Terjebak Hampir Sembilan Bulan di Luar Angkasa
Apa rasanya jika penerbangan ke luar angkasa yang semula direncanakan hanya 10 hari berubah menjadi hampir 9 bulan?
Apa jadinya jika perjalanan ke luar angkasa yang direncanakan hanya 10 hari, termasuk perjalanan pergi pulang, menjadi hampir 9 bulan? Itulah yang dialami antariksawan penguji wahana antariksa Starliner Boeing, yakni Butch Wilmore dan Sunita Williams. Meski mereka terlatih dan disiapkan menghadapi kondisi terburuk, situasi yang mereka hadapi tentu sangat menantang.
Antariksawan Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA), Barry Eugene ”Butch” Wilmore (61) dan Sunita ”Suni” Williams (58), itu meluncur ke luar angkasa pada 5 Juni 2023. Mereka terbang dengan status sebagai pilot uji penerbangan berawak (CFT) pertama kalinya untuk kapsul Starliner buatan Boeing.
Wahana ini meluncur di atas roket Atlas V dari Pangkalan Angkatan Antariksa AS di Cape Canaveral AS. Peluncuran itu dianggap sebagai sukses besar untuk menopang swastanisasi penerbangan luar angkasa NASA, seperti yang sudah dicapai wahana sejenis bernama Dragon milik SpaceX. Terlebih, peluncuran Starliner sempat beberapa kali ditunda akibat berbagai kendala.
Baca juga: Starliner Akhirnya Meluncur ke Stasiun Luar Angkasa
Setelah menempuh perjalanan hampir 27 jam, Starliner akhirnya sandar di Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) yang mengorbit Bumi di ketinggian sekitar 400 kilometer. Kedatangan Starliner itu terlambat sejam lebih karena lima dari 28 mesin pendorongnya mati. Pilot pun harus melakukan sejumlah manuver hingga empat mesin yang mati bisa hidup kembali dan membawa mereka tepat menuju ISS.
Menurut rencana, Butch dan Suni akan tinggal di ISS selama delapan hari untuk melakukan sejumlah uji penerbangan manual dan uji skenario kedarutan wahana saat kehilangan komunikasi atau daya listrik. Uji ini harus dilakukan dan berjalan baik sehingga Starliner bisa mendapatkan sertifikasi layak terbang untuk membawa antariksawan NASA menuju dan pulang dari ISS.
Hingga jadwal tinggal di ISS yang direncanakan selesai, kedua antariksawan itu belum mendapatkan izin untuk pulang ke Bumi. Setelah dua minggu di ISS, NASA menegaskan bahwa jadwal kepulangan kedua antariksawan itu meleset karena padatnya kegiatan mereka di ISS. Toh, mereka juga tidak terikat jadwal yang ketat serta banyak hal yang harus dilakukan di ISS.
”Jadwal mereka di ISS relatif terbuka hingga pertengahan Agustus,” tulis NASA dalam pernyataan resminya pada 21 Juni 2024, seperti dikutip space.com.
Namun, sampai jendela waktu kedua antariksawan itu di ISS selesai yang berarti sudah molor lebih dari 2,5 bulan, nasib mereka belum juga ada kepastian. Akhirnya, NASA pada 24 Agustus 2024 membuat keputusan bahwa Butch dan Suni akan dipulangkan ke Bumi paling cepat pada Februari 2025. Artinya, mereka akan berada di ISS antara 8 dan 9 bulan.
Baca juga: Starliner dan Dua Antariksawan Pengujinya Tertahan di Stasiun Luar Angkasa Internasional
Sementara kapsul Starlinernya akan dipulangkan ke Bumi tanpa awak pada 6 September 2024 mendatang. Jika semua proses berjalan sesuai rencana, wahana ini diperkirakan mendarat beberapa jam kemudian setelah lepas dari ISS dan mendarat di Bandar Antariksa White Sands, New Mexico, AS.
Utamakan keselamatan
Kedua antariksawan uji itu tidak diperbolehkan pulang dengan Starliner akibat besarnya ketidakpastian tentang seberapa baik mesin pendorong yang sempat bermasalah itu akan bekerja. Besarnya risiko yang ditanggung dan ancaman nyata terhadap keselamatan antariksawan menjadi pertimbangan utama tim NASA dan Boeing.
