Kebijakan nihil-Covid dinamis di China melonggar di sejumlah kota, termasuk Beijing. Aturan karantina bagi siapa saja yang datang dari luar negeri juga dikurangi. Hanya saja, tes usap antigen tetap wajib, 3 hari sekali.
Oleh
Luki Aulia, dari Beijing China
·5 menit baca
"Zhǎnshì jiànkāng bāo," kata bapak-bapak satpam di pintu masuk sebuah pertokoan di kawasan Chaoyangmen, Beijing, China, Sabtu (25/6/2022). Mungkin karena raut wajah terlihat tak paham maksudnya, ia pun lalu menunjuk ke arah kode batang yang terpajang di depannya. Oh, maksudnya harus mengakses "health kit" atau semacam aplikasi Peduli Lindungi yang ada di dalam platform WeChat di telepon genggam. Di dalam health kit terdapat informasi mengenai status kesehatan, bukti vaksinasi, dan bukti negatif hasil tes usap antigen yang masih valid, serta identitas diri. Jika warga asing, yang akan tampil di layar adalah foto paspor.
Di dalam health kit itu akan tercantum tulisan "negatif" yang berwarna hijau. Status hasil negatif itu harus diperbarui setiap tiga hari sekali. Artinya, setiap orang, warga lokal maupun warga asing, wajib tes usap setiap tiga hari sekali. Tanpa bukti negatif, sudah pasti tidak akan bisa masuk atau mengakses tempat-tempat publik, perkantoran, bahkan apartemen atau kompleks pemukiman sendiri. Bagi warga asing yang baru selesai menjalani karantina selama 14 hari di luar kota Beijing, begitu sampai di Beijing harus segera tes usap antigen. Hasilnya keluar keesokan harinya. Jika belum keluar hasilnya, tak bisa pergi jalan-jalan kemana-mana.
Meski sudah mengantongi hasil negatif, warga asing yang baru selesai karantina diimbau untuk tetap membatasi pergerakan dan ketemu dengan banyak orang atau kumpul-kumpul selama 7 hari. Hati sudah girang, lega, dan bahagia pada saat keluar dari karantina 14 hari di hotel di Fuzhou, Provinsi Fujian. Akhirnya selesai sudah "penderitaan" harus tes usap PCR setiap tiga hari sekali selama dua pekan. Ternyata penderitaan belum berakhir karena masih wajib tes usap antigen juga di Beijing. Tetap wajib tiga hari sekali. Boleh saja tidak tes tetapi hidup akan terkurung di rumah saja. Daripada terkurung, lebih baik tes usap saja. Toh, tak perlu membayar juga alias gratis.
Kehidupan sehari-hari masyarakat di Beijing sudah terlihat normal meski normal yang baru. Artinya, pemandangan orang memindai kode batang dimana-mana biasa terlihat. Banyak yang mengenakan masker tetapi ada saja yang tak memakai atau asal-asalan memakai masker di dagu. Masih ada saja juga yang meludah sembarangan. Sama saja di negara manapun. Antrian untuk tes usap antigen juga terlihat dimana-mana. Pemerintah China mempermudah proses tes usap antigen dengan mendirikan banyak kios tes usap antigen agak bisa mendeteksi Covid-19 dengan cepat. Setiap hari kios tes usap buka pukul 08.00-12.00 untuk tanggal-tanggal genap dan khusus untuk tanggal-tanggal ganjil buka juga di jam 15.00-18.00.
Biaya mahal
Antrian tak ada yang panjang. Prosesnya pun cepat, 2-3 menit, karena hanya tes usap antigen, cukup bagian mulut saja yang dicolok cotton butt. Awalnya, perlu mendaftarkan diri untuk mendapat kode batang. Setiap kali sebelum tes, kode batang harus ditunjukkan ke petugas yang akan memindainya. Lalu bergeser ke petugas selanjutnya untuk dites. Tes usap antigen ini bagian dari skema kebijakan "nihil-Covid dinamis" pemerintah China. Puluhan ribu kios dibangun sehingga warga mudah mengaksesnya. Setiap kios yang dibangun paling tidak harus berjarak 15 menit jalan kaki dari rumah warga atau berjarak sekitar 1 kilometer antarkios. Dengan bekal hasil tes negatif dalam 72 jam terakhir, semua akses terbuka. Setidaknya terdapat 44 kota di China, termasuk Beijing, Shanghai, dan Shenzhen yang mewajibkan tes usap antigen ini.
