Indonesia Bertutur Mengomunikasikan Ekspresi Budaya kepada Generasi Muda
Sekitar 120 karya seni akan ditampilkan dalam Indonesia Bertutur 2024. Festival ini digelar di tiga lokasi di Bali.
Oleh
TATANG MULYANA SINAGA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Festival seni budayaIndonesia Bertutur 2024 akan digelar di Bali pada 7-18 Agustus mendatang. Festival ini menampilkan sekitar 120 karya yang mengomunikasikan berbagai ekspresi budaya, khususnya kepada generasi muda.
Festival ini melibatkan sekitar 900 pelaku seni budaya. Karya yang ditampilkan beragam, mulai dari instalasi, musik, tari, film, hingga teater. Indonesia Bertutur tahun ini merupakan edisi kedua setelah edisi perdana digelar di kawasan Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, pada 2022.
Direktur Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) Hilmar Farid mengatakan, Indonesia Bertutur berangkat dari kegelisahan tentang kondisi seni tradisi di Tanah Air. Banyak kesenian sulit mempertahankan bentuk aslinya seiring perubahan dalam masyarakat.
”Masyarakat yang melahirkan ekspresi budaya itu sudah bergeser. Perlu dicari jalan untuk mengomunikasikan ekspresi-ekspresi ini dalam bentuk yang baru. Bagaimana caranya mengomunikasikan ini kepada generasi yang mungkin pengalamannya sangat berbeda dengan orangtua mereka dalam urusan seni tradisi,” katanya dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu (19/6/2024).
Dibutuhkan kolaborasi banyak pihak untuk mengomunikasikan ekspresi budaya itu melalui cara-cara baru yang inovatif. Pelaku seni budaya memerlukan dukungan kelembagaan dan fasilitas agar ekspresi budaya tersebut bisa ditampilkan dengan skala lebih luas.
”Akan tetapi, pada akhirnya yang paling penting adalah menjadikan warisan budaya kita yang luar biasa ini sebagai sumber inspirasi. Tentu kita punya begitu banyak. Saking banyaknya, kadang-kadang bingung mana yang didahulukan, mana yang mau diangkat,” ucapnya.
Indonesia Bertutur 2024 mengusung tema ”Subak: Harmoni dengan Pencipta, Alam, dan Sesama”. Mega festival ini akan digelar selama 12 hari di tiga lokasi, yaitu Batubulan, Ubud, dan Nusa Dua.
Kami mencoba mendesain kawasan menggunakan material yang seramah mungkin, dalam arti mengurangi sampah atau bisa didaur ulang.
Kegiatan ini juga membuka ruang kolaboratif berbagai pelaku seni budaya dalam berkarya dengan berakar pada warisan budaya bangsa. Dengan begitu, festival tersebut dapat memperkuat upaya pemajuan kebudayaan di Indonesia.
Direktur Festival Indonesia Bertutur 2024 Taba Sanchabakhtiar menuturkan, acara tersebut bertujuan memberi kesempatan masyarakat untuk mendapatkan pengalaman baru dalam melihat festival budaya. Harapannya, itu dapat membangun ketertarikan masyarakat terhadap seni pertunjukan, film, dan ekspresi budaya lainnya.
”Semua yang berbau seni bisa didapat dalam tur selama 12 hari nanti. Kami berharap masyarakat bisa terlibat, baik sebagai pengunjung maupun sebagai sukarelawan,” katanya.
Ramah lingkungan
Taba mengatakan, Indonesia Bertutur 2024 melibatkan sekitar 500 orang panitia dari berbagai disiplin ilmu, seperti arsitek, seni grafis, dan desainer. Mereka diberdayakan untuk membantu memproduksi lebih dari 100 karya seni.
Seniman Gilang Anom menyelesaikan karyanya yang berjudul Aksara Rasa: Ruh Kala dalam ajang pameran seni Visaraloka di Eloprogo Art House, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Jumat (9/9/2022).
”Kami mencoba mendesain kawasan menggunakan material yang seramah mungkin, dalam arti mengurangi sampah atau bisa didaur ulang. Ini sekaligus mengedukasi masyarakat mengenai penggunaan-penggunaan material tersebut dalam suatu desain festival,” ujarnya.
Direktur Artistik Indonesia Bertutur 2024 Melati Suryodarmo menyebutkan, festival yang digelar sejak tahun 2022 itu melibatkan kerja sama sejumlah pihak. Festival ini juga membangkitkan kembali spirit untuk mengetahui sejumlah hal, seperti dari mana asal muasal pangan dan apakah beras diolah dengan tetap menjaga keseimbangan lingkungan.
Komisaris Utama InJourney Tourism Development Corporation (ITDC) Ricky Joseph Pesik menyampaikan, menjadi sangat penting untuk mengisi masa liburan musim panas lewat Indonesia Bertutur. ”Indonesia Bertutur ini platform yang penting. Ini harus menjadi center yang baru bagi Bali dan kebudayaan adalah senjata yang paling kuat,” ujarnya.