”Keputusan untuk mempertahankan Butch dan Suni di ISS dan membawa Starliner Boeing pulang tanpa awak adalah hasil dari komitmen kami terhadap keselamatan,” kata administrator NASA Bill Nelson, seperti ditulis Space, Sabtu (24/8/2024).
Persoalan mesin pendorong yang mati diakui sebagai masalah krusial yang sulit dicari solusinya. ”Sulit memprediksi kinerja mesin pendorong dan memperkirakan (lonjakan) suhu yang akan terjadi,” tambah manajer Program Penerbangan Berawak Komersial NASA Steve Stich.
Keamanan dan keandalan wahana sebelum diluncurkan seharusnya juga menjadi fokus sehingga tidak akan merugikan antariksawan.
Pertimbangan keselamatan yang diambil tidak lepas dari bayang-bayang kecelakaan fatal yang dialami pesawat ulang-alik NASA, Challenger dan Columbia. Challenger meledak 73 detik setelah diluncurkan pada 28 Januari 1986 dan menewaskan tujuh antariksawan di dalamnya. Sementara Columbia hancur saat kembali memasuki atmosfer Bumi pada 1 Februari 2003 yang juga menewaskan tujuh antariksawannya.
Direncanakan, seperti diberitakan Space, Jumat (30/8/2024), Butch dan Suni akan dipulangkan menggunakan wahana Dragon SpaceX yang akan diterbangkan untuk menjalani misinya yang kesembilan atau Crew-9. Untuk mendukung keputusan itu, rencana peluncuran misi Crew-9 pun harus ditata ulang.
Baca juga: Swastanisasi Penerbangan Luar Angkasa Berawak Gapai Sukses Baru
Semula, Crew-9 akan menerbangkan empat antariksawan. Kini, misi itu hanya akan menerbangkan dua antariksawan, yaitu astronot NASA Nick Hague sebagai komandan dan kosmonot Badan Antariksa Rusia (Roscosmos) Aleksandr Gorbunov sebagai spesialis misi. Dengan demikian, saat wahana ini pulang dari ISS pada enam bulan kemudian, sesuai waktu normal misi atau Februari 2025, akan membawa serta pulang Butch dan Suni.
Selain itu, wahana juga dimodifikasi sehingga bisa terbang dengan membawa muatan lebih banyak, baik berupa kargo, barang-barang pribadi, maupun pakaian antariksa Dragon untuk Butch dan Suni. Pakaian antariksa khusus itu perlu disediakan sesuai ukuran tubuh Butch dan Suni untuk berjaga-jaga jika mereka harus melakukan pekerjaan di luar wahana ISS atau extra-vehicular activity (EVA).
Di ISS senantiasa tersedia persediaan makanan, oksigen, dan barang-barang penting lainnya untuk jangka waktu 4 bulan guna menghadapi situasi tak terduga, termasuk kondisi seperti yang dialami pilot uji Starliner. Sebagian barang cadangan itu telah digunakan Butch dan Suni sehingga perlu dipasok ulang sehingga rencana kontingensi di ISS tetap bisa berjalan.
Berbagai perubahan dan penataan ulang kapsul Dragon itu membuat misi Crew-9 yang semula akan diluncurkan pada 18 Agustus 2024 terpaksa diundur. Target baru lepas landas Crew-9 ini akan dilakukan pada 24 September 2024 mendatang. Namun, jadwal peluncuran ini juga diliputi ketidakpastian setelah roket Falcon 9 miliki SpaceX yang akan digunakan untuk meluncurkan Crew-9 dihentikan operasinya untuk sementara.
Penghentian sementara itu dilakukan setelah roket Falcon 9 varian lain yang digunakan untuk meluncurkan satelit Starlink pada 28 Agustus 2024 dinyatakan hilang. Badan Penerbangan Federal AS (FAA), NASA, dan SpaceX masih menyelidiki masalah yang dihadapi roket peluncur andalan SpaceX itu. Walau demikian, peluncuran Crew-9 hingga kini diyakini akan berjalan sesuai jadwal.
