Menanti Cerita Sisi Kelam Sejarah AS dari Kapsul Waktu di Patung Jenderal Lee
Kapsul waktu berbentuk kotak timah yang tertanam di bawah patung Lee, 130 tahun silam, tak sesuai harapan. Isinya bukan barang-barang terkait Konfederasi. Pencarian kapsul waktu masih dilanjutkan. Diduga ada kotak kedua.
Oleh
Luki Aulia dan Laraswati Ariadne Anwar
·6 menit baca
Almanak 1875 berwarna coklat karat. Amplop kain. Koin perak. Ketiga barang kumal itu ada di dalam kotak timah yang tersembunyi di bawah patung Konfederasi Jenderal Robert E Lee di kota Richmond, Negara Bagian Virginia, Amerika Serikat, selama lebih dari 130 tahun. Hanya ada tiga barang itu di dalam ”kapsul waktu” yang dibuka pada Rabu (22/12/2021).
Kapsul waktu, dalam sejumlah kamus, diartikan sebagai kotak yang diisi berbagai benda merujuk pada periode sejarah saat kapsul waktu itu dibuat, lalu ditanam, dengan harapan kotak tersebut akan ditemukan bertahun-tahun kemudian dan dijadikan bahan studi tentang kehidupan pada saat kapsul waktu dibuat.
Setelah ditemukan pada Jumat (17/12/2021), kapsul waktu di bawah patung Konfederasi Jenderal Robert E Lee baru berhasil dibuka oleh para arkeolog lima hari kemudian. Sama seperti waktu pencariannya, pembukaan kapsul waktu itu menghabiskan waktu sampai lima jam. Perlu ekstra hati-hati saat arkeolog membukanya.
”Penemuan kapsul dari timbal ini mengejutkan karena kami belum pernah melihat logam digunakan sebagai tempat penyimpanan pada abad ke-19,” kata Julie Langan, Direktur Departemen Sumber Daya Persejarahan Virginia.
Hanya sedikit artefak yang ditemukan di dalamnya. Ini, tentu, agak mengecewakan. Semula dikira isi kapsul waktu itu berupa barang-barang berharga. Meski demikian, pemerintah setempat berjanji mempelajari dan menggunakan pengetahuan yang didapat untuk mendidik masyarakat mengenai sejarah kelam perbudakan di wilayah itu dan menentukan visi kesatuan untuk masa depan.
Patung Jenderal Lee—setinggi 12 meter dan berat 12 ton—didirikan pada tahun 1890. Patung itu sejak lama dipandang sebagai simbol ketidakadilan rasial di wilayah yang pernah menjadi ibu kota konfederasi. Patung Lee merupakan salah satu dari lima penanda penghormatan kepada Konfederasi di sepanjang jalan Monument Avenue di Richmond dan satu-satunya milik Negara Bagian Virginia.
Ibu kota Konfederasi
Richmond merupakan ibu kota untuk negara-negara bagian Konfederasi (1861-1865). Pada tahun 1861-1865, AS mengalami Perang Saudara yang menewaskan 600.000 hingga 1 juta orang. Pemicu peperangan ini ialah terbelahnya pandangan publik di AS mengenai perbudakan.
Sebelum perang pecah, AS memiliki penduduk sebanyak 32 juta jiwa. Sebanyak 4 juta jiwa atau 13 persen dari penduduk adalah budak berkulit hitam. Mereka ditindas dan dipaksa bekerja di tanah-tanah pertanian, mayoritas di wilayah selatan AS. Kekayaan para tuan tanah di sana sejatinya berasal dari keringat dan darah para budak.
Kepemimpinan AS terbelah dua. Kubu Union yang dipimpin oleh Abraham Lincoln dan Ulysses S Grant memercayai semua manusia memiliki hak yang sama. Oleh karena itu, mereka ingin menghapus sistem perbudakan. Sebaliknya, kubu Konfederat yang dipimpin oleh Robert E Lee dan Jefferson Davis ingin mempertahankan sistem ini dengan dasar pemikiran superioritas kaum kulit putih.
Perang dimenangi oleh kubu Union. Abraham Lincoln kemudian menjabat sebagai presiden. Empat tahun seusai perang, Lincoln mengeluarkan kebijakan penghapusan perbudakan. Meskipun demikian, perjuangan kaum kulit hitam ataupun etnis kulit berwarna lain untuk mencapai keadilan masih panjang karena di masyarakat AS telah tertanam rasialisme yang sistemik. Di Virginia, patung Lee didirikan karena walaupun kalah perang, ia dianggap sebagai pahlawan.
Pada tahun 2020, penganiayaan terhadap George Floyd, seorang pria kulit hitam yang ditindih hingga tewas oleh polisi kulit putih di Minneapolis, Negara Bagian Minnessota, memicu lahirnya gerakan Black Lives Matter (BLM) atau perlindungan hak hidup kaum kulit hitam di AS. Patung Jenderal Lee di Richmond menjadi salah satu titik unjuk rasa karena merupakan simbol dari rasialisme.
Sejak itu, alas patung Lee dipenuhi grafiti yang sebagian besar mencela polisi. Para aktivis sebenarnya ingin tetap mempertahankan patung Lee sebagai tempat untuk mencurahkan protes sehingga patung Lee menjadi semacam karya seni protes.
