Muhaimin dan Mahfud Evaluasi Pengelolaan SDA, Gibran Ingin Melanjutkan
Para calon wakil presiden sepakat mengelola sumber daya alam tanpa merusak lingkungan, tapi dengan gaya berbeda.
JAKARTA, KOMPAS — Ketiga calon wakil presiden atau cawapres menyampaikan visi, misi, dan gagasan mereka dalam debat Pemilihan Presiden 2024 pada Minggu (21/1/2024). Semua kandidat sepakat mengelola sumber daya alam untuk memakmurkan rakyat tanpa merusak lingkungan hidup dengan gaya berbeda.
Tema debat cawapres kedua ini adalah pembangunan berkelanjutan, sumber daya alam (SDA), lingkungan hidup, energi, pangan, agraria, masyarakat adat, dan desa.
Baca Berita Seputar Pemilu 2024
Adapun 11 panelis yang menyusun pertanyaan dalam debat kali ini ialah Abrar Saleng, Arie Sudjito, Arif Satria, Dewi Kartika, Fabby Tumiwa, Hariadi Kartodihardjo, Ridwan Yahya, Rukka Sombolinggi, Sudharto P Hadi, Sulistyowati Irianto, dan Tubagus Furqon Sofhani.
Cawapres nomor urut 1, Muhaimin Iskandar, menyatakan akan mendorong perubahan sistem pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup dengan mengutamakan partisipasi rakyat.
Menurut dia, selama 10 tahun terakhir pemerintah meninggalkan rakyatnya karena semua pembangunan berujung pada kerusakan lingkungan dan konflik agraria. Contohnya, program lumbung pangan atau food estate yang digarap Kementerian Pertahanan tidak melibatkan warga dan merusak hutan Kalimantan.
Bersama capres Anies Baswedan, mereka akan mengupayakan regenerasi petani dan nelayan, pengelolaan sumber daya alam yang partisipatif, dan transisi energi yang berkeadilan.
”Dengan kesadaran ini, kita harus kembali bahwa pembangunan nasional harus berpijak pada yang namanya keadilan iklim, ekologi, antargenerasi, agraria, dan tentu keadilan sosial. Rakyat tidak boleh ditinggalkan karena pemilik negeri ini adalah rakyat,” kata Muhaimin, di Jakarta Convention Center, Jakarta, Minggu.
Melanjutkan program
Sementara cawapres nomor urut 2, Gibran Rakabuming Raka, ingin melanjutkan program-program pemerintahan Presiden Joko Widodo. Hilirisasi masih menjadi gagasan utama yang dibawanya, mulai dari hilirisasi nikel, timah, hingga energi terbarukan lainnya.
Hilirisasi ini, menurut Gibran, bisa mendorong terbukanya lapangan pekerjaan hingga 19 juta orang. Ini turut menjadi solusi untuk masalah pengangguran dan perekonomian masyarakat.
Baca juga: Senyuman dan Janji-janji di Sepanjang Jalan Raya
Bersama capres Prabowo Subianto, program sertifikasi tanah akan diteruskan agar tanah masyarakat berkekuatan hukum. Dia juga menjanjikan kenaikan anggaran dana desa untuk memandirikan desa dan mengecek ulang Rancangan Undang-Undang Masyarakat Adat yang sudah menggantung selama 20 tahun.
”RUU masyarakat hukum adat akan didorong agar lebih berkeadilan karena sesuai dengan prinsip sustainable development goals, yaitu no one left behind (tidak satu pun tertinggal), narasi besarnya adalah keberlanjutan dan penyempurnaan,” kata Gibran.
Kebijakan berkeadilan
Kemudian, cawapres nomor urut 3, Mahfud MD, menyoroti ketimpangan pengelolaan sumber daya alam yang belum berkeadilan dalam masa pemerintahan sebelumnya. Hasilnya, kerusakan lingkungan di darat, laut, dan udara semakin tercemar.
Baca juga: Bansos Tetap Bergulir di Tahun Politik
Investasi yang masuk justru mendorong konflik agraria karena tidak melibatkan masyarakat. Bersama capres Ganjar Pranowo, mereka berjanji akan membuat kebijakan yang lebih berkeadilan sehingga semua kekayaan sumber daya alam bisa dirasakan masyarakat, bukan investor semata.
”Maka, kami punya program petani bangga bertani, di laut jaya nelayan sejahtera, jangan misalnya seperti food estate yang gagal dan merusak lingkungan, yang benar saja, rugi dong kita,” kata Mahfud.