logo Kompas.id
HumanioraSinyal Perubahan Iklim dari...
Iklan

Sinyal Perubahan Iklim dari Hujan Bulan Juli

Perubahan iklim bisa mengacaukan pola cuaca. Hujan lebat di Jawa selama bulan Juli bukan lagi anomali.

Oleh
AHMAD ARIF
· 6 menit baca
Seorang anak bertahan di dalam rumahnya yang terendam banjir di Kelurahan Bintaro, Kecamatan Pesanggrahan, Jakarta Selatan, Sabtu (6/7/2024).
KOMPAS/PRIYOMBODO

Seorang anak bertahan di dalam rumahnya yang terendam banjir di Kelurahan Bintaro, Kecamatan Pesanggrahan, Jakarta Selatan, Sabtu (6/7/2024).

Hujan lebat dan banjir melanda pada awal Juli 2024, di banyak daerah Indonesia yang seharusnya memasuki puncak musim kemarau. Peristiwa ini bisa dijelaskan secara meteorologis sebagai akibat gangguan gelombang ekuatorial terhadap muson timur. Namun, hal ini juga bisa menjadi sinyal perubahan iklim yang telah mengacaukan pola cuaca di Bumi.

Pemutakhiran Prediksi Musim Kemarau 2024 di Indonesia, yang dikeluarkan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) pada Juni 2024 memasukkan Pulau Jawa mengalami puncak musim kemarau pada Juli hingga Agustus 2024. Sebagai daerah yang dipengaruhi pola monsun, musim kemarau di Jawa biasanya terjadi saat angin muson timur bertiup dari area Australia menuju Asia.

Editor:
EVY RACHMAWATI
Bagikan
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699