Operasi Cedera Kaki Prabowo Bentuk Kepercayaan kepada Layanan Kesehatan Dalam Negeri
Prabowo sudah bisa berjalan tanpa bantuan orang, tanpa bantuan tongkat.
Oleh
DEONISIA ARLINTA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Menteri Pertahanan sekaligus Presiden Terpilih Prabowo Subianto baru saja menjalani operasi untuk cedera di kakinya di Rumah Sakit Pusat Pertahanan Negara Panglima Besar Soedirman, Jakarta. Keputusan Prabowo untuk mendapatkan tindakan di rumah sakit di dalam negeri tersebut dinilai menjadi bentuk kepercayaan terhadap sistem pelayanan kesehatan di Tanah Air.
Kepala Pusat Rehabilitasi Kementerian Pertahanan Daniel Lumadyo Wartoadi mengatakan, Prabowo sendiri yang memilih Rumah Sakit Pusat Pertahanan Negara (RSPPN) sebagai tempat pelaksanaan operasi untuk penanganan cedera kaki yang dialaminya. Keputusan ini dinilai menjadi bentuk kepercayaan terhadap kemampuan sistem pelayanan kesehatan di dalam negeri.
”Kenapa pilih RSPPN? Inilah yang beliau inginkan. Kita anak bangsa harus mampu menjawab tantangan yang ada pada perkembangan dunia saat ini dan nyatakan kita bisa,” tuturnya saat ditemui di sela-sela acara Hari Ulang Tahun ke-56 Pusat Rehabilitasi Kementerian Pertahanan di Jakarta, Jumat (5/7/2024).
Kenapa pilih RSPPN? Inilah yang beliau inginkan. Kita anak bangsa harus mampu menjawab tantangan yang ada pada perkembangan dunia saat ini dan nyatakan kita bisa.
Sebelumnya, Prabowo dalam unggahan di akun Instagram resmi @prabowo pada Minggu (30/6/2024) mengungkapkan, dirinya baru saja selesai menjalani tindakan medis untuk pemulihan cedera yang dialaminya. Dalam unggahan itu dituliskan, ”Puji syukur satu minggu lalu tim dokter berhasil melakukan tindakan medis untuk memulihkan cedera yang saya alami selama ini. Insya Allah dengan kondisi sehat walafiat ke depan, saya semakin siap untuk berbakti dan mengabdi untuk negara dan rakyat Indonesia.”
Dalam unggahannya, Prabowo mengatakan bahwa operasi tersebut terkait dengan cedera yang sudah lama dialaminya. Ia mengaku pernah mengalami dua kali kecelakaan terjun payung saat bertugas di TNI pada 1980-an. Kecelakaan tersebut membuat kaki kirinya cedera.
Guru Besar Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia/RS Cipto Mangunkusumo yang juga Ketua Asosiasi Fakultas Kedokteran Negeri Indonesia (AFKNI) Ari Fahrial Syam menuturkan, keputusan Prabowo memilih rumah sakit dalam negeri sebagai tempat melakukan tindakan operasi atas cedera di kakinya patut diapresiasi. Keputusan ini dinilai menjadi bentuk kepercayaan akan kemampuan tenaga kesehatan dan tenaga medis serta fasilitas pelayanan kesehatan di dalam negeri.
”Informasi bahwa presiden terpilih menjalani operasi besar dan sukses di rumah sakit sendiri dan dengan dokter Indonesia membahagiakan kita para tenaga kesehatan, khususnya para dokter. Mudah-mudahan pernyataan pengakuan seperti ini juga muncul dari para tokoh lain agar masyarakat kelas atas di Indonesia bisa percaya dan juga bersedia mendapatkan pelayanan kesehatan di rumah sendiri,” tuturnya.
Menurut Ari, sebenarnya banyak tokoh dan pejabat negara yang menjalani perawatan kesehatan di Indonesia. Akan tetapi, beberapa di antara mereka enggan menyampaikan kepada publik. Padahal, sikap dan keputusan untuk mencintai produk dalam negeri, termasuk untuk memilih pelayanan kesehatan di dalam negeri, perlu dinyatakan secara terbuka.
Kompetensi dan kualitas tenaga kesehatan, termasuk dokter, di Indonesia tidak kalah dengan dokter di luar negeri. Meski begitu, rumah sakit tetap perlu berbenah dan terus meningkatkan kualitasnya agar dapat memberikan pelayanan yang profesional ke masyarakat luas.
Selain itu, institusi pendidikan kedokteran juga harus berupaya untuk menghasilkan dokter yang berkualitas dan profesional. ”Pemerintah juga harus berupaya agar produk alat kesehatan dan harga obat bisa bersaing dengan negara tetangga,” ucap Ari.
Operasi Prabowo
Terkait dengan tindakan operasi yang dijalani Prabowo, dokter spesialis ortopedi dan traumatologi konsultan hip and knee, Sunaryo Kusumo, yang menjadi salah satu tim medis yang menangani operasi Prabowo, menyampaikan, kondisi Prabowo sudah membaik pascaoperasi yang dilakukan. Meski begitu, kontrol dan pemeriksaan rutin tetap diberikan.
”Jadi, beliau (Prabowo) memang ingin operasi saja. Tujuannya untuk memperbaiki cedera yang lama, yang sudah dari tahun 80-an,” katanya. Saat ditanya apakah kondisi Prabowo sudah pulih, ia menjawab, ”seperti yang kita bisa lihat, beliau (Prabowo) sudah bisa berjalan, tanpa bantuan orang, tanpa bantuan tongkat.”
Daniel menyebutkan, sejumlah tantangan dihadapi dalam tindakan operasi kepada Prabowo. Tantangan itu antara lain kondisi cedera yang sudah lama terjadi serta usia dari Prabowo.
”Kita berpikir apa yang mungkin terjadi dan itu kita harus prepare (bersiap). Kedua, dari segi usia, dengan usia demikian itu apakah ada sesuatu komplikasi yang harus di-preparing (persiapkan),” ujarnya.