Organisasi Pemuda Lintas Agama Sambut Kedatangan Paus
Organisasi pemuda lintas agama mengadakan pertemuan dan menyambut dengan suka cita kedatangan Paus ke Indonesia.
Oleh
PRADIPTA PANDU
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Organisasi pemuda lintas agama bertemu jelang kedatangan Paus Fransiskus ke Indonesia. Kedatangan Paus dinilai akan memperkuat persaudaraan dan mereka sepakat untuk terus mengawal toleransi di Indonesia.
Dalam rangka menyambut kedatangan Paus Fransiskus ke Indonesia pada 3-6 September 2024, sejumlah organisasi pemuda lintas agama mengadakan temu nasional dan konferensi pers di Jakarta, Senin (2/9/2024).
Organisasi pemuda lintas agama tersebut di antaranya ialah Gerakan Pemuda (GP) Ansor, Pengurus Pusat Muhammadiyah, Pengurus Pusat Pemuda Katolik, Gerakan Angkatan Muda Kristen Indonesia (GAMKI), Perhimpunan Pemuda Hindu (Peradah), Generasi Muda Budhis (Gemabudhi), dan Generasi Muda Konghucu (Gemaku).
Ketua Umum GP Ansor Addin Jauharudin mengemukakan, organisasi pemuda lintas iman menyambut dengan sukacita kedatangan Paus Fransiskus ke Indonesia. Sebab, selain pemimpin umat Katolik di seluruh dunia, Paus juga merupakan tokoh perdamaian.
”Paus bersama tokoh agama dan tokoh perdamaian lainnya bisa menyuarakan perdamaian di berbagai belahan dunia. Perdamaian tersebut baik karena konflik seperti Rusia-Ukraina dan Israel-Palestina ataupun degradasi kemanusiaan yang menyebabkan orang tak berdosa hingga anak-anak dan wanita terbunuh serta memperbesar kesenjangan sosial,” ujarnya.
Menurut Addin, latar belakang Paus Fransiskus yang berasal dari Argentina membuat dia memiliki cara pandang tersendiri dalam melihat keragaman. Indonesia yang memiliki keragaman suku, agama, hingga budaya diharapkan dapat menjadi rujukan untuk mengokohan hubungan antar-umat beragama di seluruh dunia.
”Di tengah ketegangan antar-suku, kelompok, bahkan agama, seharusnya ada model penyelesaian yang komprehensif. Pancasila bisa dipromosikan menjadi platform perdamaian atau kebinekaan dunia. Agenda lintas agama Paus di Masjid Istiqlal juga memiliki pesan yang kuat dalam menyelesaikan persoalan dunia,” ucapnya.
Sebelumnya, GP Ansor dan beberapa organisasi kepemudaan lintas agama lainnya juga telah bertemu secara langsung dengan Paus Fransiskus di Vatikan pada 21 Agustus 2024. Dalam pertemuan tersebut, GP Ansor menyampaikan kepada Paus tentang persaudaraan lintas iman dan toleransi di Indonesia dengan penduduk mayoritas Muslim.
Seusai pertemuan tersebut, GP Ansor juga tengah menyiapkan tur perdamaian dan sekretariat organisasi pemuda lintas agama se-Asia Pasifik. Salah satu tujuan dari tur ini memperluas kampanye perdamaian dalam kemanusiaan yang juga diusung Paus Fransiskus dan Imam Besar Al Azhar Ahmad Al Tayeb pada 2019 lalu.
Ketua Umum Perhimpunan Pemuda Hindu Indonesia (Peradah) Indonesia I Gde Ariawan menyatakan, saat pertemuan dengan Paus di Vatikan, organisasi kepemudaan lintas agama juga menyerukan Deklarasi Damai. Organisasi kepemudaan lintas agama menyepakati untuk terus mengawal toleransi yang ada di Indonesia dan perdamaian di dunia.
Relevan
Ketua Bidang Organisasi, Kaderisasi, dan Keanggotan Generasi Muda Budhis Indonesia (Gemabudhi) Anes Dwi Prasetya mengatakan, pada prinsipnya para pemuda Buddha sangat menyambut baik kedatangan Paus Fransiskus. Gemabudhi dan organisasi pemuda lintas agama lainnya melihat kedatangan Paus sangat relevan dengan kondisi di Indonesia.
”Inilah realitas hari ini bahwa kita punya Pancasila yang harus digaungkan terus. Sebab, bila kita sudah bertuhan, pasti kita akan memanusiakan manusia. Kemudian bila kita sudah memanusiakan manusia, kita pasti akan bersatu sehingga muncul keadilan sosial,” ucapnya.
Ketua Bidang Moderasi Beragama dan Hubungan Masyarakat Katolik Pengurus Pusat Pemuda Katolik Reginal Robert Capah mengapresiasi organisasi lintas agama yang menyambut dengan baik kedatangan Paus ke Indonesia.
Reginal menyebut bahwa selama ini, Paus memandang kemajemukan agama di Indonesia sangat penting untuk memperkuat nilai-nilai persaudaraan. Inilah yang menjadi salah satu alasan Paus mengunjungi Indonesia.
”Orang-orang muda juga mau menjadi pelopor perdamaian di Indonesia. Ini patut diapresiasi dan disampaikan ke akar rumput. Perdamaian dan toleransi harus senantiasa digaungkan dan diharapkan hal-hal yang diinisiasi Paus bisa bertumbuh di Indonesia,” katanya.