Tiga Dubes Segera Bertugas, Salah Satunya Diplomat Perempuan asal Papua
Penunjukan diplomat perempuan asal Papua, Fientje Maritje Suebu, sebagai Dubes RI untuk Selandia Baru, dinilai tepat. Kehadirannya akan menunjukkan wajah Pasifik Indonesia di negara-negara di kawasan Pasifik.
Oleh
Nina Susilo
·4 menit baca
BPMI SEKRETARIAT PRESIDEN
Presiden Joko Widodo melantik tiga duta besar luar biasa berkuasa penuh (LBBP) di Istana Negara, Jakarta, Rabu (12/1/2022). Ketiganya (dari kiri ke kanan) adalah Sunarko, Duta Besar RI untuk Republik Sudan; Letnan Jenderal (Purn) Agus Widjojo, Dubes RI untuk Republik Filipina merangkap Republik Kepulauan Marshall dan Republik Palau; serta Fientje Maritje Suebu, Dubes RI untuk Selandia Baru merangkap Samoa, Kerajaan Tonga, Kepulauan Cook, dan Niue.
JAKARTA, KOMPAS — Sebanyak tiga duta besar akan segera bertugas di Manila (Filipina), Welington (Selandia Baru), dan Karthoum (Sudan). Ketiganya akan mewakili Indonesia dan menjaga kepentingan bangsa Indonesia.
Presiden Joko Widodo melantik tiga duta besar luar biasa berkuasa penuh (LBBP) di Istana Negara, Jakarta, Rabu (12/1/2022). Dalam acara ini, hadir pula Wakil Presiden Ma’ruf Amin; Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud MD; Menteri Luar Negeri Retno Marsudi; dan Sekretaris Kabinet Pramono Anung.
Para duta besar yang akan segera bertugas itu adalah Sunarko, Duta Besar LBBP RI untuk Republik Sudan, dan Letnan Jenderal (Purn) Agus Widjojo, Duta Besar LBBP RI untuk Republik Filipina merangkap Republik Kepulauan Marshall dan Republik Palau. Agus sebelumnya pernah menjabat Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas). Selain itu, Fientje Maritje Suebu sebagai Duta Besar LBBP RI untuk Selandia Baru merangkap Samoa, Kerajaan Tonga, Kepulauan Cook, dan Niue.
Sunarko akan berkedudukan di Karthoum, Sudan, sedangkan Agus Widjojo di Manila, Filipina. Adapun Fientje, perempuan diplomat yang sudah 31 tahun berkarier di Kementerian Luar Negeri dan berasal dari Papua, akan berkedudukan di Welington, Selandia Baru.
Presiden Joko Widodo memberikan ucapan selamat kepada para duta besar yang akan segera bertugas. Pelantikan dilakukan di Istana Negara, Jakarta, Rabu (12/1/2022).
Upacara pelantikan diawali dan diakhiri dengan lagu kebangsaan ”Indonesia Raya”. Adapun Surat Keputusan Presiden Nomor 4/P Tahun 2022 tentang Pengangkatan Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh Republik Indonesia dibacakan Deputi Bidang Administratur Aparatur Kementerian Sekretariat Negara Nanik Purwanti.
Presiden Joko Widodo kemudian mengambil sumpah para duta besar ini. ”Bahwa saya, dalam menjalankan tugas jabatan akan menjunjung tinggi etika jabatan bekerja dengan sebaik-baiknya dengan penuh rasa tanggung jawab,” tutur Presiden diikuti ketiga duta besar.
Seusai pelantikan, Agus menjelaskan, prosesi pelantikan berjalan sangat sederhana. ”Mata acara pokok saja yang dilaksanakan,” ujarnya.
Sepanjang pandemi Covid-19, semua acara seremonial di Istana Kepresidenan memang dilangsungkan secara sederhana dan terbatas. Acara diselenggarakan lebih singkat, peserta dan tamu undangannya pun sangat terbatas. Dengan demikian, jarak dan protokol kesehatan tetap bisa dijaga. Harapannya, kemungkinan penularan Covid-19 bisa dihindari.
Kendati demikian, masih ada kesempatan bagi para duta besar tersebut untuk berfoto bersama Presiden Joko Widodo. Presiden pun, menurut Agus, tetap mengingatkan semua duta besar agar melaksanakan tugas dengan baik.
BPMI SEKRETARIAT PRESIDEN
Pelantikan tiga duta besar di Istana Negara, Jakarta, Rabu (12/1/2022).
Agus menambahkan, secara umum, tugasnya sebagai duta besar setidaknya mengimplementasikan sumpah jabatan. Di Filipina, Kepulauan Marshall, dan Republik Palau, Agus menegaskan, semua tugasnya berujung pada kepentingan Republik Indonesia.
Setelah pelantikan, lanjut Agus, beberapa proses administratif masih akan dijalani sebelum berangkat ke lokasi tugas. Umumnya, persiapan ini memakan waktu sekitar sebulan.
Secara terpisah, Tantowi Yahya yang menjabat Duta Besar RI untuk Selandia Baru merangkap Samoa, Kerajaan Tonga, Kepulauan Cook, dan Niue sejak 2017 sampai 2021, mengapresiasi penunjukan Fientje Suebu sebagai Duta Besar berikutnya. Hal ini, menurut dia, sesuai dengan peta jalan yang dibangun Retno Marsudi atas masukan berbagai pihak supaya pos-pos penting di Pasifik diisi diplomat-diplomat Indonesia yang memenuhi syarat dan berasal dari Indonesia bagian timur. Dengan demikian, perwakilan ini akan menunjukkan wajah Pasifik Indonesia di Selandia Baru dan negara-negara di kawasan Pasifik.
Indonesia pun memiliki harapan untuk menjadi bagian dari negara-negara Pasifik. Karena itu, kata Tantowi, bersama KBRI di Welington dan di kawasan Pasifik, perwakilan Indonesia sudah dua kali mengadakan pameran perdagangan investasi dan pariwisata, yakni Pacific Exposition, pada 2019 dan secara daring pada Oktober 2021.
KBRI WELLINGTON
Duta Besar RI untuk Selandia Baru, Tantowi Yahya, dan anggota parlemen Selandia Baru, Shane Reti, berlatih sebelum rekaman album musik country di Wellington, Selandia Baru, beberapa waktu lalu. Album berjudul Friends for Good itu salah satu cara Tantowi mendekati masyarakat Selandia Baru.
”Tidak mungkin negara yang tidak dianggap bagian dari negara-negara Pasifik bisa menyelenggarakan acara besar dan menggunakan nama negara Pasifik. Jadi, Indonesia sudah mulai mendapatkan pengakuan sebagai negara Pasifik,” kata Tantowi dari Jakarta.
Selain isu Papua, lanjutnya, ada beberapa isu strategis yang juga perlu dilanjutkan di Welington.
Pada 2016, Presiden Joko Widodo dan Perdana Menteri Selandia Baru John Key saat itu menargetkan nilai perdagangan bilateral kedua negara mencapai 40 triliun rupiah pada 2024. Pada 2021, volume perdagangan bilateral sudah mencapai Rp 30 triliun. Beberapa target lainnya berkaitan dengan peningkatan kunjungan wisatawan Selandia Baru ke Indonesia ataupun beasiswa untuk Indonesia.