Tuduhan Mengarah pada Kelompok Hutu dalam Pembunuhan Dubes Italia di Kongo
Kelompok bersenjata Hutu, yang dulu pernah terlibat dalam genosida etnis di Rwanda pada tahun 1990-an, dituding berada di balik serangan terhadap konvoi PBB, yang menewaskan Dubes Italia, di Republik Demokratik Kongo.
Oleh
Kris Mada
·5 menit baca
Kompas
Pasukan Penjaga Perdamaian Perserikatan Bangsa-Bangsa berjaga-jaga di lokasi penyerangan terhadap konvoi kendaraan Program Pangan Dunia (WFP) di Kivu Utara, Republik Demokratik Kongo, Senin (22/2/2021).
KINSHASA, SELASA — Kementerian Dalam Negeri Republik Demokratik Kongo menuding kelompok bersenjata Hutu bertanggung jawab atas serangan yang menewaskan Duta Besar Italia Luca Attanasio dan dua orang lain. Attanasio tewas akibat serangan pada Senin (22/2/2021) pagi waktu setempat di Provinsi Kivu Utara.
Kementerian Dalam Negeri Republik Demokratik Kongo menyebut serangan tersebut dilancarkan oleh kelompok Pasukan Demokrasi untuk Pembebasan Rwanda (FDLR). Kelompok yang didominasi orang Hutu itu disebut telah membuat masalah di Republik Demokratik Kongo selama setidaknya 25 tahun terakhir.
Serangan disebut sebagai bagian dari upaya penculikan. Penyerang dinyatakan menculik empat orang dari lokasi. Salah satunya akhirnya dilepaskan. Sementara tiga orang lain belum diketahui identitas dan nasibnya.
Adapun Gubernur Kivu Utara Carly Nzanzu Kasivita mengatakan bahwa kendaraan-kendaraan dengan logo Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) diserang, lalu direbut sekelompok orang. Tentara Kongo dan penjaga Taman Nasional Virunga, tempat serangan terjadi, datang setelah mendengar tembakan. ”Ada baku tembak,” ujar Kasivita.
Kompas
Pasukan Republik Demokratik Kongo berjaga-jaga di lokasi penyerangan terhadap konvoi kendaraan Program Pangan Dunia (WFP)di Kivu Utara, Republik Demokratik Kongo, Senin (22/2/2021).
Attanasio, Duta Besar Italia untuk Republik Demokratik Kongo, disebut tertembak kala penyerang berusaha melarikan diri. Selain mengenai Attanasio, tembakan juga mengenai pegawai Program Pangan PBB (WFP) dan Vittorio Lacovacci, anggota Carabinieri—polisi militer Italia—yang mengawal Attanasio.
Ada dua Kongo di Afrika, yakni Kongo dan Republik Demokratik (RD) Kongo. Insiden terjadi di RD Kongo yang dulu dikenal sebagai Zaire.
Kasus pembersihan etnis
Dalam insiden Senin kemarin, Hutu dituding terlibat. Kelompok itu dikenal terkait pembersihan etnis di Rwanda pada awal dekade 1990-an. Kala itu kelompok ekstremis Hutu menyasar orang-orang Tutsi dan orang Hutu moderat di Rwanda.
Lebih dari 800.000 orang tewas dalam peristiwa yang disebut sebagai salah satu genosida terburuk pada akhir abad ke-20 itu. Rwanda terletak di timur RD Kongo, dan Goma adalah salah satu kota RD Kongo yang persis bersebelahan dengan Rwanda.
AP PHOTO/JUSTIN KABUMBA
Warga setempat melihat Pasukan Penjaga Perdamaian PBB berjaga-jaga di dekat area tempat serangan terhadap konvoi PBB, yang menewaskan Dubes Italia, di Nyiragongo, Provinsi Kivu Utara, Republik Demokratik Kongo, Senin (22/2/2021).
Dalam laporan intelijen Italia pada 2020, sedikitnya 100 kelompok bersenjata beraksi di RD Kongo. Kelompok-kelompok itu bersaing untuk memperebutkan sumber-sumber mineral dan bahan tambang lain di RD Kongo. FDLR merupakan salah satu dari kelompok bersenjata itu. Pada April 2020, FDLR dituding terlibat dalam serangan yang menewaskan 12 orang di Taman Nasional Virunga.
Republik Demokratik Kongo, negara seluas Eropa barat, merupakan negara yang dilanda berbagai konflik. Konflik itu terutama terjadi di wilayah-wilayah terpencil di bagian timur yang kaya mineral. Sejumlah milisi beroperasi di provinsi-provinsi wilayah timur, banyak dari mereka adalah bekas pasukan perang tahun 1990-an, yang menewaskan jutaan warga.
