Publik Diajak Peduli terhadap Kelestarian Orangutan
Kiehl’s Indonesia menjalankan kampanye #PelukUntukOrangUtan. Kontribusi dari kampanye digunakan untuk mendukung upaya pelestarian habitat orangutan kalimantan di Hutan Lindung Wehea, Kutai Timur, Kalimantan Timur.
Oleh
PRADIPTA PANDU MUSTIKA
·3 menit baca
KOMPAS/LUKAS ADI PRASETYA
Program Samboja Lestari di kawasan ekowisata terbatas milik Yayasan Penyelamatan Orangutan Borneo (BOS) di Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, memiliki 224 orangutan yang direhabilitasi. Demi rehabilitasi dan rencana pelepasliaran, yang bisa dilihat wisatawantanpa menyentuh—hanya orangutan yang tidak mungkin lagi dilepasliarkan, yakni di Pulau 5, salah satu pulau buatan di ekowisata tersebut. Foto diambil pada Rabu (15/8/2012).
JAKARTA, KOMPAS — Status orangutan yang kian terancam membuat berbagai pihak, termasuk perusahaan swasta, mengajak seluruh masyarakat turut menjaga kelestarian satwa endemik Indonesia ini. Salah satu upaya tersebut dilakukan Kiehl’s Indonesia dengan membuat kampanye bertanda pagar #PelukUntukOrangUtan.
Perusahaan produk kecantikan Kiehl’s Indonesia membuat kampanye ini dengantujuan memberikan pemahaman kepada publik mengenai pentingnya ikut berkontribusi dalam pelestarian habitat orangutan. Kampanye ini juga sekaligus untuk memberikan inspirasi dalam mendukung upaya konservasi.
Brand General Manager Kiehl’s IndonesiaVenny Septianitamenyampaikan, tahun ini ketiga kalinya Kiehl’s Indonesia menjalankan kampanye #PelukUntukOrangUtan. Kontribusi dari kampanye digunakan untuk mendukung upaya pelestarian habitat orangutan kalimantan di Hutan Lindung Wehea, Kutai Timur, Kalimantan Timur.
Hutan tidak hanya menjadi habitat orangutan, tetapi juga lumbung kehidupan masyarakat.
”Kampanye ini merupakan salah satu bentuk kontribusi sosial Kiehl’s di Indonesia yang bertujuan untuk membantu memberikan pemahaman terkait pentingnya hutan untuk orangutan dan sebaliknya. Ini termasuk pentingnya peran serta masyarakat dalam upaya pelestarian Hutan Lindung Wehea yang menjadi habitat orangutan kalimantan,” ujarnya saat konferensi pers di Jakarta, Rabu (23/3/2022).
Venny mengatakan, Kiehl’s di Indonesiatelah menerima 10.000 dukungan masyarakat Indonesia dan 5.000 kemasan kosong terkumpul untuk didaur ulang. Total dana yang terkumpul dari dukungan masyarakat tersebut mencapai Rp 250 juta. Nantinya dana inilah yang akan digunakan untuk membantu pelestarian Hutan Lindung Wehea.
LUKASADIE
Konferensi pers kampanye #PelukUntukOrangutan di Jakarta, Kamis (23/3/2022).
Kampanye #PelukUntukOrangUtan merupakan bagian dari komitmen keberlanjutan Kiehl’s untuk terus membantu mengurangi dampak terhadap lingkungan dan berkontribusi kepada masyarakat. Komitmen ini diwujudkan dalam dua pilar, yaitu Kiehl’s Does dan Kiehl’s Gives.
Kiehl’s Does adalah bagaimana Kiehl’s mengambil langkah nyata untuk membangun masa depan berkelanjutan melalui formulasi, pengemasan, dan manufaktur yang bertanggung jawab demi mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan. Sementara Kiehl’s Gives merupakan komitmen Kiehl‘s untuk ambil bagian dengan memberikan kontribusi sosial kepada masyarakat.
Siang Geah, tokoh masyarakat adat Wehea yang juga anggota DPRD Kabupaten Kutai Timur, menyebut bahwa masyarakat adat Wehea sangat bergantung pada hutan. Hutan tidak hanya menjadi habitat orangutan, tetapi juga lumbung kehidupan masyarakat.
”Dukungan Kiehl’s selama beberapa tahun terakhir turut membantu menguatkan kapasitas lembaga adat Wehea dalam melindungi hutan agar populasi orangutan tetap terjaga. Kami berharap dapat terus menjaga hutan sehingga masyarakat adat Wehea bisa hidup sejahtera di tengah hutan yang lestari melalui berbagai kemitraan yang sudah terjalin,” ucapnya.
Kelompok penjaga hutan
Dalam menjaga kawasan hutan lindung seluas 29.000 hektar ini, masyarakat Dayak Wehea membentuk Petkuq Mehuey (PM) atau kelompok penjaga hutan yang mayoritas anggotanya adalah anak muda. Melalui dukungan Kiehl’s, kelompok ini kemudian mendapat program pendampingan dan pelatihan, seperti ekowisata berbasis masyarakat, peningkatan kapasitas untuk hak kelola hutan, hingga penyediaan kelengkapan peralatan patroli hutan.
KOMPAS/RIZA FATHONI
Orangutan memantau kedatangan perahu motor di kawasan konservasi orangutan di gugusan Pulau Salat, Palangkaraya, Kalimantan Tengah.
Kontribusi dari kampanye #PelukUntukOrangUtan tahun ini akan digunakan untuk mendukung upaya pengelolaan hutan serta beasiswa anak-anak Wehea agar dapat meneruskan semangat melestarikan hutan. Dukungan pendidikan diharapkan menjadi pintu untuk meningkatkan kapasitas warga mengelola hutan secara lebih baik.
Selain itu, pengelolaan habitat orangutan dan ekosistemnya di bentang alam Wehea-Kelay juga dilakukan dengan mendirikan Forum Kawasan Ekosistem Esensial (KEE) Wehea-Kelay. Forum ini memiliki 23 anggota yang terdiri dari pemerintah pusat, pemerintah daerah, swasta, masyarakat, akademisi, dan lembaga swadaya masyarakat.
”Salah satu tujuan Forum KEE Wehea-Kelay adalah mendorong pengelolaan habitat orangutan secara kolaboratif dalam skala bentang alam dan mendukung viabilitas populasinya jangka panjang,”kataKetua Forum KEE Wehea-Kelay Ence Ahmad Raffidin Rizal.