pemerintahan Sharif berjuang mengatasi inflasi tertinggi yang dihadapi negara itu sejak 1975. Cadangan devisa bank sentral juga telah habis dengan cepat menjadi hanya 9,7 miliar dollar AS sehingga tidak cukup untuk menutupi impor selama beberapa minggu.
Situasi yang berkembang di Pakistan itu telah membuat pemerintah Sharif kesulitan memulihkan dukungan publik menjelang pemilu. Sharif dan elemen-elemen di Angkatan Bersenjata Pakistan mungkin memilih ”taktik yang keras”.
Menurut Rafiq, taktik seperti penangkapan anggota PTI dan tuduhan pelecehan seksual terhadap salah satu anggota PTI justru meningkatkan popularitas Khan. Melarang Khan terlibat politik karena dugaan terlibat terorisme bisa memicu gejolak besar yang mungkin memperparah ekonomi negara.
Isu konspirasi asing
Krisis politik merupakan tantangan tidak hanya bagi Sharif dan petinggi militer Pakistan, tetapi juga AS. Khan mengklaim dia dilengserkan oleh konspirasi perubahan rezim dukungan AS karena menolak untuk menjadikan Pakistan pangkalan militer AS. Tuduhannya itu tidak didukung bukti.
Meskipun demikian, banyak orang Pakistan percaya bahwa tuduhan Khan benar adanya. Buktinya, 46 persen responden yang disurvei Gallup Pakistan pada akhir Mei dan awal Juni menghubungkan penggulingan Khan melalui mekanisme mosi tidak percaya di parlemen dengan ”konspirasi asing”.
FAROOQ NAEEM
Para pendukung mantan PM Pakistan dan Ketua Partai Tehreek-e-Insaf Pakistan (PTI) Imran Khan, melambaikan bendera dalam sebuah aksi protes anti-pemerintahan Perdana Menteri Shehbaz Sharif di Islamabad, 20 Agustus 2022.
Kemungkinan adanya aktivitas AS di Pakistan hanya memperdalam kecurigaan penduduk lokal tentang konspirasi itu. Beberapa serangan pesawat tak berawak telah terjadi di Afghanistan pada Agustus, termasuk serangan AS yang menewaskan pemimpin tertinggi Al Qaeda, Ayman al-Zawahiri.
Tidak jelas dari mana pesawat nirawak bersenjata yang membunuh Zawahiri itu lepas landas dan bagaimana mencapai wilayah udara Afghanistan. Namun, serangan itu memperkuat keyakinan beberapa orang bahwa militer Pakistan memberikan ”pangkalan” bagi AS setelah memecat Khan.
Meski dalam kampanyenya untuk ”Pakistan Baru”, Khan pernah menjanjikan 10 juta lapangan pekerjaan baru dan 5 juta rumah bagi kaum miskin jika kembali berkuasa, Khan sebenarnya juga jatuh karena salah urus ekonomi, selain karena kebijakan luar negerinya juga kontroversial. Dia menjadi PM pertama sepanjang 74 tahun berdirinya Pakistan yang dijatuhkan lewat mosi tak percaya.
Khan digadang-gadang kembali berkuasa oleh PTI. Namun, jika dia berkuasa lagi, krisis ekonomi, politik, dan friksi sosial di Pakistan belum tentu akan segera berakhir. Pakistan bisa semakin jatuh terperosok dalam situasi yang lebih buruk dan kemungkinan salah urus oleh penguasa seperti di Sri Lanka.
AFP/FAROOQ NAEEM
Para pendukung mantan Perdana Menteri Pakistan dan pemimpin partai Pakistan Tehreek-e-Insaf (PTI) Imran Khan berunjuk rasa menentang pemerintah di Islamabad, Pakistan, 20 Agustus 2022.
Jika Khan kembali berkuasa, hubungan AS-Pakistan mungkin akan membutuhkan pengaturan ulang. Hubungan Khan dengan militer, yang pernah menjadikannya sebagai anak emas, perlu dipulihkan lagi.
Persoalannya, pemerintahan Sharif tetap menjadwalkan pemilu digelar pada Mei 2023. Jika terjadi kekacauan akibat protes dari kubu Khan dan pemaksaan ”taktik yang keras” oleh perangkat pemerintahan Khan, militer mungkin saja akan tampil demi stabilitas keamanan negara. Kudeta militer pernah terjadi di masa lalu negara itu. (AFP/AP/REUTERS)