Pemberian ASI eksklusif kepada bayi dapat menekan biaya perawatan kesehatan karena mengurangi risiko penularan penyakit.
Oleh
DEONISIA ARLINTA
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pemberian air susu ibu (ASI) eksklusif pada bayi tidak hanya dapat bermanfaat bagi tumbuh kembang bayi, tetapi juga menekan biaya perawatan kesehatan. Bayi yang mendapatkan ASI eksklusif cenderung tidak mudah terserang penyakit sehingga tidak membutuhkan pelayanan kesehatan pada tahun-tahun awal kehidupannya.
Demikian hasil studi terbaru yang diterbitkan pada 22 Mei 2024 di jurnal Plos One oleh peneliti dari Pusat Kesehatan Populasi Glasgow, Skotlandia.
Penelitian tersebut dilakukan dengan menganalisis data administratif 502.948 bayi yang lahir di Skotlandia antara tahun 1997 sampai 2009. Data tersebut meliputi pemberian ASI pada bayi selama 6-8 minggu pertama kehidupan, kejadian penyakit pada masa anak-anak, serta rincian data rawat inap di rumah sakit, konsultasi di fasilitas kesehatan primer, dan peresepan obat.
Di antara semua bayi yang datanya dianalisis, sebanyak 27 persen bayi mendapatkan ASI eksklusif, 9 persen mendapatkan susu campuran antara ASI dan susu formula, serta 64 persen mendapatkan susu formula pada 6-8 minggu pertama kehidupan.
Selain itu, sebanyak 45 persen bayi yang mendapatkan ASI eksklusif berada di daerah dengan tingkat kemiskinan yang rendah dan 13 persen di daerah yang paling miskin.
Dari penelitian itu ditemukan, bayi yang diberikan ASI eksklusif merupakan bayi yang paling sedikit mengakses layanan kesehatan dan mengeluarkan biaya yang lebih rendah untuk layanan kesehatan dibandingkan dengan bayi yang mendapatkan susu formula. Rata-rata bayi yang diberi ASI juga menghabiskan biaya rawat inap di rumah sakit yang lebih rendah dibandingkan bayi yang mendapatkan susu formula dalam enam bulan pertama kehidupan.
Bayi yang diberi ASI eksklusif paling sedikit mengakses layanan kesehatan dan mengeluarkan biaya kesehatan lebih rendah dibandingkan bayi yang mendapatkan susu formula.
Disebutkan, biaya perawatan kesehatan yang dapat dihindari setidaknya 10 pound sterling atau sekitar Rp 204.000 jika semua bayi yang diberi susu formula diberi ASI eksklusif selama 6-8 minggu pertama kehidupannya.
”Menyusui mempunyai manfaat kesehatan dan ekonomi yang signifikan. Peningkatan angka pemberian ASI di daerah-daerah yang paling miskin dapat berkontribusi pada pengurangan kesenjangan pada tahun-tahun awal kehidupan,” tulis penulis dalam studi tersebut.
Sementara itu, di laman Ikatan Dokter Anak Indonesia, dokter spesialis anak Yovita Ananta menulis, beban kesehatan dapat ditekan dengan memberikan ASI eksklusif pada bayi. Dengan menyusui, sepertiga kejadian infeksi saluran napas atas bisa dicegah.
Selain itu, kejadian diare juga dapat turun hingga 50 persen dengan memberikan ASI pada bayi. Penyakit usus yang berat pada bayi prematur pun bisa berkurang hingga 58 persen. Pada ibu, menyusui juga dapat menurunkan risiko kanker payudara 6-10 persen.
”Dengan mendukung ASI, dapat mengurangi kejadian diare dan pneumonia sehingga biaya kesehatan dapat dikurangi 256,4 juta dollar AS atau Rp 3 triliun setiap tahunnya,” kata Yovita.
Manfaat pemberian ASI lainnya ialah dapat meningkatkan tingkat intelektual anak. Dengan begitu, anak berpotensi mendapatkan pekerjaan yang lebih di kemudian hari.
Pemberian ASI eksklusif dapat pula menekan beban biaya pengeluaran rumah tangga. Di Indonesia, hampir 14 persen penghasilan seseorang habis digunakan untuk membeli susu formula bayi berusia kurang dari 6 bulan.
”Dengan menyusui, pengeluaran untuk membeli kebutuhan susu formula dapat ditekan sehingga lebih hemat dan ramah lingkungan,” ucap Yovita.