Konsumsi Garam Rendah Sodium Lebih Sehat dan Hemat Biaya Kesehatan Rp 27,7 Triliun
Beralih konsumsi ke garam rendah natrium atau sodium dapat menghemat biaya kesehatan hingga Rp 27,7 triliun.
Oleh
PRADIPTA PANDU
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Konsumsi garam berlebihan berpotensi memicu peningkatan tekanan darah. Mengurangi konsumsi garam serta menggantinya dengan garam rendah natrium atau sodium dan tinggi kalium tak hanya bermanfaat bagi kesehatan, tetapi juga menghemat biaya kesehatan hingga Rp 27,7 triliun.
Manfaat ekonomi dengan mengonsumsi garam rendah natrium dan kaya kalium ini terangkum dalam hasil studi terbaru oleh para peneliti dari Griffith University, Australia, bersama Badan Riset dan Inovasi Nasional. Laporan studi ini terbit di The Lancet Regional Health-Southeast Asia, 13 Juni 2024.
Leopold Aminde, penulis utama studi ini dari Fakultas Kedokteran dan Kedokteran Gigi Griffith University, mengemukakan, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan pengurangan konsumsi natrium secara luas. Hal ini bertujuan mengatasi beban tekanan darah tinggi dan penyakit tak menular.
Meski demikian, laporan WHO menunjukkan hanya sembilan negara, yakni Brasil, Chile, Ceko, Lituania, Malaysia, Meksiko, Arab Saudi, Spanyol, dan Uruguay, yang memiliki paket kebijakan komprehensif untuk mengurangi asupan natrium. Negara-negara lain, termasuk Indonesia, belum memiliki kebijakan memadai.
Dalam penilaian WHO, Indonesia juga dikategorikan dalam kelompok negara yang mengadopsi rekomendasi pengurangan natrium. Akan tetapi, sampai sekarang belum ada tindakan dan komitmen kebijakan nasional untuk mengurangi asupan natrium.
Penelitian ini pun dilakukan karena data Kementerian Kesehatan menunjukkan, 53,5 persen masyarakat Indonesia mengonsumsi garam melebihi batas yang dianjurkan, yakni lebih dari 2.000 miligram natrium per hari. Padahal, konsumsi garam tinggi dapat memicu berbagai penyakit, seperti hipertensi, jantung, dan stroke.
Para periset mengamati dampak penggantian garam meja yang mengandung 100 persen natrium klorida dengan garam rendah sodium di Indonesia. Garam rendah sodium ini mirip dengan garam dapur dan keduanya memiliki rasa mirip sehingga sebagian konsumen kerap tak bisa membedakan dua jenis garam ini.
Menurut Aminde, hasil riset menunjukkan penyediaan garam rendah sodium akan memberikan dampak positif pada sistem kesehatan Indonesia dengan mengurangi tekanan darah, serta mencegah serangan jantung, stroke, dan penyakit ginjal.
Selama 10 tahun pertama, mengurangi konsumsi garam dapur dan menggantinya dengan garam rendah sodium dapat mencegah hingga 1,5 juta kejadian penyakit kardiovaskular. Kemudian, konsumsi garam rendah sodium dapat mencegah terjadi lebih dari 640.000 kasus baru penyakit ginjal kronis.
”Hal ini akan mengurangi pengeluaran kesehatan 2 miliar dollar AS atau Rp 27,7 triliun dalam 10 tahun. Ini memberi langkah penghematan biaya amat besar. Manfaat kesehatan terbesar terlihat pada kelompok masyarakat berpendapatan rendah,” ujarnya dikutip dari situs Griffith University, Senin (8/7/2024).
Kepala Pusat Penelitian Kesehatan Masyarakat dan Gizi BRIN Wahyu Nugraheni yang juga terlibat dalam studi ini menyatakan, masyarakat Indonesia mengonsumsi lebih banyak natrium daripada yang dibutuhkan secara fisiologis.
Hal ini akan mengurangi pengeluaran kesehatan 2 miliar dollar AS atau Rp 27,7 triliun dalam 10 tahun. Ini memberi langkah penghematan biaya amat besar.
”Konsumsi garam rendah sodium merupakan pilihan terbaik untuk membantu orang mengurangi asupan natrium dalam makanan mereka dengan mudah,” ujarnya.
Tim peneliti berharap temuan ini mendorong Pemerintah Indonesia dan negara lain untuk mempertimbangkan reformulasi garam biasa menjadi alternatif garam rendah sodium. Pemerintah diharapkan memfasilitasi rantai pasokan untuk memperluas ketersediaan dan keterjangkauan garam rendah sodium.
Selain itu, temuan penelitian ini bisa memberikan informasi sekaligus pedoman bagi WHO ke depan tentang kesenjangan bukti terkait implementasi, efektivitas biaya, dan kemungkinan dampak pada kesehatan masyarakat dalam penggunaan garam rendah sodium.