Menonton ”Water Puppet”, Wayang Goleknya Orang Vietnam
Pertunjukan ”water puppet” sekilas serupa pertunjukan wayang golek. Pertunjukan digelar di dalam kolam berisi air. Lantai air yang beriak dan cipratannya menjadi panggung yang atraktif bagi boneka berbagai bentuk.
Oleh
ANGGER PUTRANTO
·4 menit baca
KOMPAS/ANGGER PUTRANTO
Adegan aktivitas masyarakat tradisional Vietnam ditampilkan dalam drama boneka di Thang Long Water Puppet Theater, Hanoi, Vietnam, Jumat (20/5/2022). Pertunjukan water puppet yang menyerupai pertunjukan wayang golek di Indonesia ini menceritakan tentang Raja Le Loi yang mengembalikan pedang sakti kepada Raja Naga melalui bantuan kura-kura di Danau Hoan Kiem.
Berkunjung ke negeri orang akan menjadi lengkap jika bisa mengetahui cerita sejarah dan kebudayaan setempat. Thang Long Water Puppet menyediakan dua hal itu sekaligus, karena itu, saya memilih mengakhiri perjalanan saya di Vietnam dengan berkunjung ke sana.
Thang Long Water Puppet Theatre terletak di dekat Danau Hoan Kiem. Lokasinya ada di deretan ruko-ruko di sisi utara danau.
Pertunjukan water puppet sekilas menyerupai pertujukan wayang golek. Cerita digambarkan dengan boneka-boneka kayu yang digerakkan oleh manusia. Bedanya, jika wayang golek digerakkan oleh satu dalang, water puppet digerakkan delapan orang.
Perbedaan mendasar lainnya tentu ada pada panggung pertunjukannya. Sesuai namanya, pertunjukan water puppet digelar di dalam kolam berisi air. Kolam dengan lebar sekitar 4 meter x 4 meter itu menjadi panggung yang atraktif bagi berbagai bentuk boneka.
Sementara di kanan kiri kolam terdapat panggung bagi para pemusik dan penyanyi tradisional. Sebanyak 10 pemusik dan penyanyi tradisional itu tampil dengan mengenakan baju tradisional Vietnam.
Dengan tata cahaya yang apik dan dekorasi ornamen-ornamen khas Vietnam, pengunjung seolah-olah dibawa ke situasi Vietnam pada abad ke-11. Pertunjukan dibuka dengan lagu-lagu tradisional Vietnam yang membuat pengunjung semakin larut dengan suasana Vietnam tempo dulu.
Pertunjukan dimulai dengan cerita keseharian masyarakat Vietnam tradisional. Hal itu digambarkan dengan kegiatan para petani, nelayan, pencari katak, hingga keriangan anak-anak bermain di air. Tarian-tarian dari hewan-hewan dongeng, seperti naga, unicorn, phoenix, dan kura-kura juga mewarnai pertunjukan. Pertunjukan jadi lebih atraktif karena sesekali boneka-boneka tersebut mengeluarkan air, asap, dan percikan api.
KOMPAS/ANGGER PUTRANTO
Adegan saat raja Le Loi bertemu dengan kura-kura di danau dan menyerahkan pedang ajaib kepada kura-kura ditampilkan dalam drama boneka di Thang Long Water Puppet Theater, Hanoi, Vietnam, Jumat (20/5/2022). Pertunjukan water puppet yang menyerupai pertunjukan wayang golek di Indonesia ini menceritakan tentang Raja Le Loi yang mengembalikan pedang sakti kepada Raja Naga melalui bantuan kura-kura di Danau Hoan Kiem.
Thang Long
Kendati tak mengerti satu pun bahasa Vietnam, saya masih bisa menikmati jalannya pertunjukan. Sesekali saya tertawa karena melihat pola tingkah boneka-boneka di atas air tersebut.
Lakon yang dimainkan malam itu bercerita tentang sejarah nama kota Thang Long, nama kota sebelum berubah menjadi Hanoi. ”Thang Long artinya ’naga terbang’. Ini makhluk legenda yang akhirnya
menjadi nama kota ini sebelum akhirnya berubah menjadi Hanoi,” Dinh Ngoc My Han, warga Ho Chi Minh, Vietnam, yang malam itu menemani saya menonton water puppet.
Han menuturkan, kisah yang diceritakan dalam pertunjukan merupakan legenda yang dipercaya oleh warga setempat. Diceritakan, Raja Le Loi baru saja memenangi pertempuran melawan China. Kemenangan itu tak lepas berkat pedang ajaib yang yang ia dapat dari para Dewa.
Pada suatu hari saat ia berkeliling danau menggunakan kapal dengan pengawalnya, muncul seekor kura-kura. Bersamaan dengan itu pedang di pinggangnya bergerak-gerak. Raja Le Loi lantas mengambil pedang itu. Kura-kura yang ada di dalam danau langsung menyambar dan mengambil pedang itu dengan mulut.
”Raja Le Loi sadar bahwa pedang itu hanya pemberian dari Dewa. Setelah ia meraih kemenangan, pedang itu harus dikembalikan. Karena itu, ia mengembalikan pedang tersebut kepada Raja Naga melalui bantuan kura-kura,” kata Han.
Tak terasa 55 menit berlalu sejak lampu gedung pertunjukan dipadamkan. Pertunjukan pun rampung. Delapan orang yang berada di balik layar muncul di balik tirai menyampaikan salam perpisahan.
Raja Le Loi sadar, bahwa pedang itu hanya pemberian dari dewa. Setelah ia meraih kemenangan, pedang itu harus dikembalikan.
KOMPAS/ANGGER PUTRANTO
Sejumlah seniman yang menggerakkan boneka kayu tampil di akhir pertunjukan di Thang Long Water Puppet Theater, Hanoi, Vietnam, Jumat (20/5/2022). Pertunjukan water puppet yang menyerupai pertunjukan wayang golek di Indonesia ini menceritakan tentang Raja Le Loi yang mengembalikan pedang sakti kepada Raja Naga melalui bantuan kura-kura di Danau Hoan Kiem.
Tiket
Thang Long Water Puppet Theatre hanya memiliki satu ruang pertunjukan dengan kapasitas maksimal 300 orang. Tempat duduk penonton dibuat trap bertingkat sehingga penonton paling belakang masih bisa melihat karena duduk di tempat tertinggi.
Tiket pertunjukan dijual beragam dengan tiga kategori berbeda sesuai dengan posisi tempat duduk. Kategori I dihargai 200.000 dong Vietnam, kategori II 150.000 dong, dan kategori III 100.000 dong. Harga tersebut setara Rp 63.000 hingga Rp 126.000.
Setelah sempat lama tutup karena pandemi, Thang Long Water Puppet mulai menggelar lagi pertunjukan kendati tak serutin dahulu. Kini pertunjukan hanya ada pada Jumat, Sabtu, dan Minggu. Per hari, hanya ada satu kali pertunjukan, yaitu pada pukul 20.00.
Jika Anda tertarik menonton, tetapi takut kehabisan tiket, lebih baik Anda membeli tiket terlebih dahulu pada pukul 18.00. Sembari menunggu pertunjukan dimulai, Anda bisa jalan-jalan di kawasan Old Quarter untuk menikmati kuliner Vietnam, mencari oleh-oleh atau sekadar duduk santai di pinggir Danau Hoan Kiem. Siapa tahu Anda bertemu dengan kura-kura yang dipercaya masih ada di sana.