Band Navicula Batal Manggung pada Forum Air Sedunia, Bentuk Solidaritas
Band Navicula protes atas pembubaran diskusi PWF oleh Ormas Senin lalu, dengan batal manggung pada 24 Mei nanti.
Oleh
WISNU DEWABRATA
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS – Band rock Navicula membatalkan rencana mereka tampil dan berpartisipasi dalam acara Water Vaganza, 24 Mei 2024 mendatang. Acara itu tadinya bagian dari rangkaian even World Water Forum 2024 ke-10, yang digelar di Bali, pada 18-25 Mei 2024.
Band asal Bali, yang juga konsisten bersuara dan memperjuangkan isu-isu pelestarian lingkungan hidup itu batal tampil sebagai bentuk protes sekaligus solidaritas. Pembatalan tersebut menyusul pembubaran paksa dan penghentian kegiatan diskusi acara Forum Air untuk Rakyat (The People’s Water Forum/PWF), yang terjadi di Kota Denpasar, Bali, Senin (20/5/2024) sore lalu.
“Pembatalan kami untuk tampil main ini menjadi bentuk solidaritas ke kawan-kawan pemerhati, akademisi, dan aktivis Forum Air untuk Rakyat (People’s Water Forum). Kegiatan diskusi mereka dihambat dan dibubarkan,” ujar fronthead Navicula, Gede Robi Supriyanto per telepon, Rabu (22/5/2024) malam.
Buat kami, yang namanya even internasional seperti ini harus melibatkan partisipasi publik. Kalau tidak, yang buat apa juga.
Seperti diwartakan sebelumnya sekelompok orang asal satu organisasi kemasyarakatan tiba-tiba mendatangi lokasi diskusi. Tak hanya memaksa masuk, mereka juga memeritahkan pihak penyelenggara menghentikan kegiatan diskusi dan pertemuan tersebut.
Tak hanya itu para pembubar paksa tadi juga mengambil sejumlah baliho acara. Mereka berdalih, kegiatan forum dapat mengganggu kondusivitas Bali di tengah penyelenggaraan konferensi internasional Forum Air Sedunia (World Water Forum/WWF) ke-10.
Robi lebih lanjut menekankan agar diskusi-diskusi apapun, yang digelar masyarakat merupakan bentuk penyeimbang sekaligus masukan. Keberadaan masyarakat sipil berikut masukan-masukan dari mereka lewat acara PWF tadi sangat lah penting apalagi isu air juga bagian dari keberadaan banyak orang.
“Kami sangat berharap ajang Internasional bisa melibatkan lebih banyak partisipasi dan aspirasi publik terutama dalam memberi masukan soal pemanfaatan air, yang berkeadilan bagi seluruh rakyat,” papar Robi.
Selain itu Robi menilai aksi pembubaran sebagai bentuk pembungkaman dan pengkhianatan terhadap komitmen berdemokrasi. Apalagi seluruh diskusi yang dilakukan rekan-rekan PWF dan masyarakat sipil lebih bersifat akademis dan intelektual.
“Kami bukannya anti WWF. Buat kami, yang namanya even internasional seperti ini harus melibatkan partisipasi publik. Kalau tidak, yang buat apa juga (WWF diadakan). Isu air sangat sensitif dan harus melibatkan publik seluas mungkin. Ini statement kuat dari kami sebagai bentuk solidaritas,” ujar Robi.
Menurut Robi yang juga vikalis Navicula ini, segala bentuk pelarangan yang terjadi adalah juga bentuk pengkhianatan terhadap asas demokrasi. Mereka sangat menyayangkan peristiwa macam itu ternyata masih saja terus terjadi sampai sekarang.
Lebih lanjut sebelum dibatalkan, Navicula rencananya akan tampil sejam di atas panggung dan membawakan setidaknya 11 lagu karya-karya Navicula. Keputusan pembatalan tampil juga diunggah Robi dan rekan-rekan sebandnya lewat akun resmi @naviculamusic.