Bersiap kondisi terburuk
Lantas, bagaimana dengan nasib Butch dan Suni yang harus tinggal di luar angkasa hingga lebih dari 25 kali lebih lama dibanding panjang waktu misi semula? Sejak diluncurkan hingga Minggu (1/9/2024), kedua antariksawan itu berarti sudah menjalani 89 hari di luar angkasa.
Dari foto dan video yang beredar, sepertinya kondisi kedua antariksawan itu baik-baik saja. Suni sempat berfoto sambil membawa obor tiruan saat pembukaan Olimpiade Musim Panas Paris 2024 lalu. Butch dan Suni juga terlihat sibuk dengan berbagai aktivitas riset serta proses uji yang dilakukan bekerja sama dengan antariksawan misi lain yang ada di ISS.
Bagaimanapun, ISS adalah laboratorium terbang yang memutari Bumi 16 kali sehari. Tak hanya melakukan sejumlah aktivitas ilmiah yang mungkin cukup membosankan, seperti di tulis The Washington Post, 26 Juli 2024, mereka juga harus berbagi tugas bersama untuk merawat ISS, termasuk membersihkan toilet ISS.
Tinggal berbulan-bulan di ISS bukanlah perkara mudah. Lingkungan tinggal yang sebatas kabin pesawat terbang Boeing 747, rutinitas harian, pemandangan luar ISS yang membosankan, jauh dari keluarga, hingga tidak jelasnya waktu terbit dan terbenam Matahari yang bisa mengganggu jam biologis tubuh bisa dengan mudah menimbulkan kebosanan dan kekacauan mental yang akan berdampak besar pada misi.
”Sebelum diluncurkan, NASA selalu membahas durasi misi nominal dan potensial yang bisa terjadi. Mereka (antariksawan) selalu siap,” kata kepala antariksawan NASA, Joe Acaba, yang memimpin pemilihan antariksawan yang akan diluncurkan ke luar angkasa seperti ditulis Space, 16 Agustus 2024. Karena itu, NASA selalu membantah bahwa kedua pilot uji Starliner itu terdampar di ISS atau berada dalam kondisi darurat.
Namun, Butch sebagai komandan misi Starliner dan Suni sebagai pilot uji bukanlah antariksawan ”kaleng-kaleng”. Mereka berdua adalah mantan pilot uji Angkatan Laut AS yang berpengalaman dalam program antariksa ataupun misi penempatan jangka panjang. Kemampuan ini pula yang membuat mereka terpilih sebagai pilot uji terbang berawak Starliner untuk pertama kalinya.
Dikutip dari situs NASA, sebelum menjadi pilot uji Starliner, Suni sudah dua kali terbang ke luar angkasa dalam misi berbeda, yaitu pada Desember 2006-Juni 2007 dan Juli 2012-November 2012. Total waktu yang dihabiskannya di luar angkasa mencapai 322 hari dan bekerja di luar wahana ISS sebanyak tujuh kali dengan kumulatif waktu sebanyak 50 jam 40 menit. Catatan ini menjadikan Suni sebagai antariksawati NASA kedua yang paling banyak menghabiskan waktu bekerja di luar wahana ISS setelah Peggy Watson.
Sementara Butch juga sudah dua kali menjalani penerbangan ke luar angkasa, yaitu pada November 2009 dan September 2014-Maret 2015. Sebelum menjalani misi ketiganya ke luar angkasa dengan Starliner, Butch sudah menghabiskan 178 hari di luar angkasa, melakukan empat kali EVA dengan total waktu 25 jam 36 menit.
Baca juga: Sosok Butch Wilmore dan Suni Williams, Astronot Boeing CST-100 Starliner
Meski mereka berdua adalah orang terlatih yang sudah disiapkan untuk menghadapi kondisi apa pun, termasuk hal yang paling sulit sekalipun, banyak pihak tetap menyesalkan masalah yang harus mereka hadapi hingga membuat mereka terjebak di ISS untuk waktu lama. Keselamatan dan keamanan antariksawan memang tetap harus menjadi perhatian. Namun, keamanan dan keandalan wahana sebelum diluncurkan seharusnya juga menjadi fokus sehingga tidak akan merugikan antariksawan.
Semoga jadwal kepulangan Butch dan Suni pada Februari mendatang tidak akan mundur lagi.