Permukaan Laut Naik, Selandia Baru Punya Program "Bedol Desa"
Pemerintah Selandia Baru merilis Rencana Adaptasi Iklim. Salah satu rencananya adalah relokasi permukiman yang rawan terdampak kenaikan permukaan air laut. Jumlahnya sekitar 70.000 rumah.
Oleh
FX LAKSANA AGUNG SAPUTRA
·3 menit baca
Perubahan iklim adalah ancaman global. Dampaknya sudah terasa meski jenis dan levelnya bervariasi serta berbeda-beda di setiap negara. Dan yang pasti, respons setiap pemerintah beragam.
Pemerintah Selandia Baru per 3 Agustus 2022 merilis Rencana Adaptasi Iklim untuk pertama kalinya. Rencana nasional dengan kerangka waktu enam tahun itu terdiri atas 200 halaman. Termasuk di dalamnya peluang merelokasi sejumlah komunitas masyarakat dari daerah pesisir ke daerah yang lebih tinggi.
Namun, rencana tersebut tidak mencantumkan politik anggaran secara rinci. Dokumen, misalnya, tidak menjelaskan detail tentang biaya untuk pelaksanaan rencana adaptasi berikut sumber dananya.
Menteri Perubahan Iklim Selandia Baru James Shaw kepada wartawan menyatakan, sekitar 70.000 rumah di pesisir Selandia Baru berisiko terdampak kenaikan permukaan air laut. Sementara di daerah pedalaman, ada lebih banyak lagi perumahan warga yang berisiko dilanda banjir akibat sungai-sungai meluap.
”Saya frustrasi karena dalam tiga dekade terakhir, pemerintah dari satu periode ke periode berikutnya tidak menaruh perhatian dalam bentuk konkret untuk mengantisipasi tantangan akibat dampak dari perubahan iklim. Kita harus mulai dari suatu titik,” katanya.
Pada salah satu bagian, Rencana Adaptasi Iklim menyebutkan, risiko dari bencana alam dan dampak iklim di beberapa daerah bisa di luar toleransi. ”Genangan akan mulai terjadi pada bangunan dan infrastruktur sehingga menyebabkan kerusakan langsung dan hilangnya beberapa fasilitas, seperti jalan atau infrastruktur lainnya dan ruang terbuka publik,” sebut laporan itu.
Relokasi secara terencana, masih menurut dokumen itu, akan menjadi upaya terakhir. Langkah ini dikombinasi dengan jenis adaptasi lain, seperti membangun tembok laut dan membangun rumah panggung.
Biaya untuk melakukan adaptasi, menurut Shaw, akan ditanggung bersama oleh pemilik rumah, perusahaan asuransi, bank, dewan lokal, dan pemerintah pusat.
Biaya untuk melakukan adaptasi, menurut Shaw, akan ditanggung bersama oleh pemilik rumah, perusahaan asuransi, bank, dewan lokal, dan pemerintah pusat. Pemerintah mempertimbangkan kesulitan dan berjanji menyasar masyarakat yang paling tidak mampu membiayai adaptasi yang diperlukan.
Rencana Adaptasi Iklim juga bermaksud memperluas akses data perubahan iklim. Dalam beberapa hal, ini akan berdampak pada tingkat asuransi dan harga properti.
Pengajar perubahan iklim di Universitas Waikato, Luke Harrington, dalam pernyataannya menyebutkan, Rencana Adaptasi Iklim menjadi pengingat bahwa Selandia Baru butuh mengantisipasi kenaikan permukaan laut. Namun, ada risiko sebagai dampak perubahan iklim lainnya yang juga perlu diingat, seperti kekeringan yang lebih parah dan hujan yang makin ekstrem.
”Rencana Adaptasi Nasional ini adalah langkah yang penting guna mengatasi tantangan-tantangan perubahan iklim meskipun ada kekurangan-kekurangan pada hal detailnya,” katanya.
Rencana Adaptasi Iklim ini dirilis dua bulan setelah Pemerintah Selandia Baru mengumumkan rencana pengurangan emisi gas rumah kaca. Salah satu rencana adalah program uji coba membantu masyarakat berpendapatan bawah untuk ”memensiunkan” mobil tua mereka dan menggantinya dengan mobil hibrida yang lebih ramah lingkungan atau mobil listrik.
Bagaimana dengan ancaman perubahan iklim di Indonesia? Harian Kompas pada laporan yang terbit, Jumat (20/8/2021) menyebutkan, 199 kabupaten/kota pesisir di Indonesia bakal terkena banjir rob pada 2050. Sekitar 118.000 hektar wilayah akan terendam air laut dan ada 8,6 juta warga terdampak. Kerugian ditaksir Rp 1.576 triliun.
Sebagian besar pesisir utara Sumatera dan Jawa serta pesisir selatan Kalimantan Selatan adalah area yang diperkirakan tergenang air laut pada 2050. Selain perubahan iklim dan pemanasan global, aktivitas setempat ikut berkontribusi pada akselerasi persoalan. (AP/LAS)