Covid-19 di India Kian Ganas, Rekor Kematian Baru Terjadi Setiap Hari
Dampak Covid-19 di India terus memburuk. India konsisten mencatat kematian baru di atas 4.000 kasus per hari dalam lebih dari seminggu terakhir.
Oleh
Pascal S Bin Saju
·5 menit baca
NEW DELHI, KAMIS — India terseret dalam lonjakan pandemi Covid-19 yang sulit dikendalikan. Kasus kematian dan infeksi terus meroket. Untuk pertama kalinya India mencatat kasus kematian harian tertinggi, Rabu (19/5/2021), yakni 4.529 kasus. Sudah lebih dari seminggu terakhir India secara konsisten mencatat rekor kematian baru di atas 4.000 kasus setiap hari dibandingkan sebelumnya.
Media The Times of India, Kamis (20/5/2021) pagi, membuat laporan mencengangkan dari Bengaluru, ibu kota dan kota terbesar di Negara Bagian Karnataka. Berdasarkan reportase langsung media tersebut, kasus kematian di Bengaluru naik dua kali lipat dalam 30 hari. Sebanyak 20 persen korban di antaranya adalah mereka yang berusia produktif, yakni 20-49 tahun.
Dalam 19 hari pertama Mei ini, Bengaluru mencatat 75.000 kematian yang dilaporkan akibat Covid-19. Masih banyak kematian tidak dilaporkan. Keluarga membuang mayat ke sungai karena kehabisan kayu bakar atau keterbatasan tempat untuk kremasi. Sejauh ini, angka kematian tersebut merupakan yang tertinggi sejak kasus Covid-19 muncul awal tahun 2020.
Rekor untuk gelombang kedua Covid-19 sebelumnya terjadi pada April 2021 saat Bengaluru mencatat 49.000 kematian dalam sebulan itu. Selama gelombang pertama, September 2020 adalah bulan paling mematikan di Bengaluru dengan 33.000 kasus.
Data dari otoritas setempat menyebutkan, kematian akibat Covid-19 meningkat 95 persen dalam 30 hari terakhir. Korban terbanyak adalah warga berusia 20-49 tahun. ”Hal yang sangat mengkhawatirkan, kematian mereka yang berusia di bawah 50 terus meningkat,” sebut media utama India tersebut.
Di tingkat nasional, Pemerintah India melaporkan rekor harian tertinggi yang belum pernah dicapai sebelumnya, yakni 4.529 kematian baru, Rabu. Lebih dari seminggu ini India terus mencatat rekor setiap harinya. Rekor baru harian memecahkan rekor hari sebelumnya. India konsisten mencatat kematian baru di atas 4.000 kasus per hari dalam lebih dari seminggu terakhir. Angka itu naik terus.
Sekitar satu bulan lalu, India melaporkan rekor baru kasus Covid-19 dalam dua hari berturut-turut. Rekor tertinggi kasus harian Covid-19 di India pecah pada Minggu (18/4/2021), yakni penambahan 275.306 kasus infeksi, naik dari Sabtu (17/4/2021) yang mencatat 260.778 kasus.
Pada saat itu, kasus harian merangkak naik dengan tingkat kematiannya juga melonjak menjadi 1.625 korban jiwa dalam sehari. Jumlah ini lebih tinggi dari rekor kematian harian pada saat puncak gelombang pertama wabah di India, September 2020.
Total kematian karena Covid-19 di India pada pertengahan April itu adalah 178.793 kasus. Namun, Rabu (19/5/2021) naik menjadi 283.248 kasus. Infeksi baru tercatat 267.334 kasus harian sehingga menjadi total 25,5 juta kasus.
Rekor kematian di India berada di urutan ketiga setelah Amerika Serikat yang mencatat 600.000 kasus dan Brasil dengan sekitar 440.000 kasus. Dengan tingkat kematian yang melonjak hampir 60 persen dalam satu bulan terakhir, jika dibandingkan dengan data pertengahan April lalu, membuat India kini terdorong ke dalam situasi yang sangat sulit dan bahkan semakin buruk.
