Enam dari 8 penelitian menunjukkan pasien yang divaksin, baik satu atau dua dosis, lebih kecil kemungkinannya untuk mengembangkan gejala Covid-19 panjang dibandingkan pasien yang tidak divaksinasi.
Oleh
AHMAD ARIF
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Vaksinasi lengkap bisa menurunkan risiko Covid-19 berkepanjangan hingga 50 persen dibandingkan orang yang hanya menerima satu dosis vaksin atau tidak divaksinasi. Efektivitas vaksin terhadap sebagian besar gejala setelah Covid-19 paling tinggi pada orang di atas 60 tahun dan terendah pada mereka yang berusia 19-35 tahun.
Manfaat vaksinasi terhadap penurunan risiko Covid-19 berkepanjangan ini dilaporkan Badan Keamanan Kesehatan Inggris (UK Health Security Agency) dalam laporan yang bisa diakses daring pada Rabu (16/2/2022). Badan tersebut melakukan tinjauan cepat terhadap bukti, termasuk 15 studi di Inggris dan sejumlah negara lain hingga Januari 2022. Efektivitas vaksin yang dikaji adalah Pfizer-BioNTech, Oxford-AstraZeneca, Moderna, atau satu dosis vaksin Janssen.
Tinjauan tersebut menemukan bahwa sekitar 2 persen dari populasi Inggris telah melaporkan gejala Covid-19 berkepanjangan (long covid), yang dapat berlangsung lebih dari empat minggu setelah infeksi awal SARS-CoV-2. Gejala yang paling umum adalah kelelahan, sesak napas, dan nyeri otot atau sendi.
Vaksinasi adalah cara terbaik untuk melindungi diri Anda dari gejala serius saat Anda terinfeksi dan juga dapat membantu mengurangi dampak jangka panjang.
Dari delapan penelitian yang melihat efek vaksinasi yang diberikan sebelum infeksi, enam penelitian menunjukkan bahwa pasien yang divaksinasi, yaitu mereka yang mendapatkan satu atau dua dosis, lebih kecil kemungkinannya untuk mengembangkan gejala Covid-19 panjang dibandingkan pasien yang tidak divaksinasi. Karena kedelapan studi tersebut hanya memasukkan peserta yang telah tertular Covid-19, para peneliti mencatat bahwa efek vaksinasi terhadap pengurangan kejadian Covid-19 tidak diperhitungkan.
Beberapa penelitian dalam tinjauan ini melihat efek vaksinasi yang diberikan sebelum infeksi dan menemukan bahwa orang dengan Covid-19 yang sebelumnya menerima dosis vaksin lengkap memiliki kemungkinan sekitar setengah dari orang yang menerima satu dosis atau tidak divaksinasi untuk mengembangkan gejala Covid-19 yang berlangsung lebih dari 28 hari. Efektivitas vaksin terhadap sebagian besar gejala Covid-19 tertinggi pada orang berusia 60 tahun ke atas.
Tiga penelitian lebih lanjut membandingkan gejala yang sedang berlangsung pada orang yang tidak divaksinasi, melihat perbedaan antara mereka yang menerima vaksinasi dan mereka yang tidak. Mereka melaporkan bahwa orang-orang yang divaksinasi lebih kecil kemungkinannya untuk melaporkan gejala Covid-19 yang lama dibandingkan mereka yang tetap tidak divaksinasi selama periode waktu yang sama.
Kepala Imunisasi Badan Keamanan Kesehatan Inggris Mary Ramsay, seperti dikutip The British Medical Journal (BMJ), mengatakan, ”Studi-studi ini menambah manfaat potensial dari menerima vaksinasi Covid-19 secara penuh. Vaksinasi adalah cara terbaik untuk melindungi diri Anda dari gejala serius saat Anda terinfeksi dan juga dapat membantu mengurangi dampak jangka panjang.”
Menurut Ramsay, bagi kebanyakan orang, gejala Covid-19 yang lama berumur pendek dan sembuh dari waktu ke waktu. Namun, bagi sebagian orang, gejalanya bisa lebih parah dan mengganggu kehidupan sehari-hari mereka.
Sebelumnya, kajian para peneliti dari Harvard T H Chan School of Public Health dan Optum Global Advantage di jurnal The BMJ pada Rabu (9/2/2022) menyebutkan, hampir sepertiga orang dewasa yang lebih tua yang terinfeksi Covid-19 mengalami setidaknya satu kondisi baru yang memerlukan perhatian medis dalam beberapa bulan setelah infeksi awal. Beban kesehatan baru setelah infeksi ini meliputi gagal napas, kelelahan, tekanan darah tinggi, dan kesehatan mental.
Sementara itu, kajian yang dilakukan tim peneliti dari Fakultas Kedokteran Universitas Washington di St Louis dan Veterans Affairs St Louis Health Care System dan dipublikasikan di jurnal Nature Medicine pada 7 Februari 2022 menyebutkan, orang yang pernah terinfeksi Covid-19 memiliki 55 persen risiko lebih tinggi untuk mengalami komplikasi kardiovaskular berkepanjangan.
Sejumlah komplikasi tersebut termasuk gangguan irama jantung, radang jantung, pembekuan darah, stroke, penyakit arteri koroner, serangan jantung, gagal jantung, atau bahkan kematian. Risiko komplikasi masalah jantung ini bahkan bisa dialami individu yang sebelumnya sehat dan yang mengalami infeksi Covid-19 ringan.