80 Tahun VW Kodok Melompati Perang Dunia, Hippie, dan Era Digital
Mobil VW Kodok itu antik, keren, dan incaran para kolektor. Akan tetapi, ternyata di balik semua itu tersimpan sejarah perang yang kelam.
Oleh
LARASWATI ARIADNE ANWAR
·5 menit baca
Volkswagen Beetle atau yang di Indonesia dikenal sebagai VW Kodok didapuk sebagai mobil yang paling laku di dunia. Setidaknya sebelum kemunculan mobil-mobil Jepang. Merayakan 80 tahun kiprah "Opa Kodok" ini,menarik untuk melihat kembali sejarah pembuatannya yang ternyata kelam dan berliku, tidak seperti citranya sebagai mobil antik yang lucu dan keren.
Membahas pembuatan VW tidak bisa dilepaskan dari sejarah gelap Jerman di bawah kepemimpinan Adolf Hitler dan Partai Nazi. Di bawah ambisi dia, konsep “mobil rakyat” menjadi industri yang masif dan membawa kebangkitan industri otomotif Jerman melawan Amerika Serikat. Setelah itu, VW menjadi ujung tombak pembuatan kendaraan militer Nazi, baru ketika Perang Dunia II usai, VW bisa melepaskan identitasnya dari Nazi dan menjadi simbol kebangkitan Jerman baru.
Sejatinya, konsep “mobil rakyat” bukan hal baru di dunia otomotif. Henry Ford, pendiri perusahaan Ford di AS menciptakan Ford Model T khusus karena alasan ini. Ia ingin menjadikan mobil sebagai kendaraan yang egaliter dan bisa dijangkau oleh orang-orang awam. Di Jerman, konsep ini dikenal dengan nama volkswagen. Volks berarti rakyat dan wagen berarti kendaraan.
Insinyur serta perancang otomotif Jerman, Ferdinand Porsche, sudah memiliki konsep ini. Akan tetapi, ia menamainya sebagai kleinewagen atau “mobil kecil” yang cocok untuk keluarga kecil. Porsche dan tim insinyurnya melakukan studi banding ke AS untuk mengunjungi pabrik-pabrik Ford, Oldsmobile, dan Chevrolet. Mereka menemukan bahwa mobil-mobil AS ini bentuknya terlalu besar, kotak, dan berat.
Oleh sebab itu, Porsche dan tim mengembangkan bentuk yang aerodinamis dan rendah, ini yang menjadi cikal bakal mobil sedan. Dilansir dari majalah khusus sejarah perang global, Warfare Histroy Journal edisi Juni 2016, Porsche pada tahun 1932 sudah membuat kleinewagen yang ia namai Type 32 untuk perusahaan otomotif Jerman NSU.
Melihat karya Porsche tersebut, Hitler memanggilnya di tahun 1933. Führer ternyata juga bercita-cita mengembangkan mobil rakyat dan meminta Porsche untuk mengembangkan proyek tersebut. Insinyur ini mengusulkan rancangan mobil berkekuatan 25 tenaga kuda, bermesin tanpa radiator dan didinginkan oleh udara, serta memiliki kecepatan maksimum 100 kilometer per jam. Desain yang ditawarkan oleh Porsche pun disetujui Hitler.
“Patut dipahami bahwa Porsche sendiri sebenarnya tidak sepaham dengan ideologi Nazi. Tapi, para pengusaha di masa itu memang banyak yang memalingkan muka dari kebenaran moral demi menghidupkan bisnis mereka. Sebagai pengusaha dan insinyur yang ditunjuk langsung oleh Hitler, Porsche memperoleh berbagai insentif dari pemerintah,” kata William Pyta kepada Deutsche Welle. Ia adalah salah satu dari trio sejarawan bersama Nils Havemann dan Jutta Braun yang menulis buku Porsche:From Design Office to Global Brand.
Pada tahun 1935-1936, Porsche dan tim mengembangkan purwarupa mobil impian Hitler ini. Mobil itu kemudian dipamerkan di ajang Berlin Auto Show 1937. Hitler yang menghadiri acara tersebut terkejut menemukan bahwa konsep mobil rakyat ini ternyata laku di kalangan perusahaan otomotif swasta. Apalagi, perusahaan Opel juga mengembangkan model mereka sendiri.
