Tamasya di Luar Angkasa, Mengapa Bisnis Ini Menjanjikan?
Tamasya di luar angkasa menawarkan sensasi yang unik. Hal ini membuat peluang bisnis pariwisata antariksa menjanjikan.
Apa yang Bisa Dipelajari dari Artikel Ini?
1. Bagaimana perkembangan industri antariksa?
2. Mengapa berwisata antariksa diminati?
3. Apa saja rute perjalanan ke luar angkasa?
4. Bagaimana tantangan bisnis antariksa?
Bagaimana perkembangan industri pariwisata antariksa?
Tamasya luar angkasa sebenarnya bukan merupakan hal yang baru. Sejak awal tahun 2000-an, Rusia memelopori bisnis ini. Orang sipil yang pertama pergi ke antariksa adalah Dennis Tito dari Amerika Serikat pada 2002. Ia menumpang pesawat antariksa Soyuz TM-30 dan selama lima hari berada di wahana antariksa.
Selanjutnya tujuh tahun berikutnya Rusia kembali mengirim enam warga sipil dari negara Afrika Selatan, Amerika Serikat, Iran, Hongaria, dan Kanada ke wahana antariksa atau ISS. Untuk bertamasya di luar angkasa, mereka harus membayar biaya 20 juta sampai 40 juta dollar AS.
Namun, sebagaimana diberitakan Kompas.id, tamasya yang diurus perusahaan swasta SpaceX, Virgin Galactic, ataupun Blue Origin merupakan yang pertama tidak terkait dengan pemerintah negara mana pun. Semua kegiatan perjalanan tersebut dilakukan pihak swasta, termasuk pelatihan keterampilan tinggal di luar negeri.
Era baru perjalanan ke luar angkasa ditandai keberhasilan kapsul Crew Dragon milik usaha rintisan SpaceX meluncur dan merapat di Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS). Kru Dragon meluncur di atas roket Falcon 9 dari Bandar Antariksa Kennedy, Florida, AS, pada 15 November 2020.
Baca juga: Siapa Saja Bisa ke Stasiun Luar Angkasa dengan Tiket Rp 860 Miliar
Adapun Virgin Galactic menguji pesawat luar angkasa SpaceShipTwo, pesawat suborbital yang diluncurkan dari udara. Sebelum diluncurkan, pesawat ini dibawa di ketinggian tertentu. Di pesawat ini turis bisa menyaksikan lengkung Bumi atau merasakan sensasi tanpa robot.
Sementara perusahaan Blue Origin kembali mengirimkan enam turis ke luar angkasa pada Minggu (19/5/2024). Mereka diluncurkan memakai kapsul dan roket New Shepard. Setelah 10 menit diluncurkan, keenam antariksawan yang merasakan sensasi di luar angkasa kembali ke Bumi.
Mengapa tamasya di luar angkasa diminati?
Dulu orang kaya memamerkan harta dengan koleksi kendaraan mewah, arloji, dan perhiasan. Kini simbol status mereka adalah bisa mencapai luar angkasa dan tinggal lama di luar atmosfer Bumi sembari menikmati sensasi jungkir balik di ruang gravitasi mikro ataupun melihat Bumi dari ketinggian.
Hasrat manusia untuk menjelajahi antariksa dan keingintahuan terhadap kehidupan di alam semesta tak pernah surut, tak terkecuali dengan warga sipil. Oleh karena itu, berada di luar atmosfer Bumi, bahkan tak tertutup kemungkinan di masa depan bisa tinggal lama di Bulan dan planet lain, menjadi impian sebagian orang hingga rela mengeluarkan uang miliaran rupiah.
Baca juga: Wisata ”Mengintip” Pemandangan Ruang Angkasa
Potensinya itu dilirik sejumlah pebisnis untuk mengembangkan paket perjalanan wisata luar angkasa. Meski saat ini penerbangan ke ISS masih difokuskan untuk antariksawan yang menjalankan misi tertentu, di masa depan tak tertutup kemungkinan turis yang akan diterbangkan ke ISS.
Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA), dikutip Reuters, 7 Juni 2019, membuka peluang bagi warga yang ingin menginap di ISS dengan biaya penerbangan 50 juta dollar AS atau Rp 700 miliar. Itu di luar biaya makan, komunikasi, dan penyimpanan hampir Rp 500 juta per malam.
Apa saja rute perjalanan yang ditawarkan?
Selain wisata ke orbit rendah Bumi, perjalanan wisata menuju suborbit Bumi, yakni penerbangan ke luar angkasa tetapi tak sampai mengorbit Bumi, juga dikembangkan sejumlah perusahaan. Perjalanan di bagian atmosfer Bumi paling atas atau termosfer itu menelan biaya jauh lebih murah.
Baca juga: Liburan ke Luar Angkasa Kian Dekat
Sejumlah perusahaan meluncurkan pesawat suborbital dari udara. Sebelumnya, pesawat tersebut dibawa di ketinggian tertentu dengan pesawat lain. Di pesawat ini turis bisa menyaksikan lengkung Bumi atau merasakan sensasi tanpa bobot.
Seiring berkembangnya penerbangan suborbital untuk menerbangkan turis sipil, terbang ke luar angkasa, tetapi tak sampai mengorbit Bumi, perjalanan wisata ke ISS dibuka kembali. Itu membuat penyediaan paket wisata ke luar angkasa kian kompetitif dan mengembangkan teknologi antariksa.
Bagaimana tantangan bisnis antariksa?
Pengalaman unik yang ditawarkan tak membuat surut peminat. Kini keandalan teknologi yang digunakan untuk mengirimkan wisatawan ke luar angkasa jadi taruhan. Karena tantangan teknologinya jauh berbeda, pengiriman wisatawan belum bisa seintensif pengangkutan pesawat.
Biaya yang sangat besar dan waktu sangat singkat pun dikhawatirkan akan menurunkan minat orang superkaya terhadap wisata ini. Virgin Galactic mematok harga satu kursi di pesawat VSS Unity sebesar 450.000 dollar AS atau sekitar Rp 7,2 miliar.
Sektor ini menuai kritik karena perjalanan tersebut hanya bisa dinikmati orang superkaya di tengah dunia dilanda berbagai bencana iklim. Di tengah berbagai kritik, investasi bisnis antariksa, menurut perkiraan bank investasi Swiss UBS, akan mencapai 3 miliar dollar AS dalam kurun 10 tahun.
Keandalan teknologi yang digunakan untuk mengirimkan wisatawan ke luar angkasa jadi taruhan. Karena tantangan teknologinya jauh berbeda, pengiriman wisatawan belum bisa seintensif pengangkutan pesawat terbang.
Sebagian calon wisatawan juga masih menanti perkembangan teknologi terbaru antariksa yang bisa membuat mereka ke luar angkasa dengan selamat, nyaman, dan aman. Infrastruktur pendukung wisata antariksa dikembangkan meski masih tahap awal seperti hotel di orbit rendah Bumi.
Baca juga: Wisata Kuliner di Luar Angkasa Tersedia pada 2025
Kondisi ini membuat banyak perusahaan luar angkasa menginvestasikan dana mereka yang sangat besar ke sektor ini. Bahkan, investasinya meluas ke berbagai bidang usaha atau industri terkait penerbangan ke luar angkasa. Hal ini mendorong munculnya inovasi untuk mengurangi hambatan usaha.
Didorong hasrat menjelajah luar angkasa, industri pariwisata antariksa terus menggeliat dalam 20 tahun terakhir. Bahkan, sebuah paket wisata kuliner di luar angkasa tengah dipersiapkan untuk tahun 2025 untuk menambah sensasi unik bagi warga sipil yang hendak bertamasya.
Ketika wisata luar angkasa nantinya sudah berjalan efektif, banyak dampak sosio-ekonomi akan bisa dirasakan bagi manusia dan Bumi. Terciptanya lapangan kerja, masyarakat yang makin teredukasi mengenai luar angkasa, hingga pengembangan infrastruktur energi baru berbasis tenaga surya.