Sedia Tas Siaga Bencana Sebelum Gempa Besar ”Megathrust”
Kemungkinan terjadinya gempa besar di masa depan harus disiapkan dari sekarang dengan menyiapkan tas siaga bencana.
Oleh
STEPHANUS ARANDITIO
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Peringatan kemungkinan terjadinya gempa besar di Indonesia yang dapat menewaskan ratusan ribu orang perlu dimitigasi dengan cermat oleh masyarakat. Upaya minimal yang bisa dilakukan warga, di antaranya, ialah menyiapkan tas siaga bencana untuk menyelamatkan benda dan surat berharga.
Badan Meteorologi Jepang (JMA) memperingatkan warganya bahwa ada potensi terjadi gempa besar (megathrust)di masa depan. Peringatan ini diumumkan setelah terjadi gempa berkekuatan magnitudo (M) 7,1, pekan lalu.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyampaikan hal serupa karena Indonesia memiliki segmen megathrust yang tinggal menunggu waktu lepas. Misalnya, megathrust Selat Sunda dan megathrust Mentawai-Siberut sangat berpotensi terjadi gempa besar.
”Kapan terjadinya gempa itu, tidak ada yang tahu,” kata Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono, Kamis (15/8/2024).
Yang paling penting simak informasi dari sumber yang berwenang.
Oleh karena itu, Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Abdul Muhari meminta masyarakat untuk menjadi sadar bencana. Ini tidak hanya ditunjukkan pada sikap, tetapi juga pada pemikiran dan perilaku.
”Kesiapsiagaan menjadi elemen penting sebagai bentuk tangguh menghadapi potensi bencana,” kata Abdul Muhari di Jakarta, Kamis (15/8/2024).
Salah satu hal yang bisa dilakukan secara mandiri oleh masyakarat untuk mitigasi bencana adalah menyiapkan tas siaga bencana. Tas ini merupakan tas tahan air yang dipersiapkan untuk berjaga-jaga apabila terjadi suatu bencana atau kondisi darurat lain.
Tas ini dipersiapkan untuk bertahan hidup saat bantuan belum datang dan memudahkan kita saat evakuasi menuju tempat aman. Isinya minimal mencakup surat-surat penting (ijazah, surat tanah, surat kendaraan, atau surat yang bersifat penting).
Kemudian, kotak obat-obatan pribadi; makanan ringan tahan lama (mi instan, biskuit. abon), alat bantu penerangan (senter, lampu kepala atau headlamp, korek api, dan lilin), pakaian untuk tiga hari, air minum.
Isi tas lainnya ialah peluit untuk alat bantu meminta pertolongan saat darurat, masker, perlengkapan mandi, alat bantu penerangan, dan radio atau ponsel berserta sumber pengisian dayanya (powerbank).
”Dan juga uang cash secukupnya untuk perbekalan dan kebutuhan minimal tiga hari,” tutur Abdul Muhari.
Dalam konteks peringatan gempa besar, setiap masyarakat harus melakukan latihan menghadapi reruntuhan saat gempa bumi, seperti merunduk, perlindungan terhadap kepala, berpegangan, ataupun dengan bersembunyi di bawah meja. Siapkan pula alat pemadam kebakaran, alat keselamatan standar, dan persediaan obat-obatan.
Selain itu, perhatikan daerah rawan gempa bumi dan aturan seputar penggunaan lahan yang dikeluarkan oleh pemerintah. Bangun konstruksi rumah yang tahan terhadap guncangan gempa bumi dengan fondasi yang kuat. Bagian rumah yang sudah rentan sebaiknya langsung direnovasi.
Saat terjadi gempa, langsung di bawah meja untuk menghindari dari benda-benda yang mungkin jatuh dan jendela kaca. Lindungi kepala dengan bantal atau helm, atau berdirilah di bawah pintu.
Bila sudah terasa aman, segera lari keluar rumah atau gedung. Jangan gunakan lift, pakai tangga darurat. Jika di dalam gedung, ikuti instruksi evakuasi dari petugas keamanan.
”Saat terjadi gempa bumi besar, Anda akan kehilangan kontrol terhadap mobil. Jauhi persimpangan, pinggirkan mobil Anda di kiri bahu jalan dan berhentilah,” tutur Abdul Muhari.
Apabila gempa disertai peringatan tsunami, segeralah menjauh dari bibir pantai menuju ke daerah yang lebih tinggi. Bertahanlah di sana karena gelombang tsunami yang kedua dan ketiga biasanya lebih besar dari gelombang pertama. ”Dan, yang paling penting simak informasi dari sumber yang berwenang,” ucap Abdul Muhari.
Ada pula sejumlah aplikasi di ponsel yang bisa diakses untuk informasi kesiapsiagaan bencana, mulai dari inaRISK, BNPB TV, BNPB E-Tangguh, Diorama BNPB, MAGMA Indonesia, Info BMKG, Siaga Bencana, Life360, dan Open Camera.