Ia pun mengeluarkan aturan bahwa konsep mobil rakyat hanya boleh dipakai oleh pemerintah. Perusahaan selain yang ditunjuk pemerintah dilarang merancang, mengembangkan, memproduksi, dan menjual mobil rakyat. Mulai saat itu, istilah volkswagen pun menjadi eksklusif milik pemerintah. Pabriknya dibuka di Wolfsburg pada tahun 1938.
Namun, cita-cita volkswagen ini ternyata melenceng dari tujuan awal, setidaknya bagi Porsche. Begitu pabrik dibuka, Hitler memerintahkan agar produksi fokus kepada mobil rakyat yang tangguh di segala medan dan bisa dipakai sebagai kendaraan militer. Porsche tidak memiliki wewenang untuk menolak.
Ia pun mengembangkan tiga tipe, yaitu schwimmwagen yang merupakan mobil amfibi, kubelwagen untuk kendaraan lapangan, dan kommanderswagen untuk kendaraan perwira militer. Berkat keberadaan tiga jenis volkswagen ini Jerman berhasil menginvasi Polandia pada tahun 1939. Mobil ini, walaupun lebih kecil dibandingkan dengan mobil-mobil lain pada masa itu, bisa melewati pegunungan terjal dan rawa lumpur.
Mesinnya tidak kepanasan dan tahan pula udara beku musim dingin Eropa. Bahkan, Nazi juga mengirim volkswagen untuk Afrika Korp mereka. Mobil-mobil ini kemudian terbukti bisa melintasi bumi Afrika, mulai dari gurun pasir yang panas sampai rimba belantara yang lembab. Buku tulisan Pyta, Havemann, dan Braun mencatat, sepanjang Perang Dunia II ada 22 juta unit volkswagen yang diproduksi.
Situasi berbalik merugikan Hitler dan negara-negara poros fasisme ketika pasukan sekutu melancarkan serangan balik. Penjatuhan bom nuklir oleh milier AS ke Hiroshima dan Nagasaki menjadi penanda berakhirnya perang. Di Jerman, pabrik volkswagen di Wolfsburg juga dibom oleh sekutu sehingga mengalami kerusakan parah.
Porsche ditangkap oleh militer Perancis pada tahun 1945. Dia dituduh terlibat persekongkolan politik dan khusus untuk produksi volkswagen, penggunaan pekerja paksa. Penyelidikan lebih lanjut membuktikan bahwa Porsche tidak terlibat seperti yang dituduhkan. Posisi dia di produksi volkswagen murni sebagai insinyur dan perancang produk. Ia pun dibebaskan pada tahun 1947.
Adapun pabrik di Wolfsburg mulai meproduksi volkswagen lagi pada tahun 1947. Kali ini di bawah pemerintahan sipil Jerman. Nama Volkswagen atau VW kini menjadi nama resmi pabrik serta merek kendaraan dengan misi benar-benar menciptakan mobil yang terjangkau oleh masyarakat.
Mobil-mobil itu laku di pasaran lokal dan mulai merambah ke negara-negara lain di Eropa. Volkswagen pun menciptakan citra baru sebagai kebangkitan Jerman seusai Perang Dunia II. Guna menghilangkan bau-bau Nazi yang tersisa, mobil ini diberi nama julukan yang manis-manis, yaitu Käfer (kumbang) dalam bahasa Jerman, Coccinelle atau kepik dalam bahasa Perancis, Beetle atau kumbang dalam bahasa Inggris, dan Kodok ketika sampai di Indonesia.
Di era mobil listrik seperti sekarang, VW Kodok ternyata masih digemari dan dicari. Media otomotif AS Autoweek mengungkapkan, Negara Bagian California merupakan pusat VW dunia. Di sini, mobil-mobil VW bekas banyak dibeli tidak hanya oleh kolektor mobil antik, tetapi juga anak-anak muda. Mulai dari anak SMA yang baru pertama kali belajar menyetir, mahasiswa miskin, peselancar, hipster, hingga pengusaha profesional.
“VW Kodok ini mobil yang sederhana karena tidak memakai teknologi canggih. Kita bisa memodifikasi sesuka hati. Bahkan, ketika mobil modifikasi ini dijual, pemilik barunya bisa dengan mudah mengembalikannya ke model asli. Ini kualitas yang akan selalu disukai oleh para pencinta mobil,” kata redaktur majalah VW Trends Rich Crafton.