Berbagi Tempat Tidur dengan Bayi Aman, Pilihan Diserahkan kepada Orangtua
Tiap orangtua dapat memilih untuk tidur bersama bayi dan tetap aman secara psikologis.
Oleh
ESTER LINCE NAPITUPULU
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Berbagi tempat tidur orangtua dengan bayi masih menjadi salah satu masalah pengasuhan yang kontroversial. Namun, penelitian menunjukkan, berbagi tempat tidur dengan bayi usia 9 bulan tidak memiliki pengaruh psikologis pada masa kanak-kanak, mereka tetap tumbuh sehat dan bahagia.
Berbagi tempat tidur yang dimaksud adalah tidur bersama, tidur berdekatan dengan orangtua, baik di tempat tidur maupun di kamar yang sama, dengan orangtua dan bayi tidur di tempat tidur yang sama. Namun, American Academy of Pediatrics tidak menganjurkan berbagi tempat tidur sebelum usia 6 bulan karena kaitannya dengan sindrom kematian bayi mendadak.
Peneliti dari University of Essex, Inggris, menggunakan data United Kingdom Millennium Cohort Study untuk menyelidiki apakah berbagi tempat tidur pada usia 9 bulan dikaitkan dengan lintasan gejala internalisasi dan eksternalisasi masa kanak-kanak. Hasilnya, berbagi tempat tidur dengan orangtua tidak akan berdampak pada perkembangan psikologis anak-anak.
”Dokter harus memberi tahu orangtua bahwa berbagi tempat tidur selama paruh kedua tahun pertama kemungkinan besar tidak akan berdampak pada perkembangan emosi dan perilaku anak di kemudian hari. Orangtua dapat yakin bahwa selama hal ini dilakukan dengan aman, berbagi tempat tidur tidak akan berdampak negatif pada perkembangan emosi dan perilaku anak,” kata Ayten Bilgin dari Departemen Psikologi, University of Essex, seperti dikutip dari Sciencedaily.com, Sabtu (7/9/2024).
Studi dari University of Essex tentang hubungan antara berbagi tempat tidur pada masa bayi dan gejala internalisasi serta eksternalisasi masa kanak-kanak yang diterbitkan di jurnal Attachment & Human Development itu mengamati hampir 17.000 bayi di Inggris. Peneliti memantau mereka selama 11 tahun dan menemukan bahwa anak-anak yang berbagi tempat tidur merasa bahagia dan sehat.
Keputusan orangtua untuk berbagi tempat tidur pada satu waktu di masa bayi mungkin tidak mempunyai konsekuensi positif atau negatif terhadap perkembangan emosi dan perilaku anak.
”Temuan ini menunjukkan bahwa berbagi tempat tidur pada usia 9 bulan tidak memiliki pengaruh positif atau negatif terhadap perkembangan gejala internalisasi dan eksternalisasi pada masa kanak-kanak. Ada banyak rasa bersalah dan malu dalam berbagi tempat tidur, tetapi itu adalah pilihan tiap orangtua,” kata Bilgin.
Praktik berbagi tempat tidur dengan bayi ini menimbulkan kontroversi karena beberapa ahli sebelumnya menganggap hal itu berdampak negatif terhadap perkembangan anak. Namun, ada juga yang mengatakan bahwa hal ini membantu orangtua dan anak-anak karena orangtua berada di dekat anak ketika anak makan atau terbangun di malam hari.
Pilihan orangtua
Peneliti lainnya, Isabel Muralos–Munoz dari Institut Kesehatan Mental, Sekolah Psikologi, University of Birmingham, Inggris, mengatakan, hasil penelitian ini memiliki implikasi penting bagi dokter dan orangtua. Penting bagi dokter untuk mengakui berbagi tempat tidur sebagai keputusan mengasuh anak yang mungkin bergantung pada nilai-nilai pengasuhan dan budaya serta banyak faktor lain, seperti menyusui.
Oleh karena itu, dokter harus mendiskusikan berbagi tempat tidur dengan orangtua, memberikan informasi tentang cara menghindari potensi risiko dan membimbing mereka untuk mengambil keputusan sendiri. Para orangtua harus diberi tahu bahwa diperkirakan tidak ada dampak negatif dari berbagi tempat tidur selama paruh kedua tahun pertama selama dilakukan dengan aman.
Selain itu, dampak berbagi tempat tidur pada masa bayi terhadap perkembangan emosi dan perilaku anak mungkin hanya terlihat berdasarkan seberapa besar hal ini menimbulkan stres dalam keluarga. Oleh karena itu, penelitian di masa depan harus menilai persepsi orangtua tentang berbagi tempat tidur dan memasukkan hal ini sebagai faktor dalam analisis.
”Keputusan orangtua untuk berbagi tempat tidur pada satu waktu di masa bayi mungkin tidak mempunyai konsekuensi positif atau negatif terhadap perkembangan emosi dan perilaku anak. Temuan ini meyakinkan orangtua yang memilih berbagi tempat tidur bahwa hal ini tidak terkait dengan hasil emosional dan perilaku negatif di masa kanak-kanak,” papar Isabel.