Siapa yang Layak Raih Nobel Perdamaian: WHO, Greta, atau Grup Kebebasan Pers?
Nama-nama yang disebut pantas sebagai nomine Nobel Perdamaian tahun ini beragam. Mulai dari kelompok pendukung kebebasan pers, Transparency International, Program Pangan Dunia (WFP), dan juga PBB hingga sejumlah tokoh.
Oleh
BENNY D KOESTANTO
·4 menit baca
Selalu sulit menebak sosok atau pihak terkuat calon pemenang penghargaan Nobel Perdamaian. Daftar nomine selalu dirahasiakan selama 50 tahun terakhir. Institut Nobel hanya menyebutkan jumlah nominenya. Tahun ini ada 318 nomine: 211 individu dan 107 organisasi.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) disebut-sebut berpeluang meraih penghargaan itu, selain remaja aktivis lingkungan hidup asal Swedia, Greta Thunberg, serta dua kelompok pendukung kebebasan pers: Reporters Without Borders (RSF) dan Committee to Protect Journalists (CPJ).
Pemenang Nobel Perdamaian akan diumumkan pada Jumat (9/10/2020). Penghargaan itu akan memuncaki penganugerahan Hadiah Nobel yang total berjumlah enam kategori. Nobel Perdamaian adalah satu-satunya yang diumumkan di Oslo, Norwegia.
WHO muncul belakangan sebagai calon favorit. Ini terkait langsung dengan kondisi pandemi Covid-19 saat ini. Organisasi PBB itu diunggulkan oleh sejumlah rumah taruhan, di atas posisi Greta. Kelompok-kelompok pendukung kebebasan pers juga dinilai merupakan pesaing yang kuat bagi keduanya.
Jika WHO terpilih, hal itu akan menjadi cara lima anggota Komite Nobel Norwegia mengingatkan dunia untuk menghormati pendekatan multilateral badan PBB itu dalam menangani Covid-19. Namun, WHO juga menuai kritik tajam karena responsnya yang lambat. Presiden AS Donald Trump menuduh WHO menyerah pada pengaruh China.
Tidak diketahui pula apakah WHO dinominasikan tepat waktu. Sebab, Covid-19 ditetapkan sebagai pandemi global pada 11 Maret, sementara batas waktu penyerahan nomine atas Nobel Perdamaian adalah 31 Januari. Anggota Komite Nobel hanya dapat menambahkan usulan atau saran mereka pada pertemuan pertama mereka tahun ini, Februari lalu.
Remaja aktivis iklim Greta Thunberg telah menjadi sosok yang disebut-sebut para ahli sejak beberapa tahun lalu. Ia bisa dianugerahi Nobel atas namanya sendiri atau bisa juga bersama dengan aktivis lainnya. Greta telah menjadi favorit untuk memenangi penghargaan itu tahun lalu. Belakangan, Nobel Perdamaian tahun lalu jatuh ke tangan Perdana Menteri Etiopia Abiy Ahmed atas perannya mengakhiri kebuntuan selama 20 tahun pascaperang Etiopia-Eritrea.
Jika terpilih, Greta akan menjadi pemenang termuda kedua dalam hampir 120 tahun sejarah Hadiah Nobel, setelah Malala Yousafzai, aktivis Pakistan. Usia Greta adalah 17 tahun. ”Bahkan, jika Anda mengalami pandemi ini sekarang, perubahan iklim dalam jangka panjang jauh lebih serius,” kata Asle Sveen, sejarawan Nobel.
Kelompok-kelompok pendukung kebebasan pers juga disebut-sebut sebagai favorit. Peran kelompok Reporters Without Borders (RSF), misalnya, dalam menyebarkan informasi di daerah-daerah konflik dinilai luar biasa dan patut dihargai. Henrik Urdal, Direktur Institut Oslo, menyebutkan, jika Committee to Protect Journalists (CPJ) terpilih mendapatkannya, hal itu akan menjadi pesan kuat pada era yang ditandai dengan meningkatnya disinformasi dan menguatnya tantangan dalam kebebasan pers di seluruh dunia.
”Dengan tidak adanya calon yang sangat jelas, saya pikir kita bisa dan harus memberikan penghargaan bagi organisasi payung untuk jurnalis atau jurnalis individu yang bekerja di lapangan,” saran Urdal.
”Selama konflik, sangat penting bahwa jurnalis berkontribusi untuk memberikan informasi tentang apa yang terjadi, baik untuk meminta pertanggungjawaban pihak yang berkonflik atas tindakan mereka serta memberikan informasi kepada dunia luar yang memungkinkan kesempatan bagi pemerintah untuk menilai situasi dan tindakan yang mungkin dilakukan.”
Nama-nama lain yang disebut pantas sebagai nomine beragam. Ada organisasi nonpemerintah asal Jerman Transparency International, Program Pangan Dunia (WFP), PBB dan sekretaris jenderalnya Antonio Guterres, Kanselir Jerman Angela Merkel serta politisi Afghanistan dan aktivis hak-hak perempuan Fawzia Koofi atau tokoh oposisi Rusia, Alexei Navalny. Mereka yang memenuhi syarat untuk menominasikan kandidat untuk hadiah juga diizinkan untuk mengungkapkan pilihan mereka.
Mereka yang diyakini ada dalam daftar itu termasuk warga Hong Kong, NATO, pemimpin asli Brasil dan ahli lingkungan Raoni Metuktire. Mungkin saja trio whistleblower Julian Assange, Edward Snowden dan Chelsea Manning, mantan Perdana Menteri Yunani Alexis Tsipras dan mitranya dari Macedonia, Zoran Zaev.
Siapa pun yang menang, Covid-19 akan memengaruhi hadiah tahun ini. Bergantung pada pembatasan-pembatasan sosial terkait Covid-19, penganugerahan penghargaan Nobel akan digelar pada 10 Desember. Upacara kemungkinan bisa juga digelar secara langsung pada upacara skala kecil di Oslo, Norwegia, atau dari jarak jauh secara daring. (AFP/BEN)