Untuk mengetahui lokasi kios tes usap, cukup perlu membuka aplikasi. Kalangan ahli ekonomi di media-media lokal kerap memperkirakan anggaran untuk tes usap massal ini kemungkinan mencapai 354 miliar per tahun. Situs ABC News yang mengutip Guru Besar Ekonomi di Monash University, Shi Heling, menyebutkan anggaran sebesar itu dikhawatirkan akan mendorong perekonomian China ke resesi pada akhir tahun ini.
Lembaga Keamanan Layanan Kesehatan Nasional China baru-baru ini mengumumkan biaya tes usap ini rencananya akan ditanggung oleh pemerintah daerah/kota. Di sebagian besar kota, tes usap antigen masih gratis. Tetapi ada daerah yang sudah meminta warganya untuk membayar tes dengan biaya sekitar 1 dollar AS per tes. Ini akan membebani pemerintah daerah mengingat banyak daerah yang, kata Shi, kekurangan anggaran. Jika tak ada anggaran, banyak provinsi dan kota yang bisa jadi memilih untuk membebankan biaya tes pada warga.
Melonggar
Jika kondisi Covid-19 membaik, alasan untuk tidak perlu tes usap lagi juga bisa muncul. Harian China Daily, 21 Juni 2022, menyebutkan karena kasus baru Covid-19 sudah menurun, banyak kota dan provinsi yang sudah mengurangi waktu karantina dan frekuensi tes usap antigen bagi siapa saja yang baru datang dari luar negeri. Kota-kota seperti Beijing, Wuhan di Provinsi Hubei, dan Nanjing di Provinsi Jiangsu kini mewajibkan karantina di hotel cukup 7 hari saja. Sebelumnya, sampai 14 hari di hotel dan 7 hari lagi di rumah. Kebijakan itu berlaku hanya bagi warga yang masuk ke China melalui kota Wuxi dan Changzhou di Provinsi Jiangsu.
Masih ada juga kota yang memberlakukan kewajiban karantina 10-14 hari di hotel seperti di Chengdu, Provinsi Sichuan dan Xiamen di Provinsi Fujian ditambah 7 hari lagi di rumah. Aturan ini berbeda-beda di setiap daerah dan sifatnya dinamis, bisa berubah sewaktu-waktu tergantung kondisi Covid-19. Hal serupa juga berlaku pada tes usap antigen. Di Hefei, Provinsi Anhui, tes usap antigen cukup perlu dilakukan sekali seminggu saja. Jika warga yang masuk Hefei datang dari daerah-daerah risiko rendah Covid-19 maka tak perlu mengantongi hasil tes negatif lagi. Sebelumnya, masih harus membawa hasil tes negatif 48 jam sebelum sampai Hefei.
Siswa sekolah dasar dan menengah di Beijing juga sudah boleh kembali ke sekolah mulai, Senin (27/6/2022). Namun, harian Global Times, (25/6/2022), menyebutkan siswa TK baru akan kembali ke sekolah, 4 Juli mendatang. Komisi Pendidikan Daerah Beijing menjelaskan siswa yang tinggal di kawasan pemukiman yang masih dikarantina karena ada kasus Covid-19, masih harus belajar secara online. Siswa SD dan SMP harus menunjukkan hasil tes usap 48 jam sebelum ke sekolah. Siswa harus tes usap dua kali dalam seminggu. Sejak kasus baru Covid-19 banyak muncul di akhir April dan awal Mei, seluruh siswa sekolah di Beijing harus belajar di rumah.