Serangan Bom di Kabul Mulai Menarget Kantor Perwakilan Asing
Kedutaan Besar Rusia di Kabul menjadi sasaran serangan bom bunuh diri. Dilaporkan tiga orang tewas, termasuk warga negara Rusia. Belum ada pihak yang mengaku bertanggung jawab atas insiden itu.
Oleh
PASCAL S BIN SAJU
·3 menit baca
AFP/WAKIL KOHSAR
Seorang anggota Taliban berjaga-jaga di depan Kedutaan Besar Rusia setelah serangan bunuh diri di Kabul pada 5 September 2022.
KABUL, SENIN — Rentetan serangan bom di Afghanistan pasca-pengambilalihan kekuasaan oleh Taliban untuk pertama kalinya menarget kantor perwakilan diplomatik asing. Kali ini, serangan itu menyasar Kedutaan Besar Rusia. Rusia merupakan salah satu negara yang masih tetap mempertahankan kantor perwakilannya di Kabul sekalipun Moskwa tidak mengakui secara resmi kekuasaan pemerintahan Taliban jilid II ini.
Serangan bom bunuh diri itu dilaporkan terjadi pada Senin (5/9/2022) pukul 10.50 waktu setempat. Menurut laporan Reuters, seorang anggota kelompok militan tidak dikenal meledakkan bom bunuh diri di pintu masuk bagian pengurusan visa bagi sejumlah warga Afghanistan, terutama para pelajar, di Kedubes Rusia.
Menurut RIA Novosti, ledakan terjadi ketika seorang diplomat Rusia keluar untuk menemui orang-orang yang sedang mengantre di luar gedung. Saat itu dia bermaksud memanggil nama-nama para pemohon yang telah memperoleh dokumen perjalanan itu. Media Rusia itu tidak menyebut apakah diplomat tersebut menjadi korban.
RIA Novosti semula menyebut 15-20 orang menjadi korban tanpa merinci berapa korban tewas dan terluka. Saksi mata juga mengatakan kepada media Sputnik bahwa jumlah korban tewas dapat mencapai 20 orang. Menurut sumber lain kepada media Rusia itu, seluruhnya ada 10 orang tewas dan delapan orang lainnya dirawat di rumah sakit.
AFP/WAKIL KOHSAR
Seorang anggota Taliban berbicara dengan maksud merazia pengendara di dekat Kedutaan Besar Rusia setelah serangan bunuh diri di Kabul pada 5 September 2022.
Mengutip Kementerian Luar Negeri Rusia, kantor berita Associated Press (AP) melaporkan, ada dua warga Rusia dan satu warga Afghanistan tewas, serta sejumlah orang lain terluka. Belum ada pihak yang mengaku bertanggung jawab atas ledakan terbaru sejak Taliban merebut kekuasaan dari pemerintahan dukungan Barat pada 15 Agustus 2021.
”Akibat serangan itu, dua pegawai misi diplomatik tewas. Ada juga korban di antara warga Afghanistan,” kata Kementerian Luar Negeri Rusia dalam sebuah pernyataan. ”Kedutaan Besar Rusia di Kabul tertap berhubungan erat dengan Dinas Keamanan Afghanistan, (otoritas) yang sedang menyelidiki (serangan bom tersebut),” kata Kemenlu Rusia.
”Tanpa keraguan, kita berbicara tentang aksi teroris yang sama sekali tidak dapat diterima,” kata Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov kepada wartawan. ”Sekarang hal utama yang perlu dilakukan adalah mendapatkan informasi dari lapangan tentang apa yang terjadi pada perwakilan diplomatik kami,” katanya.
Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov mengatakan, Kedubes Rusia di Kabul telah meningkatkan keamanan setelah serangan itu. ”Pasukan tambahan dari otoritas Taliban, termasuk dinas intelijen yang dikelola Taliban, dibawa masuk,” kata Lavrov.
Kementerian Dalam Negeri Afghanistan mengatakan, seorang penyerang bunuh diri telah ditembak mati oleh penjaga Taliban di Kedubes Rusia. ”Itu serangan bunuh diri. Namun, sebelum pelaku mencapai targetnya, dia menjadi sasaran pasukan kami dan ditembak mati,” kata juru bicara Kemendagri Afghanistan, Abdul Nafy Takor, kepada AFP.
Walau demikian, Taliban tidak memberikan jumlah detail korban ledakan. Serangan-serangan sebelumnya umumnya diklaim sayap kelompok Negara Islam di Irak dan Suriah (NIIS).
AFP/WAKIL KOHSAR
Para anggota Taliban berkonvoi saat mereka merayakan satu tahun penarikan pasukan pimpinan AS dari Afghanistan, dekat bandara di Kabul pada 31 Agustus 2022.
Dalam berbagai serangan yang lalu, NIIS biasanya mengklaim serangan yang menyasar warga sipil dari kelompok minoritas agama dan etnis, serta polisi dan tentara. Kepolisian Afghanistan hanya mengatakan, serangan kali ini dilakukan seorang anggota kelompok militan dan telah ditembak mati oleh petugas Taliban yang menjaga Kedubes Rusia di Jalan Dar-ul-Aman, Distrik Ketujuh Kabul. Polisi tidak merinci lebih lanjut.
Serangan teror menjadi ancaman yang konstan bagi warga Kabul. Bulan lalu, ledakan besar menghancurkan sebuah masjid di bagian utara kota Kanu sehingga sedikitnya 21 orang tewas dan 33 anggota jemaah lainnya terluka. Masjid itu milik Syiah.
Taliban berada di bawah sanksi PBB atas kegiatan teroris. Adapun kelompok NIIS dan sayap-sayapnya, termasuk NIIS-Khorasan (NIIS-K) yang eksis di Afghanistan, adalah kelompok teroris yang dilarang di Rusia dan banyak negara lainnya. (AFP/AP/REUTERS)