Brunei, Malaysia, dan Indonesia Sepakat Dukung Palestina
Malaysia bersama Indonesia dan Brunei Darussalam bersepakat menyerukan kepada masyarakat internasional, terutama Dewan Keamanan PBB untuk menghentikan terorisme rezim Israel terhadap Palestina
Oleh
Mawar Kusuma Wulan
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS--Lewat akun Facebook, Perdana Menteri Malaysia Muhyiddin Yassin mengunggah video percakapan lewat telepon dengan Presiden Joko Widodo terkait situasi terkini di Palestina. Dalam diskusi tersebut, kedua pemimpin negara ini sepakat bahwa kekerasan Israel harus segera dihentikan dan menyerukan kepada masyarakat internasional, khususnya Dewan Keamanan PBB, untuk menghentikan teror rezim Israel terhadap Palestina.
“Kita juga sepakat bahwa Malaysia memimpin bersama Republik Indonesia dan Brunei Darussalam mengeluarkan pernyataan bersama untuk mengutuk serangan teror rezim Israel di Palestina,” ujar Muhyiddin yang juga sudah menjalin komunikasi dengan Perdana Menteri Brunei Darussalam, Sultan Hassanal Bolkiah, Sabtu (15/5/2021).
“Kita juga sepakat bahwa Malaysia memimpin bersama Republik Indonesia dan Brunei Darussalam mengeluarkan pernyataan bersama untuk mengutuk serangan teror rezim Israel di Palestina,” ujar Muhyiddin (Perdana Menteri Malaysia).
Mereka membahas tindakan yang harus diambil Malaysia, Brunei, dan Indonesia sehubungan dengan perkembangan saat ini di Palestina. “Yang Mulia juga menyatakan sikap Pemerintah Negara Brunei Darussalam terhadap Palestina. Yang Mulia dalam hal ini melahirkan kesepakatan sehingga dikeluarkan pernyataan bersama untuk mengutuk serangan teror rezim Israel di Palestina,” tambah Muhyiddin yang menyebut bahwa pernyataan bersama ketiga negara tersebut akan dirilis dalam waktu dekat.
Dalam waktu bersamaan, Presiden Jokowi juga kembali menyatakan dukungan terhadap rakyat Palestina lewat cuitan di akun Twitter. Agresi yang dilakukan Israel ke Palestina, menurut Presiden Jokowi, harus segera dihentikan. Ditegaskan Presiden Jokowi, agresi tersebut telah menimbulkan ratusan korban jiwa, termasuk perempuan dan anak-anak.
Komunikasi intens juga terus dilakukan Presiden Jokowi dengan sejumlah pemimpin dunia. "Dalam beberapa hari terakhir ini saya telah berbicara dengan Presiden Turki, Yang Dipertuan Agong Malaysia, PM Singapura, Presiden Afghanistan, Sultan Brunei Darrusalam, dan PM Malaysia," ujar Presiden Jokowi dalam cuitan di akun Twitter.
Dalam waktu bersamaan, Presiden Jokowi juga kembali menyatakan dukungan terhadap rakyat Palestina lewat cuitan di akun Twitter. Agresi yang dilakukan Israel ke Palestina, menurut Presiden Jokowi, harus segera dihentikan.
Dalam pembicaraan dengan sejumlah pemimpin dunia tersebut, Presiden Jokowi membahas kondisi mencemaskan dari warga Palestina di Jalur Gaza. Presiden Jokowi juga membicarakan soal tindak lanjut ASEAN Leaders' Meeting hingga perkembangan situasi di Afghanistan.
"Indonesia mengutuk serangan Israel yang telah menyebabkan jatuhnya ratusan korban jiwa, termasuk perempuan dan anak-anak. Agresi Israel harus dihentikan," kata Presiden Jokowi di akun Twitter resminya @jokowi.
Perkembangan situasi di Palestina merupakan salah satu isu global yang terus menjadi perhatian Presiden Jokowi. Sebelumnya, pada Senin (10/5/2021), Presiden Jokowi juga sempat melontarkan beberapa cuitan di Twitter yang juga menyatakan keberpihakan terhadap rakyat Palestina. Kala itu, Presiden Jokowi mengecam keras pengusiran paksa dan kekerasan terhadap warga Palestina dari Sheikh Jarrah, Yerusalem Timur, dan kekerasan yang terjadi di Masjid Al Aqsa oleh pasukan Israel.
Konflik Palestina dan Israel telah menuai perhatian dunia. Komunikasi antarpemimpin dunia terus dijalin. Selain dengan Presiden Jokowi, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan juga berkomunikasi dengan Presiden Rusia Vladimir Putin seperti diberitakan oleh Aljazeera.com pada Rabu (12/5/2021).
Lewat sambungan telepon dengan Putin tersebut, Erdogan menyebut bahwa masyarakat internasional harus memberi Israel pelajaran yang kuat karena perlakuannya terhadap rakyat Palestina. Erdogan juga mendesak Dewan Keamanan PBB untuk segera campur tangan.
Erdogan juga menyarankan kepada Putin bahwa pasukan perlindungan internasional untuk melindungi Palestina harus dipertimbangkan. Turki menjadi negara mayoritas Muslim pertama yang mengakui Israel pada 1949. Namun kemudian Turki memutuskan hubungan dengan Israel pada 2010 setelah 10 aktivis Turki pro-Palestina dibunuh oleh pasukan Komando Israel.