Kejar Ketinggalan Literasi dan Numerasi Melalui Kompetisi
Target meningkatkan literasi dan numerasi anak Indonesia masih jauh dari harapan, tetapi bisa dikejar dengan kompetisi.
Oleh
STEPHANUS ARANDITIO
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Kemampuan literasi dan numerasi sejak dini menjadi hal dasar yang harus diupayakan dalam meningkatkan mutu pendidikan. Namun, target meningkatkan literasi dan numerasi anak Indonesia masih jauh dari harapan. Berbagai upaya dilakukan, seperti melalui kompetisi.
Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) Praptono mengatakan, masih banyak yang harus dikerjakan dengan tuntas oleh pemerintah dalam upaya meningkatkan tingkat literasi dan numerasi pelajar di Indonesia.
”Ini hal yang harus terus kita kembangkan, terus motivasi anak-anak dan guru-guru kita mengupayakan agar literasi dan numerasi anak-anak kita berkembang dengan baik demi generasi emas,” kata Praptono di Jakarta, Jumat (23/8/2024).
Berdasarkan hasil asesmen nasional pada 2023, tingkat literasi anak Indonesia naik dari 53 persen pada 2021 menjadi 67 persen dan mencapai kompetensi minimum. Sementara itu, tingkat numerasi naik dari 33 persen menjadi 67 persen.
Dari kompetisi ini juga akan didapatkan potret atau peta kemampuan literasi dan numerasi secara proporsional dari kota, kabupaten, hingga provinsi.
Namun, hasil penelitian Program for International Student Assessment (PISA) 2022 membuktikan bahwa Indonesia berada di peringkat ke-68 dengan skor matematika (366), sains (383), dan membaca (359). Skor ini masih jauh dari rata-rata global dan tidak ada perubahan berarti dalam 20 tahun terakhir.
Padahal, di era sekarang dunia pendidikan sudah diminta untuk menghasilkan murid dengan profil kecakapan yang sesuai dengan kebutuhan global, yakni berpikir kritis dan kreatif. Di pekerjaan, dia harus mampu berkomunikasi secara efektif dan bekerja secara kolaboratif.
Untuk mengatasi masalah ini, Praptono menyatakan pemerintah tidak bisa bekerja sendiri. Jika ingin melampaui standar itu, diperlukan kolaborasi semua pihak agar upaya perbaikan tidak hanya dilakukan oleh pemerintah.
”Semakin banyak yang terlibat dalam upaya ini, semakin banyak memberikan perhatian yang serius terkait pengembangan kompetensi fundamental,” ucapnya.
Oleh karena itu, Universitas Negeri Jakarta bersama lembaga swadaya masyarakat Pesona Edu menggelar Kompetisi Literasi dan Numerasi Tingkat Nasional Tahun 2024. Melalui kompetisi yang digelar empat tahun terakhir ini, potensi dan kekuatan anak didorong demi mencapai literasi dan numerasi yang lebih baik sebagai faktor yang sangat penting menuju Indonesia Emas 2045.
Ketua Panitia Kompetisi Literasi dan Numerasi 2024 Teguh Trianung mengungkapkan, diperlukan inovasi dan strategi baru untuk meningkatkan kemampuan literasi dan numerasi sebagai fondasi utama untuk membangun generasi yang kompetitif dan siap menghadapi tantangan global. Salah satunya dengan kompetisi yang meningkatkan kepedulian terhadap pentingnya literasi dan numerasi sekaligus menjadi instrumen untuk memetakan siswa Indonesia.
”Dari kompetisi ini juga akan didapatkan potret atau peta kemampuan literasi dan numerasi secara proporsional dari kota, kabupaten, hingga provinsi. Jadi, semakin banyak sekolah yang berpartisipasi itu akan semakin mewakili peta literasi dan numerasi kita,” tutur Teguh.
Sekretaris Umum Kompetisi Literasi dan Numerasi 2024 Ira Anindita menjelaskan, pada 2021 peserta kompetisi ini mencapai lebih dari 7.000 peserta, tahun 2022 meningkat menjadi lebih dari 43.000 peserta, kemudian pada 2023 menjadi 61.000 peserta. Kompetisi terdiri dari 10 kategori, yakni tingkat SD tiga kategori, untuk kelas IV, V dan VI. Tingkat SMP tiga kategori, untuk kelas VII, VIII, dan IX. SMA dua kategori, kelas X dan XI serta SMK dua kategori, kelas X dan XI.
”Untuk tahun ini, kita menargetkan jumlah peserta dari 38 provinsi, 10.000 sekolah, dan 100.000 siswa yang menjadi peserta. Perlu diketahui, pendaftaran untuk peserta gratis dan terbuka untuk sekolah di seluruh provinsi di Indonesia,” kata Ira.
Kompetisi ini bisa diikuti secara gratis untuk siswa tingkat SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, dan SMK/MAK di seluruh Indonesia. Soal yang diujikan dalam kompetisi ini adalah tentang penguasaan literasi dan numerasi yang tidak terbatas pada mata pelajaran tertentu.
Jenis soal yang akan disajikan mengacu pada standar asesmen kompetensi minimum (AKM) yang bersifat kemampuan berpikir tingkat tinggi (higher order thinking skill/HOTS). Kompetisi sepenuhnya diselenggarakan secara daring dengan tes berbasis komputer (computer based test/CBT) menggunakan platform PEDU Class.