Namun, desakan menguat agar patung tersebut diturunkan pada September lalu, setahun setelah gelombang protes terjadi pasca-pembunuhan George Floyd. Ada empat patung milik kota yang diturunkan pada tahun 2020. Namun, pemindahan patung Lee sempat dihalangi oleh dua gugatan hukum.
Gubernur Virginia Ralph Northam mengeluarkan mosi untuk mencabut patung itu dari pusat kota Richmond. Alasannya, keberadaan patung tersebut sudah tidak sesuai dengan nilai-nilai keberagaman yang dianut masyarakat. Upaya ini harus menghadapi penolakan dari sejumlah pihak, seperti keturunan Lee dan tokoh Konfederat lainnya, serta argumen bahwa patung itu selain tengara juga merupakan peninggalan bersejarah.
Pada September lalu, Pengadilan Tinggi Virginia mengabulkan permintaan Northam. Patung Jenderal Lee akhirnya dicabut dari Memorial Street di tengah kota Richmond.
”Ini momen yang bersejarah karena simbol penindasan dan perbudakan tidak boleh dilanggengkan. Pada saat yang sama, kita juga harus terus memastikan masyarakat yang inklusif terwujud,” kata Pemimpin BLM Richmond Lawrence West kepada CNN.
Berbeda dari berita koran
Kembali ke soal kapsul waktu yang ditemukan di bawah patung Jenderal Lee. Sehari setelah patung Lee dipindahkan, September lalu, para pekerja menghabiskan waktu lebih dari 12 jam untuk mencari kapsul waktu di dasar alas setinggi 12 meter, tetapi tidak ditemukan. Akhirnya kapsul waktu itu ditemukan pada Jumat (17/12/2021) dan posisinya tertanam di alasnya setinggi 6 meter.
Selama ini orang menganggap kapsul waktu itu pasti berisi barang-barang berharga. Orang berharap, di dalam kapsul waktu itu ada lusinan barang yang terkait dengan Konfederasi dan foto mendiang Presiden AS Abraham Lincoln. Harapan ini didasarkan pada informasi pada sebuah artikel di koran tahun 1887, tahun saat kapsul waktu itu dipasang di alas tempat patung Lee.
Berita koran tersebut menyebutkan, kapsul waktu itu berisi barang-barang peninggalan Perang Saudara dan foto Lincoln yang sedang terbaring di peti mati. Catatan dokumen dari Perpustakaan Virginia juga menyebutkan ada 37 warga Richmond, organisasi, dan dunia usaha yang juga memasukkan 60 barang ke dalam kapsul waktu itu. Banyak dari barang-barang itu diyakini terkait dengan Konfederasi.
Kapsul waktu, sesuai berita di koran itu, berbentuk kotak dan terbuat dari timah dengan ukuran 35 x 35 x 20 sentimeter. Lebih besar daripada kotak timah yang ditemukan kemarin. Kapsul waktu yang ditemukan ini hanya berukuran 10 x 20 x 30 sentimeter dan terbuat dari timah.
Meski kapsul waktu yang ditemukan tidak sesuai dengan deskripsi kapsul waktu yang dicari, Davon Henry (kontraktor yang mengerjakan proyek pemindahan patung Jenderal Lee) dan anak-anak buahnya bekerja dengan hati-hati. Setelah kapsul waktu berhasil dibuka, ternyata isinya hanya sedikit.
Selain almanak itu, di dalamnya juga ada dua buku. Satu buku dalam kondisi hampir rusak yang bersampul merah muda berjudul The Huguenot Lovers: A Tale of the Old Dominion karya Collinson Pierrepont Edwards Burgwyn. Ia seorang insinyur sipil dari kota Richmond yang mengerjakan proyek Monument Avenue, lokasi patung Lee.
Di dalam kotak timah itu juga ada pamflet yang sepertinya berisi referensi tentang fasilitas pembangkit listrik tenaga air di kota Manchester, selatan Richmond.
Mencari kapsul waktu kedua
Kontraktor yang menurunkan patung Lee dan memindahkan alasnya, Devon Henry, menduga kemungkinan masih ada kapsul waktu kedua yang belum ditemukan.
”Saya juga sangat tertarik, sama seperti semua orang. Lega sekali akhirnya bisa menemukan kapsul waktu itu. Sekarang yang perlu dicari tahu apakah itu yang benar-benar sedang dicari,” ujarnya.
Tim dari Departemen Sumber Daya Persejarahan akan mengumpulkan dan membuat katalog artefak dan berharap bisa memberikan hasil analisis tentang barang-barang temuan itu dan asal muasalnya dalam beberapa hari ke depan. Ketiga buku dan koin perak yang ada di dalam kapsul waktu itu akan disimpan di lemari berpendingin supaya tidak berjamur.
Sebelum kapsul waktu itu dibuka, Gubernur Northam mengatakan, Virginia tidak membutuhkan monumen yang memperingati Konfederasi. ”Kami ini Persemakmuran yang merangkul keberagaman. Inklusif,” ujarnya.
Gubernur Northam dalam pidato sebelum ekskavasi dimulai menekankan pentingnya mempelajari kapsul waktu itu untuk pemahaman sejarah masyarakat Virginia. ”Negara bagian ini memiliki sejarah kelam perbudakan dan penindasan hak asasi manusia,” ucapnya.
”Ekskavasi ini bukan untuk mengagungkan kesuksesan yang dibangun di atas penderitaan orang lain, tetapi untuk menerima, mempelajari, serta membangun masyarakat inklusif dari sejarah kita,” ujar Northam. (AP/AFP/REUTERS)