Benarkah Susu Ikan Dapat Memenuhi Kebutuhan Gizi?
Konsumsi ikan langsung secara utuh lebih baik dan praktis dibandingkan harus diproses menjadi sari ikan.
Beberapa informasi yang akan Anda dapatkan dari artikel ini adalah:
1. Apa sebenarnya yang dimaksud dengan susu ikan?
2. Benarkah susu ikan dapat memenuhi kebutuhan gizi anak?
3. Apakah susu ikan akan dipakai dalam program makan siang bergizi pemerintahan mendatang?
4. Bagaimana sebaiknya pemberian asupan gizi bagi anak?
Apa itu sebenarnya susu ikan?
Mengutip rilis Kementerian Kelautan dan Perikanan beberapa waktu lalu, susu ikan merupakan produk inovasi yang menggabungkan manfaat protein ikan dengan diversifikasi produk olahan dari ikan.
Susu ikan merupakan minuman protein. Produk tersebut diproses dengan bahan baku ikan yang kemudian diolah dengan teknologi modern hingga akhirnya menghasilkan hidrolisat protein ikan (HPI) sebagai bahan baku susu ikan. Jadi, susu ikan bukan dalam arti susu yang sebenarnya, melainkan susu analog hasil dari HPI.
Baca juga: Menimbang Manfaat Susu Ikan sebagai Alternatif Susu Sapi
Susu ikan ini diklaim mengandung asam lemak EPA (eicosapentaenoic acid), DHA (docosahexaenoic acid), dan omega 3 yang tinggi. Selain itu, susu ini juga diklaim bebas alergen dan mudah dicerna oleh tubuh. Ikan yang digunakan pun diproses dari ikan dalam negeri.
Benarkah susu ikan dapat memenuhi kebutuhan gizi anak?
Dokter spesialis gizi klinis di Rumah Sakit Umum Pusat Cipto Mangunkusumo-Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Nurul Ratna Mutu Manikam, mengatakan, susu sebenarnya hanya sebagai makanan tambahan dalam pemenuhan gizi seseorang.
Pencegahan masalah gizi dinilai lebih efektif dilakukan dengan memastikan asupan gizi seimbang yang didapatkan dari konsumsi protein hewani langsung, seperti daging ayam, daging sapi, ataupun telur.
Baca juga: Jangan ala Kadarnya Beri Protein Hewani pada Bayi
Selain itu, pastikan pula konsumsi sayur dan buah seimbang, beserta dengan konsumsi sumber karbohidrat yang cukup. Jenis makanan yang bervariasi lebih dibutuhkan untuk memastikan berbagai nutrisi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan anak bisa terpenuhi.
Oleh sebab itu, pemberian makanan utuh seperti daging ayam, daging sapi, ataupun telur dinilai lebih efektif dan praktis untuk memenuhi kebutuhan nutrisi anak, terutama pemenuhan protein hewani.
Baca juga: Susu Ikan untuk Program Makan Siang Prabowo
Terlebih, proses hidrolisis enzim protein ikan juga dinilai akan membutuhkan biaya mahal, serta membutuhkan proses panjang dan pemanasan bersuhu tinggi untuk menghasilkan bubuk HPI. Tidak menutup kemungkinan, proses pemanasan itu berpotensi mengurangi kandungan vitamin dan nutrisi pada ikan.
Oleh karena itu, masyarakat lebih disarankan untuk mengonsumsi ikan utuh. Harga jual ikan dalam bentuk utuh atau ikan olahan juga lebih terjangkau bagi masyarakat.
Apakah susu ikan akan dipakai dalam program makan siang bergizi pemerintahan mendatang?
Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan KKP Budi Sulistiyo menyampaikan, HPI merupakan solusi meningkatkan asupan protein masyarakat dan mendukung program makan siang bergizi pemerintahan mendatang. Menjawab tantangan pola konsumsi masyarakat Indonesia yang sebagian tidak suka makan ikan karena bau amis, alergi, dan berduri, HPI bisa meningkatkan asupan protein harian masyarakat.
Namun, Kepala Badan Gizi Nasional Dadan Hindayana mengatakan, saat ini, pihaknya masih belum ada rencana untuk menggunakan susu ikan dalam program minum susu gratis. Kendati demikian, seperti dikutip Kompas.com, Selasa (10/9/2024), pihaknya selaku penyelenggara program akan menampung semua usulan yang mendukung program minum susu gratis berjalan dengan baik.
Simak juga: Mengkritisi Susu Ikan di Program Makan Bergizi Gratis Prabowo-Gibran
Terkait dengan kandungan pada sari ikan, Guru Besar Departemen Gizi Masyarakat IPB University yang juga Ketua Umum Asosiasi Institusi Pendidikan Tinggi Gizi Indonesia (Aipgi) Hardinsyah berpendapat, zat gizi makro yang terkandung mungkin bisa menggantikan zat gizi makro yang terdapat pada susu sapi. Namun, kandungan gizi mikro di dalamnya bisa berbeda.
Keberlanjutan produk sari ikan juga masih dipertanyakan. Sebab, hal itu akan membutuhkan banyak ikan untuk menghasilkan jumlah sari ikan yang diperlukan. Hal ini perlu mempertimbangkan pula proses pengemasan dan penjaminan mutu dan kualitas produk yang dihasilkan.
Bagaimana sebaiknya pemberian asupan gizi bagi anak?
Ketika anak berusia enam bulan, pemberian makanan pendamping air susu ibu atau MPASI menjadi sangat penting. Kebutuhan nutrisi anak tidak lagi cukup didapatkan hanya dari ASI. Sebab, kandungan nutrisi pada ASI akan menurun setelah anak berusia enam bulan.
Saat anak berusia 6-8 bulan, kandungan gizi pada ASI akan menurun sekitar 30 persen. Kandungan gizi tersebut akan semakin menurun seiring dengan bertambahnya usia bayi. Begitu bayi berusia 9-11 bulan, kandungan gizi ASI berkurang 50 persen dan pada usia 12 bulan ke atas, zat gizi pada ASI, terutama protein dan lemak, berkurang 70 persen.
Baca juga: Protein Hewani Sangat Dianjurkan sebagai Makanan Pendamping ASI
Karena itu, komposisi makanan pada makanan pendamping ASI setidaknya bisa mendekati kandungan gizi pada ASI. Dalam ASI, komposisi protein hewani lebih banyak dibandingkan dengan kandungan lainnya.
Protein hewani bisa didapatkan dari berbagai sumber pangan, seperti telur, susu, daging sapi, ikan, makanan laut, daging ayam, dan daging unggas lain seperti bebek. Makanan yang mengandung protein hewani tersebut perlu dipastikan dikonsumsi setiap hari dengan porsi yang cukup oleh anak sebagai bagian dalam MPASI.