Presiden Resmikan RS Kemenkes Surabaya, Jadi Superhub Pasien Katastropik Jatim dan Bali
Presiden Joko Widodo meresmikan Rumah Sakit Unit Pelayanan Terpadu Vertikal Kementerian Kesehatan di Surabaya.
Oleh
AMBROSIUS HARTO MANUMOYOSO
·3 menit baca
SURABAYA, KOMPAS — Presiden Joko Widodo meresmikan Rumah Sakit Unit Pelayanan Terpadu VertikalKementerian Kesehatan, di Surabaya, Jawa Timur, Jumat (6/9/2024). RS bernilai proyek lebih dari Rp 2,1 triliun ini akan menjadi superhub bagi pasien katastropik, yakni kanker, jantung, dan stroke, mulai dari Jawa Timur, Bali, hingga Nusa Tenggara.
Dalam sambutannya, Presiden menyatakan, penyakit katastropik menjadi penyebab kematian tertinggi di Indonesia. Penanganannya menuntut perawatan kesehatan jangka panjang dan biaya tinggi atau mahal.
”Jawa Timur menempati urutan ketiga atau setelah Yogyakarta dan Jawa Tengah. Hati-hati mengenai hal ini. Pembangunan Rumah Sakit Kemenkes (Kementerian Kesehatan) Surabaya amat penting untuk itu,” katanya.
Presiden melanjutkan, ia tidak ingin masyarakat penderita penyakit katastropik mencari layanan kesehatan hingga ke mancanegara, terutama Singapura, Malaysia, Jepang, China, dan Amerika Serikat. Kepergian warga Indonesia ke mancanegara untuk penanganan penyakit serius tersebut membuat negara kehilangan potensi penerimaan setidaknya Rp 180 triliun setiap tahun.
Di sisi lain, penanganan penyakit katastropik di Indonesia masih terpusat di Jakarta. Meskipun pemerintah telah membangun sejumlah RS utama di beberapa provinsi, keluarga pasien masih lebih memilih berobat ke luar negeri. Di Jatim, Kemenkes belum memiliki RS vertikal sehingga dibangun untuk menjadi superhub pasien Bali dan Nusa Tenggara.
Presiden melanjutkan, RS Kemenkes layaknya hotel bintang lima dengan komitmen layanan amat baik. Dengan pelayanan prima dan gedung, seperti hotel, terbaik, diharapkan pasien yang datang dapat segera sembuh. Pemerintah mengeluarkan biaya untuk pembangunan gedung senilai Rp 1,637 triliun, alat-alat kesehatan sebesar Rp 386,988 miliar dari Islamic Development Bank, Rp 159,652 miliar dari anggaran, dan Rp 50 miliar anggaran untuk sumber daya manusia.
”Pemerintah tidak ada masalah mengeluarkan anggaran (besar) agar pelayanan kesehatan kepada masyarakat semakin baik,” kata Presiden.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menambahkan, RS Kemenkes Surabaya merupakan yang keenam yang diresmikan Presiden dalam dua pekan terakhir. Pada masa pemerintahan periode kedua Presiden, pemerintah membangun 15 RS vertikal.
”Sampai akhir masa jabatan Bapak Presiden, ada 10 yang bisa diresmikan, termasuk di Makassar, IKN (Ibu Kota Nusantara), dan Solo (Surakarta, Jawa Tengah),” katanya.
Budi melanjutkan, RS Kemenkes memang didesain untuk menjadi superhub bagi pasien dari Jatim, Bali, NTB, dan NTT. Sejumlah RS utama di Surabaya memang mampu melayani pasien, tetapi sampai level tertentu. Untuk layanan supermodern, biasanya pasien dirujuk ke Jakarta.
”RS Kemenkes Surabaya setara dengan RSCM, RS Kanker Dharmais, dan RS (Jantung dan Pembuluh Darah) Harapan Kita. Seluruh pasien dari Bali, NTB, NTT yang susah penanganannya dapat dirujuk ke sini,” kata Budi.
Budi menceritakan, RS Kemenkes berdiri di atas lahan seluas lebih dari 6 hektar. Di kompleks itu, ada gedung-gedung yang dibangun pemerintah setelah kemerdekaan atau pada 1951 untuk penanganan penyakit kulit dan kelamin, termasuk Museum Kesehatan Dr Adhyatma, MPH.
”Ternyata lama mangkrak, aset mangkrak, tetapi saat Covid-19 sempat dipakai untuk RS Lapangan. Akhirnya, dibangun di sini sehingga bisa melayani masyarakat dan pasien tidak perlu ke Jakarta, tidak perlu ke Singapura,” ujarnya
Pembangunan berlangsung setelah operasional RS Lapangan Komando Gabungan Wilayah Pertahanan II Surabaya untuk penanganan pasien Covid-19 berakhir pada 4 April 2022. Proyek ini termasuk dalam program prioritas nasional bidang kesehatan sesuai rencana kerja Kemenkes tahun anggaran 2022-2024.
Gedung RS itu seluas 16,338 hektar dan terdiri dari empat bangunan. Satu bangunan sebagai gedung utama dan tiga gedung lainnya untuk penanganan kanker, jantung, dan stroke. RS berkapasitas 772 tempat tidur ruang rawat inap, 95 tempat tidur ICU/PICU/ICVCU/PACU, 52 tempat tidur HCU/intermediate care, 20 unit kemoterapi, dan 16 ruang operasi. RS ini dilengkapi peralatan berteknologi mutakhir, yakni mamografi, CT Scan 256, MRI 3T, dan PET-CT seperti di mancanegara.
Surabaya terhubung dengan rute penerbangan domestik dan internasional termasuk ke dan dari negara-negara di Asia, Australia, Eropa, dan Amerika. Untuk itu, RS Kemenkes Surabaya tentu dapat mengurangi beban antrean layanan pasien katastropik dari Jawa, sekaligus Nusantara, terutama Bali dan Nusa Tenggara.