Kunjungan Paus Fransiskus Memperkokoh Budaya Persaudaraan Tanpa Sekat
Persaudaraan hendaknya tetap terjaga saat pilkada. Perbedaan “warna” tidak boleh menggoyahkan persaudaraan kita.
Oleh
EMANUEL EDI SAPUTRA
·3 menit baca
PONTIANAK, KOMPAS – Kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia pada September, membawa nilai-nilai yang dapat memperkokoh persaudaraan. Persaudaraan itu hendaknya juga tetap terjaga saat Pilkada serentak 2024. Perbedaan ”warna” tidak boleh menggoyahkan persaudaraan kita.
Hal itu mengemuka dalam siniar (podcast) yang membahas tentang motto kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia pada September, yaitu Faith-Fraternity-Compassion (Iman-Persudaraan-Belarasa). Siniar ini sudah beberapa kali diselenggarakan Komisi Sosial Paroki Keluarga Kudus Pontianak. Episode keempat ini dilaksanakan di Rumah Retret Celso Constantini, Sungai Ambawang, Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat, Minggu (4/8/2024).
Pastor Paroki Keluarga Kudus Pontianak Puji Nurcahyo CM, menuturkan, tema ”Faith-Fraternity-Compassion” dipilih sebagai respons situasi dunia saat ini. Menurut dia, Iman-Persaudaraan-Belarasa perlu diperjuangkan lebih keras. Ia menilai, persaudaraan di dunia saat ini menjadi sangat relatif. Dengan kemajuan teknologi yang kian pesat, jarak antarpribadi kian renggang. Perjumpaan langsung menjadi semakin jarang.
Jarak antarpribadi kian renggang. Perjumpaan langsung menjadi semakin jarang.
”Orang lebih suka di dunia maya. Padahal, nilai persaudaraan, pertemuan, sapaan, dan kasih sungguh terjadi dengan perjumpaan. Saya rasa, Paus juga ingin mengatakan hal itu,” tuturnya.
Puji menambahkan, semula nilai-nilai kasih dan persudaraan yang diajarkan Yesus memang ditujukan bagi para murid-Nya. Namun, menjalin persaudaraan dan kasih juga harus dilakukan dengan pihak-pihak di luar Gereja Katolik. Hal itu dilakukan dengan mewartakan nilai-nilai kasih dan persaudaraan tanpa melihat batas-batas yang memecah belah.
”Bagaimana menciptakan jembatan, bukan tembok pemisah. Bagaimana kita menghayati kasih persaudaraan yang sejati di tengah dunia sekarang ini,” ujarnya.
Kedatangan Paus Fransiskus juga dinilai akan membawa kesaksian dan pesan-pesan moral tentang perdamaian dunia. Harapannya, pesan perdamaian yang kerap diserukan Paus, terus bergema lagi di Tanah Air.
Pastor Rekan di Paroki Keluarga Kudus Pontianak Keuskupan Agung Pontianak Romo Gregorius Kukuh Nugroho CM, menuturkan, pada tahun 2020 Paus Fransiskus pernah mengingatkan untuk membangun persahabatan tanpa memandang sekat. ”Tidak hanya memandang manusia yang memiliki martabat yang sama sebagai ciptaan Tuhan, tetapi juga bagaimana melihat lingkungan (alam) sebagai sesama ciptaan Tuhan. Kita juga perlu menjalin persahabatan erat dengan lingkungan kita,” tuturnya.
Gregorius mengatakan, akibat Covid-19 dan sosial media, interaksi manusia terdistraksi. Oleh sebab itu, Paus kerap kali mengingatkan untuk membangun budaya kehidupan, budaya keadaban, dan persudaraan. Hal ini relevan untuk bangsa Indonesia terlebih Kalimantan Barat.
”Sebentar lagi akan ada pilkada. Pilihan 'warna' tidak boleh menggoyahkan persaudaraan kita. Inilah budaya keluhuran yang perlu kita angkat lagi. Ini juga yang perlu terus diingatkan kepada umat di berbagai pelosok,” imbuh Gregorius
Pilihan 'warna' tidak boleh menggoyahkan persaudaraan kita.
Sekretaris Keuskupan Agung Pontianak Romo Pius Barces CP, menuturkan, kedatangan Paus Fransiskus sebagai pemimpin tertinggi agama Katolik menjadi sebuah sapaan khusus bagi umat Katolik di Indonesia. Dalam penggembalaannya, Paus memimpin Gereja Katolik melalui berbagai hal, antara lain surat pastoral, dekrit, dan berbagai bentuk dokumen.
Barces mengatakan, kunjungan Paus Franiskus ke Indonesia merupakan perjalanan pengembalaan dan perjumpaan. Dia tidak hanya akan berjumpa dalam ruang lingkup Katolik, tetapi dalam lingkup lebih besar, yaitu masyarakat Indonesia. Pasalnya, Paus akan berjumpa dengan sejumlah tokoh termasuk para pemimpin agama di Indonesia.
”Intinya, bertemu dan berdialog dengan masyarakat dan mengenal Indonesia. Dengan kunjungan ini, umat Katolik juga diharapkan bisa semakin beriman dan memiliki cinta persudaraan yang kuat,” ujar Barces.
Romo Barces mengungkapkan, Uskup Agung Pontianak Mgr Agustinus Agus Pr sebetulnya ingin sekali memperjuangkan agar Paus datang ke Pontianak. Namun, hal itu sulit terwujud karena seluruh jadwal kunjungan Paus sudah ditetapkan.
”Semula Bapa Uskup berharap, Paus dapat melihat Kalimantan dan menggerakkan masyarakat Kalimantan menjaga alamnya. Hal itu sudah sesuai dengan ensiklik Laudato Si yang digagas Paus Fransiskus,” ujar Barces.