Umat Misa Akbar Paus Fransiskus Diminta Cek Status Kelayakan Operasi Bus
Mayoritas umat Katolik memanfaatkan bus ketika misa akbar bersama Paus Fransiskus. Kepadatan kendaraan perlu dicegah.
Oleh
YOSEPHA DEBRINA RATIH PUSPARISA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Mayoritas umat dari seluruh Indonesia akan memanfaatkan bus pariwisata untuk mengikuti misa akbar yang dipimpin Paus Fransiskus di Stadion Gelora Bung Karno atau GBK, Jakarta. Guna memastikan kelaikan kendaraan, pemerintah mengimbau masyarakat mengecek aspek keselamatan melalui aplikasi Mitra Darat.
Menurut Juru Bicara Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Adita Irawati, mobilitas masyarakat akan tinggi, khususnya penggunaan bus umum dan bus pariwisata antarkota akan meningkat. Hal ini harus diimbangi dengan jaminan keselamatan serta kenyamanan para operator bus.
Beberapa kali inspeksi, kami menemukan adanya armada-armada yang tak memenuhi kelaikan operasi sehingga langsung dilarang beroperasi.
Kemenhub melalui Direktorat Jenderal Perhubungan Darat serta Balai Pengelola Transportasi Darat (BPTD) di daerah telah mengintensifkan pemeriksan guna memastikan bus-bus layak operasi. Pengemudi perlu dipastikan dalam kondisi prima.
”Beberapa kali inspeksi, kami menemukan adanya armada-armada yang tak memenuhi kelaikan operasi sehingga langsung dilarang beroperasi dengan pengawasan dinas perhubungan (Dishub) dan kepolisian setempat,” tutur Adita saat dihubungi dari Jakarta, Jumat (30/8/2024).
Ia mengimbau masyarakat agar proaktif mengecek status bus-bus yang digunakan melalui aplikasi Mitra Darat. Aplikasi multilayanan itu menyediakan beragam informasi mengenai pengawasan, perizinan, serta pengoperasian transportasi darat. Apabila tak terdeteksi atau tak memenuhi kelaikan operasi, masyarakat dapat melapor pada BPTD terdekat atau tak memilih bus tersebut sebagai sarana transportasinya.
Ia mengimbau masyarakat agar proaktif mengecek status bus-bus yang digunakan melalui aplikasi Mitra Darat.
Setelahnya, Adita menambahkan, dishub serta kepolisian perlu berkolaborasi dengan Kemenhub menindaklanjuti isu tersebut. ”Karena penindakan atas pelanggaran ketentuan lalu lintas, seperti tak ada Surat Tanda Nomor Kendaraan, dan lain-lain, itu sudah ranah kepolisian,” ujarnya.
Umat dari Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) yang akan menghadiri misa akbar bersama Paus Fransiskus perlu memanfaatkan transportasi umum, antara lain bus Transjakarta, kereta rel listrik (KRL), serta moda raya terpadu (MRT). Upaya ini dapat meminimalkan kepadatan yang terjadi pada Kamis (5/9/2024) yang bertepatan pula dengan helatan International Sustainability Forum (ISF) 2024 di area GBK.
”Misalnya, warga Jabodetabek naik angkutan umum, maka akan mengurangi beban jalan di sekitar Senayan,” ujar Direktur Eksekutif Institut Studi Transportasi Deddy Herlambang.
Misalnya, warga Jabodetabek naik angkutan umum, maka akan mengurangi beban jalan di sekitar Senayan.
Pengelola transportasi umum perlu memitigasi penumpukan penumpang, setidaknya di Stasiun Palmerah untuk KRL serta Stasiun Senayan bagi MRT. Jumlah waktu tunggu kereta (headway) dapat dipersingkat.
”Jadi, (hal itu dapat) mengurangi beban MRT dan juga kepadatan penumpang cepat terurai. Hal serupa perlu dilakukan di Stasiun Senayan MRT untuk mengurangi bebannya,” kata Deddy.
Masyarakat diimbau tak membawa kendaraan pribadi karena berisiko menimbulkan penumpukan kendaraan di area Senayan dan Semanggi. Dia menambahkan, panitia kunjungan Paus Fransiskus dan pemerintah perlu memikirkan isu ini.
Guna mendukung mobilitas warga saat misa akbar, PT Transportasi Jakarta atau Transjakarta akan menambah rute dan armada. Saat ini, koordinasi antarinstansi terus dilakukan.
”Mulai dari area parkir, fasilitas angkutan di dalam GBK, hingga penambahan armada Transjakarta. Saat ini, masih dalam koordinasi untuk menyesuaikan kebutuhan,” ujar Direktur Utama Transjakarta Welfizon Yuza.
Berdasarkan hasil koordinasi sementara, setidaknya 387 bus Transjakarta akan melayani 17 rute di kawasan GBK. Sekitar GBK juga akan tersedia 5 halte serta 19 titik pemberhentian bus.
Pihak kepolisian turut mempersiapkan kedatangan Paus Fransiskus. Pengamanan tiap rangkaian kegiatan selama di Indonesia terus intensif dibahas.
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigadir Jenderal (Pol) Trunoyudo Wisnu Andiko mengemukakan, pihaknya mulai melakukan operasi khusus pada 2-7 September 2024. Upaya itu berkaitan pula dengan pengamanan ISF.
Polri mengerahkan 4.520 personel untuk mengamankan lawatan Paus Fransiskus. Secara detail, angka itu terbagi atas 1.088 orang dari Mabes Polri dan 3.443 orang dari Polda Metro Jaya (Kompas.id, 30/8/2024).
Kami mengajak Anda untuk bergabung dalam Whatsapp Group Pembaca Kompas ”Liputan Khusus Kunjungan Paus". Melalui grup tersebut, Kompas akan mengirimkan rekomendasi bacaan terkait kunjungan Paus Fransiskus.Klik di sini untuk mendaftar dan bergabung