Negara-negara Maju Mulai Menjauhkan Anak dari TV dan Layar Gawai
Sejumlah negara maju mengeluarkan rekomendasi dan langkah membatasi waktu menonton televisi dan layar gawai untuk anak.
Oleh
AHMAD ARIF
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Penggunaan gawai dan layar di kalangan anak-anak semakin meningkat sehingga memicu dampak buruk bagi kesehatan fisik ataupun mental. Sejumlah negara maju telah mengeluarkan rekomendasi dan langkah untuk membatasi waktu menonton televisi dan layar gawai untuk anak-anak.
Kementerian Kesehatan Swedia baru-baru telah merekomendasikan agar anak-anak di bawah usia dua tahun harus dijauhkan sepenuhnya dari media digital dan televisi. Rekomendasi ini dikeluarkan pada Senin (2/9/2024).
”Sudah terlalu lama, telepon pintar dan layar lainnya dibiarkan memasuki setiap aspek kehidupan anak-anak kita,” kata Menteri Kesehatan Masyarakat Jakob Forssmed, sebagaimana dilaporkan AFP.
Dalam panduan terbaru untuk orang tua ini, Pemerintah Swedia juga membatasi waktu anak-anak berusia antara dua dan lima tahun maksimal satu jam menonton layar sehari. Sementara mereka yang berusia 6 hingga 12 tahun tidak boleh menghabiskan lebih dari satu atau dua jam sehari di depan layar. Remaja berusia 13-18 tahun harus dibatasi dua hingga tiga jam per hari.
Menurut Forssmed, remaja Swedia berusia 13-16 tahun saat ini telah menghabiskan enam setengah jam sehari rata-rata di depan layar mereka, di luar jam sekolah. Menurut dia, hal itu tidak menyisakan ”banyak waktu untuk kegiatan bersama, aktivitas fisik, atau tidur yang cukup”. Data Kementerian Kesehatan Swedia menunjukkan, lebih dari separuh anak berusia 15 tahun di negara itu tidak memiliki cukup tidur.
Forssmed juga merekomendasikan agar anak-anak tidak menggunakan layar sebelum tidur dan agar ponsel dan tablet tidak diletakkan di kamar tidur pada malam hari. Dia mengutip penelitian yang menunjukkan bahwa penggunaan layar yang berlebihan dapat menyebabkan kurang tidur, depresi, dan ketidakpuasan terhadap tubuh. Menurut Forrsmed, saat ini Pemerintah Swedia sedang mempertimbangkan pelarangan penggunaan ponsel pintar di sekolah dasar.
Perilaku sedentari
Selain Swedia, sebelumnya Pemerintah Australia juga telah mengeluarkan pedoman untuk menonton layar. Pedoman ini menetapkan jumlah waktu yang harus kita habiskan setiap hari untuk aktivitas fisik, tidur, dan menonton layar untuk menjaga kesehatan dan kesejahteraan fisik dan mental.
Dalam pedoman yang bisa diakses situs Pemerintah Australia, anak di bawah 2 tahun tidak boleh menonton layar sama sekali. Sedangkan anak berusia 2-5 tahun tidak boleh menonton layar lebih dari satu jam. Anak usia 5-17 tahun tidak boleh menonton layar untuk rekreasi di luar pekerjaan sekolah lebih dari dua jam.
China juga telah mengambil sejumlah langkah pembatasan waktu menonton layar pada anak-anak sebagai upaya untuk menurunkan perilaku sedentari harian. Studi yang dilaporkan Bai Li dari Universitas Bristol, Inggris, di International Journal of Behavioural Nutrition and Physical (2024) baru-baru ini menunjukkan sejumlah langkah yang diambil China untuk mengekang perilaku sedentari di kalangan anak-anak di negara tersebut mencakup pembatasan terhadap perusahaan-perusahaan gim daring yang menargetkan demografi muda, pembatasan jumlah pekerjaan rumah yang dapat diberikan oleh guru, dan pembatasan jadwal pelajaran dari bisnis bimbingan belajar privat.
Penggunaan layar yang berlebihan dapat menyebabkan kurang tidur, depresi, dan ketidakpuasan terhadap tubuh.
Menurut Li dan tim, intervensi ini berhasil menurunkan 13,8 persen dalam perilaku sedentari harian di China. Hal ini mewakili lebih dari 45 menit setiap hari ketika anak-anak tidak tidak aktif secara fisik, khususnya di kalangan siswa di daerah perkotaan.
”Hasilnya menggembirakan karena jenis intervensi pengaturan ini di berbagai tempat belum pernah dicoba sebelumnya,” kata Bai Li. ”Secara tradisional, anak-anak dan orangtua atau pengasuh mereka telah dibimbing dengan pendidikan dan didorong untuk membuat perubahan perilaku sendiri, yang sebenarnya tidak berhasil,” tambahnya.
Dalam kajian ini, para peneliti menganalisis data dari lebih dari 7.000 siswa sekolah dasar dan menengah berusia 9-18 tahun dari 14 kota di wilayah Guangxi di China bagian selatan. Data dikumpulkan pada tahun 2020 dan 2021 sebelum dan sesudah peraturan tersebut diperkenalkan.
Menurut temuan ini, rata-rata waktu menonton layar harian turun 10 persen, yang setara dengan sekitar 10 menit lebih sedikit di perangkat. ”Dengan langkah-langkah regulasi ini, tanggung jawab telah beralih ke perusahaan gim daring, sekolah, dan perusahaan bimbingan belajar privat untuk mematuhinya. Pendekatan yang sangat berbeda ini tampaknya lebih efektif karena ditujukan untuk meningkatkan lingkungan tempat tinggal anak-anak dan remaja, serta mendukung gaya hidup yang lebih sehat,” kata Li.
Dalam beberapa tahun terakhir, China telah mengajukan beberapa rekomendasi untuk mengekang waktu bermain gawai, mulai dari memberlakukan batasan tiga jam per minggu yang ketat bagi anak-anak yang bermain gim video hingga memberi tekanan pada perusahaan teknologi untuk menyediakan ”mode minor” bagi mereka yang berusia di bawah 18 tahun.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menekankan pentingnya aktivitas fisik bagi anak-anak dan remaja berusia 5-17 tahun dan merekomendasikan setidaknya 60 menit aktivitas fisik aerobik intensitas sedang setiap hari. Organisasi ini juga mendorong pembatasan perilaku tidak banyak bergerak, seperti duduk dalam waktu lama, yang biasanya terkait dengan perilaku menonton TV atau layar gawai.