Apa Manfaat Memiliki Banyak Teman dari Berbagai Latar Belakang?
Orang-orang merasa terhubung dan bahagia ketika mereka memiliki sekelompok teman dengan latar belakang yang berbeda.
Oleh
PRADIPTA PANDU
·3 menit baca
Apakah Anda memiliki banyak teman yang beragam, mulai dari suku, ras, agama, hingga golongan tertentu? Pernahkah Anda berpikir apa manfaat memiliki banyak teman dari berbagai latar belakang tersebut?
Sebuah hasil studi terbaru para peneliti dari University of Birmingham, Inggris, menemukan bahwa memiliki kelompok teman yang beragam dapat meningkatkan kesejahteraan dan kohesi sosial di masyarakat. Ini merupakan sebuah manfaat yang bisa dirasakan sangat besar dampaknya bagi masyarakat yang hidup dalam keberagaman, termasuk di Indonesia.
Dalam studi yang diterbitkan di Psychological Science, 25 April 2024 ini, para peneliti menggunakan data dari 24.726 orang dewasa di Inggris. Data tersebut digunakan untuk menganalisis komposisi jaringan sosial masyarakat berdasarkan usia, etnis, pendapatan, dan pendidikan untuk memahami implikasi homofili atau derajat persamaan.
Para peneliti mengamati empat jenis jaringan homofili, ras, usia, pendapatan, dan pendidikan. Kemudian mereka mengukur keragaman kelompok teman responden dalam kategori ini pada skala 0 hingga 100 persen bersamaan dengan tingkat kepuasan hidup dan perasaan tentang kohesi sosial.
Para peneliti menemukan, perasaan kohesi sosial dan kepuasan hidup mencapai puncaknya ketika orang-orang memiliki kelompok teman dengan perbedaan usia, ras, pendapatan, ataupun pendidikan. Orang-orang merasa paling terhubung dan bahagia ketika mereka memiliki sekelompok teman dengan latar belakang yang sama dan berbeda.
Penulis utama studi tersebut yang juga profesor Kebijakan Sosial di University of Birmingham, Miguel Ramos, menyampaikan, dengan meningkatnya keberagaman di seluruh dunia, setiap warga negara akan memiliki banyak peluang untuk berinteraksi dengan orang-orang dari latar belakang dan karakteristik sosial yang berbeda.
Meski demikian, kecenderungan seseorang untuk tertarik pada orang lain yang memiliki kesamaan latar belakang masih tetap ada. Orang-orang tersebut terkadang masih merasakan kedekatan ketika bersama orang dengan suku, ras, ataupun agama yang sama.
Kohesi sosial akan semakin meningkat ketika seseorang memiliki jaringan sosial yang heterogen dibandingkan homogen.
”Temuan kami mengungkapkan bahwa meskipun ada kecenderungan ini, orang-orang dengan jaringan sosial campuran melaporkan tingkat kohesi sosial yang lebih tinggi dalam lingkungan mereka. Ini juga berkaitan erat dengan peningkatan kesejahteraan pribadi,” ujar Ramos dikutip dari situs resmi University of Birmingham, Selasa (11/6/2024).
Menurut Ramos, hasil penelitian ini menggarisbawahi peran penting dari merangkul keberagaman dalam mendorong ikatan sosial yang lebih kuat serta meningkatkan kohesi masyarakat secara keseluruhan. Kohesi sosial akan semakin meningkat ketika seseorang memiliki jaringan sosial yang heterogen dibandingkan homogen.
”Peningkatan kohesi sosial merupakan sumber utama kesejahteraan di masyarakat. Studi ini memberikan bukti empiris bahwa orang-orang dari kelompok yang berbeda tanpa memandang usia, pendapatan, ras, dan karakteristik lainnya dapat memperoleh manfaat dari hidup bersama secara harmonis,” ungkapnya.
Meningkatkan adaptasi
Profesor Kebijakan Sosial di University of Birmingham yang juga salah satu penulis studi ini, Matt Bennett, menambahkan, berinteraksi dengan orang-orang dengan karakteristik yang sama memang memberikan rasa keakraban dan kenyamanan. Terkadang, orang lebih dihargai dan dimengerti dalam satu kelompok yang sama tersebut.
”Namun, hasil studi ini menunjukkan bahwa merangkul keberagaman sangat penting untuk memupuk ketahanan dan kemampuan beradaptasi dalam dunia yang terus berubah,” katanya.
Implikasi dari penelitian ini bahkan melampaui persahabatan individu hingga struktur masyarakat yang lebih luas. Dengan merangkul keberagaman dan mendorong lingkungan yang inklusif, masyarakat akan memperoleh manfaat dari keharmonisan sosial dan kesejahteraan kolektif yang lebih baik.
Temuan ini pun dapat menjadi masukan bagi sejumlah pihak untuk membuat kebijakan dan inisiatif yang bertujuan mendorong keharmonisan serta inklusivitas di berbagai bidang masyarakat. Hal ini termasuk untuk pendidikan, pekerjaan, dan aspek sosial lainnya.