Pandemi Covid-19 tak sekadar menimbulkan masalah kesehatan, tetapi juga membuat ketimpangan ekonomi antara penduduk kaya dan miskin kian menganga.
Oleh
ADHITYA RAMADHAN
·3 menit baca
LONDON, SENIN — Krisis ekonomi akibat Covid-19 semakin memperburuk kesenjangan. Penduduk kaya seperti miliarder Amazon, Jeff Bezos, dan pendiri Tesla, Elon Musk, justru semakin kaya, sementara penduduk miskin butuh waktu bertahun-tahun untuk memulihkan diri dari keadaan ekonomi yang sulit.
Demikian disampaikan Oxfam dalam laporannya ”The Inequality Virus” yang dirilis saat para pemimpin dunia berkumpul secara virtual dalam ”Dialog Davos” yang diadakan Forum Ekonomi Dunia. Melalui laporannya itu, organisasi masyarakat sipil tersebut memberikan peringatan bahwa sejak pandemi Covid-19 dimulai kesenjangan meningkat di setiap negara secara bersamaan.
”Sebanyak 1.000 orang terkaya di planet ini bisa menutupi kerugian mereka akibat sembilan bulan pandemi hanya dalam satu bulan, tetapi butuh waktu lebih dari satu dekade bagi penduduk termiskin untuk pulih,” kata Oxfam dalam laporannya.
Negara-negara memiliki ”jendela peluang yang kian menyempit” untuk membangun kembali ekonominya yang adil dan berkelanjutan.
”Kita menyaksikan peningkatan ketimpangan terbesar,” ujar Gabriela Bucher, Direktur Eksekutif Oxfam Internasional, dalam pernyataannya. Gabriela juga menyerukan penerapan pajak yang tinggi bagi penduduk kaya dan perlindungan yang lebih kuat bagi para pekerja.
”Ekonomi yang dicurangi menyalurkan kekayaan pada elite kaya sehingga keluar dari pandemi dengan kemewahan, sedangkan mereka yang berada di garis depan pandemi—penjaga toko, petugas kesehatan, dan pedagang pasar—berjuang untuk membayar tagihan.”
Penduduk miskin dan rentan telah menjadi pihak yang paling terdampak dari badai ekonomi akibat Covid-19. Perempuan dan pekerja yang termarjinalkan menghadapi kehilangan pekerjaan yang luar biasa. Bank Dunia memperingatkan, lebih dari 100 juta penduduk bisa jatuh ke dalam jurang kemiskinan yang ekstrem. Mereka butuh lebih dari satu dekade untuk kembali ke keadaan sebelum pandemi.
Sementara itu, kekayaan kolektif miliarder dunia naik 3,9 triliun dollar AS antara Maret dan Desember 2020 menjadi 11,95 triliun dollar AS. Kekayaan bersih 10 orang terkaya dunia tahun 2020 menurut Forbes, termasuk Bezos, Musk, CEO LVMH Bernard Arnault, CEO Microsoft Bill Gates, dan CEO Facebook Mark Zuckerberg, naik 540 miliar dollar AS pada periode yang sama.
Para peneliti Oxfam menghitung, kekayaan orang-orang superkaya itu jika dijumlahkan akan cukup untuk mencegah siapa pun jatuh miskin dan membayar vaksin untuk semua penduduk dunia.
Sementara, menggunakan data Bank Dunia, Oxfam menyatakan bahwa dalam skenario terburuk tingkat kemiskinan global tahun 2030 akan lebih tinggi dari kondisi sebelum pandemi di mana sebanyak 3,4 miliar penduduk masih hidup dengan penghasilan kurang dari 5,5 dollar AS per hari.
Oxfam juga menghitung bahwa pajak sementara atas kekayaan berlebih dari 32 perusahaan global yang meraup untung paling banyak selama pandemi bisa mencapai 104 miliar dollar AS tahun 2020. Jumlah ini cukup untuk menyediakan tunjangan pengangguran bagi semua pekerja dan dukungan keuangan bagi semua anak dan warga lansia di negara miskin dan berkembang.
”Ketimpangan ekstrem bukan tidak bisa terhindarkan, tetapi ini adalah pilihan kebijakan,” kata Gabriela. Perjuangan melawan ketimpangan harus menjadi inti dalam upaya penyelamatan dan pemulihan ekonomi disertai investasi dalam pelayanan publik yang dibiayai oleh sistem pajak di mana perusahaan dan individu membayar secara adil.
Jayati Ghosh, profesor Eekonomi di University of Massachusetts Amherst, mengatakan, kerja sama internasional menjadi kunci untuk menerapkan berbagai perubahan.
Pemerintahan AS yang baru di bawah Joe Biden akan memacu ”kesediaan” untuk bertindak bersama dalam menangani berbagai masalah, termasuk menindak perlakuan pajak yang tidak adil dan menyalurkan bantuan pada negara-negara berkembang.
”Ada beberapa kendala yang sangat sangat besar, tapi ada banyak hal yang bisa dilakukan dengan cepat,” ujar Jayati kepada Thomson Reuters.