Belum puncak
Pekan lalu, para ahli sudah memperkirakan bahwa apa yang disebut rekor tertinggi saat itu belum bisa disebut yang sebagai puncak. Puncak pandemi di India diperkirakan baru terjadi pada akhir Mei atau awal Juni.
Mereka memprediksi, kasus kematian baru harian akan terus meningkat. Kombinasi penyebaran varian baru dan perilaku abai masyarakat membuat ledakan Covid-19 varian B.1.617 gelombang kedua. Varian ini juga lazim disebut triple-mutant dan dikategorikan sebagai varian yang mengkhawatirkan (varian of concern).
Menurut AFP, korban tewas harian akibat pandemi di India bakal terus meningkat karena Covid-19 menyebar ke perdesaan dengan fasilitas kesehatan yang sangat buruk. Sebagian besar warga desa telah terjangkit dengan perawatan kesehatan dan pengujian sangat dibatasi. Para ahli juga mengatakan, jumlah korban saat ini di India jauh lebih tinggi dari yang telah dilaporkan.
Jumlah kematian terus meningkat. Rumah sakit masih penuh sesak dengan pasien. Banyak rumah sakit juga telah menolak pasien karena keterbatasan tempat tidur. Sebagian rumah sakit merawat pasien di lorong-lorong. Sebulan terakhir, menurut AP, kematian akibat Covid-19 di India telah melonjak enam kali lipat.
Sementara kota-kota besar, seperti Mumbai dan New Delhi, telah melihat tanda-tanda perbaikan dalam beberapa hari terakhir. Selain Bengaluru di Karnataka, situasi buruk juga terjadi di Uttar Pradesh, negara bagian berpenduduk 250 juta jiwa, terpadat di India. Meskipun kasus baru telah menurun dalam seminggu ini, Uttar Pradesh mencatat lebih dari 136.000 infeksi aktif terkonfirmasi.
Di Uttar Pradesh, banyak orang dalam kondisi sekarat karena demam dan sesak napas. Mereka belum dites Covid-19. Krematorium kehabisan kayu dan ratusan mayat dibuang ke Sungai Gangga.
Satu-satunya kesaksian atas kematian di desa adalah tangisan wanita dan anak-anak. Sekarang tangisan itu sangat sering.
”Penduduk desa sering mengabaikan demam dan rasa sakit mereka. Sebelum kerabat dapat memahami apa yang terjadi, pasiennya telah meninggal,” kata Raja Bhaiya dari kelompok nirlaba Vidya Dham Samiti yang bekerja di distrik Banda, Uttar Pradesh. ”Satu-satunya kesaksian atas kematian di desa adalah tangisan wanita dan anak-anak. Sekarang tangisan itu sangat sering.”
Pihak berwenang India tetap optimistis situasi akan segera pulih. Dikatakan, dengan kasus kematian dan infeksi baru tetap di bawah 300.000 untuk tiga hari berturut-turut ini, maka ada tanda-tanda baik bahwa gelombang kedua segera mereda. ”Kurva pandemi mulai stabil,” kata VK Paul, Kepala Gugus Tugas Covid-19 Pemerintah India.
Pejabat pemerintah berlomba untuk membatasi penyebaran virus di desa-desa negara bagian. Kantor berita Press Trust of India mengutip pernyataan pejabat kesehatan senior India, Amit Mohan Prasad, menyebutkan, tim penanggulangan Covid-19 telah menjangkau hampir 90.000 desa. Virus korona baru ini telah terdeteksi di sekitar 21.000 desa.
Pakar kesehatan mengatakan, sejauh mana sebenarnya persebaran virus sulit diukur, sebagian karena pendataan minim dan respons pemerintah sudah terlambat. ”Kisah nasional menyembunyikan apa yang terjadi di perdesaan India sehingga terus menjadi tidak terlihat,” kata Murad Banaji, ahli yang membuat pemodelan kasus India.
Dilaporkan, upaya vaksinasi India terhenti pada saat paling dibutuhkan. Jumlah dosis harian turun sekitar 50 persen dalam enam minggu terakhir, yakni dari 4 juta dosis sehari pada 2 April menjadi 2 juta atau kurang pada minggu ini. Banyak negara bagian mengaku tidak memiliki cukup vaksin untuk diberikan. (AP/AFP)