Calon Guru Berkualitas Disiapkan lewat Pendidikan Mumpuni
Pembenahan kualitas guru mendesak. Pendidikan profesi guru prajabatan diharapkan menyiapkan calon guru mumpuni.
Oleh
ESTER LINCE NAPITUPULU
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Penyiapan guru muda lewat pendidikan profesi guru atau PPG prajabatan diyakini mampu menyediakan guru berkualitas dan relevan dengan masa depan. Namun, penyelenggaraan PPG prajabatan bagi calon guru tetap perlu ditingkatkan mutu dan integrasinya dengan ekosistem pendidikan agar investasi negara ini berdampak pada kualitas pembelajaran yang dirasakan siswa.
Dari penelitian Tanoto Foundation yang dipaparkan tahun lalu, diakui PPG prajabatan untuk calon guru lulusan sarjana, yang mengusung 39 satuan kredit semester, sudah berorientasi praktik dan masa depan. Hal ini terlihat dari sejumlah mata kuliah seperti kepemimpinan, filosofi pendidikan, design thinking, computational thinking, hingga pembelajaran berdiferensiasi.
Namun, penyelenggaran PPG prajabatan yang disebut sudah ”bergizi” ini masih perlu ditingkatkan agar dalam implementasinya di lapangan bisa dilakukan dengan baik, juga butuh kesiapan dari dosen dan guru pamong yang lebih baik. Demikian juga para calon mahasiswa dengan dukungan lembaga pendidikan tenaga kependidikan (LPTK) perlu lebih disiapkan agar tidak sekadar lulus, tetapi juga siap menjadi guru profesional.
Ilham Ruser, guru Bahasa Indonesia yang lulus melalui program PPG Prajabatan Angkatan 2022 di Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara, Jumat (12/1/2024), mengatakan, awalnya ia tidak ada rencana menjadi seorang guru. Namun, seusai lulus sarjana di Universitas Negeri Medan, ada peluang mendapat beasiswa kuliah di PPG prajabatan untuk menjadi guru.
Meskipun tidak berencana menjadi guru, materi mata kuliah filosofi pendidikan membuat dirinya berefleksi. Sebelum memulai perkuliahan, dosen menanyakan alasannya ingin menjadi seorang guru. Dirinya diam tidak bisa menjawab pertanyaan tersebut.
”Di situ saya diam tidak bisa jawab mengapa saya mau jadi guru,” kata Ilham.
Setelah melakukan refleksi mendalam, Ilham akhirnya menemukan jawaban alasannya ingin menjadi seorang guru. Ia mengungkapkan bahwa menjadi guru adalah profesi mulia karena menurut dia guru itu seperti penerus nabi yang menyampaikan pesan-pesan kebaikan kepada generasi muda yang akan memimpin bangsa. Hal ini juga sejalan dengan impiannya terdahulu menjadi seorang reporter agar dapat menyampaikan kebaikan.
Ilham juga sering memodifikasi materi pembelajaran yang telah ia terima dari materi pendidikan PPG prajabatan dengan situasi pembelajaran di sekolah, salah satunya dengan melakukan observasi belajar di luar sekolah. ”Di PPG ini saya mendapatkan pembelajaran yang berbeda, pembelajaran yang harus mengikuti atau sesuai dengan minat siswa,” ujar Ilham.
Menjadi guru adalah profesi mulia karena menurut dia guru itu seperti penerus nabi yang menyampaikan pesan-pesan kebaikan kepada generasi muda yang akan memimpin bangsa.
Sementara itu, Ade Ronita, mahasiswa PPG Prajabatan Gelombang 1 Angkatan 2023 di Universitas Negeri Padang (UNP), Sumatera Barat, mengatakan, melalui PPG, guru dapat meningkatkan kemampuan dalam memilih dan menguasai bahan ajar, merencanakan, mengembangkan, dan mengaktualisasikan proses belajar-mengajar yang produktif. Hal ini juga yang menjadi harapannya.
Ade yang merupakan alumnus program studi Pendidikan Fisika tahun 2022 bersemangat mengikuti PPG di UNP karena ingin lebih mengasah keterampilan mengajar. ”Cita-cita saya ingin menjadi guru. Namun, dengan hanya berbekal pengetahuan yang ada sekarang, rasanya belum cukup. PPG prajabatan adalah wadah yang tepat untuk meningkatkan kemampuan saya mengajar,” kata Ade.
Menurut Ade, PPG berbeda dengan perkuliahan biasa. ”Dulu ketika mencoba praktik mengajar, saya merasa grogi karena belum punya pengalaman. Namun, melalui PPG, keterampilan mengajar kita diasah sehingga saya sekarang lebih percaya diri,” ungkapnya.
Juli Afriadi, lulusan PPG Prajabatan Gelombang 1 Angkatan 2022 Prodi Matematika, di UNP, mengatakan, kesiapan menjadi guru terbantu dengan adanya dosen pembimbing dan pamong yang mendampingi proses perkuliahan dan praktik mengajar. Selain teori, mahasiswa juga dapat mempraktikkan ilmu secara langsung dan melakukan refleksi setelahnya.
”Skills mengajar saya meningkat karena telah dibekali teori yang memadai dan teori tersebut bisa dipraktikkan langsung. Apabila menemui permasalahan di lapangan, menariknya hal ini menjadi bahan diskusi antarsesama mahasiswa ataupun dosen/pamong,” ujar Juli.
Kurikulum lengkap
Secara terpisah, Luciana, Research Associate dari Tanoto Foundation, mengatakan, dari kajian yang dilakukan, mahasiswa melihat kurikulum dalam PPG prajabatan cukup lengkap dan materi yang dihadirkan dianggap baik. Namun, ada tantangan untuk menuntaskan materi kuliah yang padat dengan waktu terbatas, baik dari mahasiswa, dosen, maupun guru pamong.
”Ini bukan hanya soal teknis waktu. Namun, perlu satu kesinambungan dari program yang diluncurkan dengan kesiapan di lapangan,” ujar Luciana.
Guru juga mesti terampil dalam pemanfaatan teknologi pendidikan dan bukan sekadar mampu memakai beragam aplikasi. ”Bukan sekadar sudah bisa pakai Kahoot atau Canva. Itu bagus. Tapi, yang paling utama adalah pemahaman dosen, mahasiswa, dan guru sekolah dalam melihat proses pembelajaran yang didukung teknologi, bisa mengubah mindset dari sang pendidik. Mereka merdeka sebagai pendidik,” kata Luciana.
Menurut Luciana, generasi muda yang mau menjadi guru dan mendapatkan kesempatan PPG prajabatan harus dihargai. Mereka juga mesti ada kejelasan setelah lulus akan mendapat penempatan sekolah di mana, bukan justru mereka yang sibuk berjuang mendapatkan sekolah yang dapat menerima mereka mengajar.
Pelaksana Tugas Direktur Pendidikan Profesi Guru Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Andhika Ganendra mengatakan, pemenuhan guru berkualitas harus memperhatikan masukan/seleksi, proses, luaran, hingga penempatan. Penyiapan guru masa depan untuk memenuhi kebutuhan guru lewat PPG prajabatan terus ditingkatkan kualitasnya. Termasuk pula dengan memastikan lulusan agar bisa langsung mendapatkan penempatan sekolah.