Diskriminasi dapat mempercepat penuaan dan meningkatkan risiko masalah kesehatan.
Oleh
TATANG MULYANA SINAGA
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Diskriminasi tidak hanya berpotensi memicu konflik sosial dan masalah psikologis. Penelitian terbaru di New York University, Amerika Serikat, mengungkapkan, diskriminasi juga dapat mempercepat penuaan.
Penelitian ini menunjukkan orang yang mengalami diskriminasi berdasarkan identitas mereka, seperti ras, jenis kelamin, berat badan, dan disabilitas, berisiko lebih tinggi mengalami berbagai masalah kesehatan, seperti tekanan darah tinggi dan depresi. Kemungkinan besar penyebabnya adalah aktivasi kronis respons stres pada tubuh.
Untuk memahami hubungan antara diskriminasi dan penuaan, para peneliti mengamati tiga ukuran metilasi DNA, sebuah penanda yang digunakan untuk menilai dampak biologis dari stres dan penuaan. Sampel darah dan survei dikumpulkan dari hampir 2.000 orang dewasa di AS.
Data tersebut merupakan bagian dari studi Midlife in the United States, sebuah analisis longitudinal mengenai kesehatan dan kesejahteraan. Laporan hasil penelitian ini telah dipublikasikan di jurnal Brain, Behavior, and Immunity-Health, Mei 2024.
”Hasil penelitian kami menunjukkan bahwa diskriminasi berhubungan dengan percepatan penuaan biologis,” tertulis di laporan tersebut.
Diskriminasi di tempat kerja juga berhubungan dengan penuaan biologis. Temuan para peneliti ini memberikan landasan bagi penelitian di masa depan untuk menyelidiki jalur yang menghubungkan diskriminasi dengan penuaan biologis, mengkaji faktor-faktor pelindung yang potensial, dan menyelidiki dimensi-dimensi tambahan dari diskriminasi.
Dalam studi ini, peserta ditanya tentang pengalaman mereka menghadapi tiga bentuk diskriminasi, yaitu yang terjadi sehari-hari, berdampak besar, dan terjadi di tempat kerja. Diskriminasi sehari-hari mengacu pada tindakan tidak hormat yang halus dan kecil dalam kehidupan sehari-hari.
Diskriminasi dikaitkan dengan percepatan penuaan biologis.
Sementara diskriminasi besar berfokus pada tindakan diskriminasi yang akut dan intens, misalnya ancaman fisik. Adapun diskriminasi di tempat kerja mencakup praktik yang tidak adil, terhambatnya peluang dalam karier kerja profesional, dan hukuman berdasarkan identitas.
Para peneliti menemukan diskriminasi dikaitkan dengan percepatan penuaan biologis. Orang yang melaporkan lebih banyak diskriminasi menua lebih cepat secara biologis dibandingkan dengan mereka yang mengalami lebih sedikit diskriminasi.
”Mengalami diskriminasi tampaknya mempercepat proses penuaan yang mungkin berkontribusi terhadap penyakit dan kematian dini serta memicu kesenjangan kesehatan,” ujar penulis senior penelitian itu, Adolfo Cuevas, dilansir dari Sciencedaily.com, Sabtu (11/5/2024).
Diskriminasi sehari-hari dan diskriminasi besar dikaitkan dengan penuaan biologis yang lebih signifikan. Sementara dampak percepatan penuaan akibat diskriminasi di tempat kerja relatif tidak terlalu parah.
”Meskipun perilaku kesehatan menjadi salah satu penyebab kesenjangan ini, terdapat kemungkinan adanya serangkaian proses yang menghubungkan pemicu stres psikososial dengan penuaan biologis,” katanya.
Cuevas menambahkan, temuan penelitian tersebut menggarisbawahi pentingnya mengatasi segala bentuk diskriminasi untuk mendukung penuaan yang sehat. Selain itu, hal ini juga diharapkan mendorong kesetaraan kesehatan di semua kalangan.