Menurut lembaga pemantau asal Amerika Serikat, Kivu Security Tracker (KST), terdapat 122 kelompok bersenjata yang aktif di Provinsi Kivu Utara, Kivu Selatan, Ituri, dan Tanganyika tahun lalu. Data PBB, yang dirilis pekan lalu, menyebutkan bahwa lebih dari 2.000 orang tewas. Serangan pada Senin lalu terjadi di Goma, ibu kota Provinsi Kivu Utara, teritorial Nyiaragongo, salah satu area paling berbahaya.
FDLR adalah salah satu dari sejumlah kelompok bersenjata yang beroperasi di area tersebut. Kelompok itu juga memberi perlawanan terhadap Pemerintah Rwanda saat ini. Sejak 2001, kelompok itu tidak melancarkan perlawanan berskala besar.
AP PHOTO/JUSTIN KABUMBA
Pasukan Penjaga Perdamaian PBB membawa jenazah dari dekat area tempat serangan terhadap konvoi PBB, yang menewaskan Dubes Italia, di Nyiragongo, Provinsi Kivu Utara, Republik Demokratik Kongo, Senin (22/2/2021).
Kelompok lain yang juga beroperasi di Goma adalah Tutsi Kongo, yang juga dikenal dengan Tentara Revolusioner Kongo. Kelompok ini pernah menguasai Goma tahun 2012-2013.
Kelompok paling berbahaya lainnya di Kivu Utara adalah Aliansi Pasukan Demokrat (ADF) di area Beni, dekat perbatasan dengan Uganda. Semula berasal dari pasukan pemberontak Muslim Uganda, ADF bermarkas di Republik Demokratik Kongo tahun 1995. Pada paruh kedua tahun lalu, menurut data PBB, serangan yang disebut dilancarkan ADF menewaskan 468 orang, termasuk 108 perempuan dan 15 anak-anak.
Penyelidikan
Serangan yang menewaskan Dubes Italia terjadi di utara Goma, ibu kota Kivu Utara. Dalam pernyataan pada Senin siang waktu Roma atau Selasa (23/2/2021) dini hari WIB, Kejaksaan Italia memastikan akan menyelidiki penyerangan itu. Regu Carabinieri, polisi militer untuk tugas sipil di Italia, dijadwalkan tiba di Kinshasa hari ini untuk membantu penyelidikan terkait serangan itu.
ALEXIS HUGUET/AFP
Pasukan Penjaga Perdamaian Perserikatan Bangsa-Bangsa dan petugas mengevakuasi korban penyerangan terhadap konvoi kendaraan Program Pangan Dunia (WFP) di Kivu Utara, Republik Demokratik Kongo, Senin (22/2/2021).
Informasi soal insiden itu masih simpang siur. WFP menyebut, Attanasio ikut dalam rombongan mereka. WFP menyatakan bahwa rute yang dilalui rombongan itu telah diamankan.
Asisten Sekretaris Jenderal PBB untuk Misi Perdamaian Jean-Pierre Lacroix menyebut, penilaian keamanan biasanya dikeluarkan oleh pejabat PBB. ”Penyelidikan sedang berlangsung dan semoga segera memberi penjelasan,” ujarnya.
Sementara Kementerian Dalam Negeri RD Kongo menyatakan bahwa aparat setempat tidak diberi tahu soal lawatan WFP. Karena itu, mereka tidak ikut mengawal rombongan tersebut.
Adapun kantor berita Italia, ANSA, menyebut rombongan itu juga melibatkan Pasukan Penjaga Perdamaian PBB di Kongo (Monusco). ANSA hanya menyebut informasi itu didapat dari sejumlah sumber di Roma dan Kinshasa.
Murah senyum
Kenalan dan kerabat Attanasio menyebut mendiang sebagai orang yang murah senyum. ”Saya mengingat senyumnya yang menawan, gayanya, dan pengetahuan luas soal urusan Afrika,” kata mantan Wakil Menteri Luar Negeri Italia Emanuela Del Re.
COMUNITA\' DI SANT\'EGIDIO VIA AP
Duta Besar Italia untuk Republik Demokratik Kongo Luca Attanasio dalam salah satu acara di Kinshasa pada Januari 2018. Ia tewas akibat tembakan kelompok bersenjata yang menyerang konvoi kendaraan Program Pangan Dunia (WFP), Senin (22/2/2021).
Pada Oktober 2020, Attanasio menerima penghargaan Nassiriya for Peace dari asosiasi warga di Camerota, Italia. Kala itu, ia menyebut tugas sebagai duta besar kadang mendekati bahaya.
”Di Kongo, perdamaian, kesehatan, dan pendidikan kadang menjadi hak istimewa untuk sedikit orang. Republik Demokratik Kongo sangat haus akan perdamaian, setelah tiga dekade perang. Peran kita, peran kedutaan besar, adalah dekat dengan orang Italia, yang hidup bersama untuk berbagi nasib dengan penduduk Kongo,” tuturnya kala itu.
Ia dan seluruh keluarganya tinggal di Kongo. ”Beberapa orang terkejut dengan pilihan itu. Karena semua risiko yang ada. Walakin, tugas kita memberi contoh,” kata Attanasio. (AFP/REUTERS/SAM)