Pesan-pesan Internal Karyawan Ungkap Borok-borok Boeing 737 MAX
Boeing telah merilis ratusan pesan internal yang berisi kritik pedas terhadap pengembangan pesawat 737 MAX. Salah satu pesan itu menyatakan bahwa pesawat tersebut ”didesain oleh badut-badut yang diawasi oleh monyet”.
Oleh
ADHITYA RAMADHAN
·3 menit baca
WASHINGTON, SABTU — Boeing telah merilis ratusan pesan internal yang berisi kritik pedas terhadap pengembangan pesawat 737 MAX, termasuk salah satunya yang menyatakan bahwa pesawat itu ”didesain oleh badut-badut yang diawasi oleh monyet”.
Pesan-pesan yang dibuka pada Kamis (9/1/2020) tersebut menunjukkan usaha untuk menghindari pengawasan regulator. Hal ini diperlihatkan oleh para pekerja yang meremehkan pesawat 737 MAX, perusahaan, Badan Penerbangan Federal (FAA), dan regulator penerbangan asing.
Dalam pesan singkat pada 8 Februari 2018 ketika pesawat B737 MAX sudah mengudara dan delapan bulan sebelum dua kecelakaan fatal di Indonesia dan Etiopia, seorang karyawan bertanya pada karyawan yang lain, ”Akankah kamu menempatkan keluargamu dalam simulator pesawat MAX? Saya tidak.” Karyawan yang ditanya menjawab, ”Tidak.”
Boeing menyebut, pesan-pesan itu dikirimkan kepada penyelidik Kongres sebagai bentuk transparansi.
”Saya belum diampuni Tuhan atas apa yang saya tutupi tahun lalu,” tulis seorang karyawan tahun 2018, merujuk pada urusan dengan FAA.
”Saya tahu, tetapi inilah yang regulator dapatkan ketika mereka berusaha dan menghalangi. Mereka menghambat kemajuan,” tulis seorang karyawan yang lain pada Agustus 2015.
Dokumen komunikasi tersebut bisa memperburuk hubungan Boeing dengan regulator. Pesan-pesan itu memperlihatkan budaya pemotongan anggaran yang agresif dan sikap tidak menghormati FAA. Padahal, produsen pesawat itu sedang berusaha mendapatkan persetujuan agar 737 MAX bisa mengudara kembali dan mendapatkan kembali kepercayaan publik.
Pesawat B737 MAX telah dilarang mengudara sejak Maret 2019 setelah kecelakaan menimpa Ethiopian Airlines, lima bulan setelah kecelakaan serupa terjadi pada Lion Air. Dua insiden itu menewaskan 346 orang.
Secara khusus, pesan-pesan dalam komunikasi tersebut juga mengungkapkan usaha Boeing untuk tidak membuat simulator pilot—sebuah proses yang mahal dan memakan waktu—sebagai syarat dalam pengembangan 737 MAX.
”Surat elektronik yang baru saja dirilis ini luar biasa kurang ajar,” kata Peter DeFazio, Ketua Komite Transportasi DPR AS yang memimpin penyelidikan 737 MAX. ”Mereka menggambarkan secara dalam sejauh mana Boeing bersedia untuk menghindari pengawasan dari regulator, awak pesawat, dan penumpang.”
Sementara itu, Senator Roger Wicker dari Komite Perdagangan yang memimpin Senat dalam penyelidikan Boeing mengatakan, dokumen-dokumen itu ”menimbulkan pertanyaan sejauh mana efektivitas pengawasan FAA terhadap proses sertifikasi Boeing”.
Penyelidikan terhadap pesawat 737 MAX saat ini difokuskan pada Sistem Augmentasi Karakteristik Manuver, sebuah sistem kendali penerbangan otomatis. Pada Kamis (9/1/2020), Boeing menyatakan kepercayaan dirinya bahwa ”semua simulator MAX Boeing berfungsi efektif” setelah uji coba berulang kali sejak dokumen-dokumen itu ditulis.
Boeing menyatakan akan merekomendasikan pilot untuk menjalani pelatihan dalam simulator sebelum menerbangkan 737 MAX, sebuah perubahan besar dari sebelumnya yang hanya mengandalkan pelatihan berbasis komputer karena 737 MAX dinilai mirip dengan tipe sebelumnya, 737 NG.