Yayasan Dana Kemanusiaan "Kompas" Berikan Bantuan untuk Pengungsi Gunung Lewotobi Laki-laki
Jenis bantuan di antaranya beras, gula pasir, minyak goreng, mi, dan sabun mandi. Bantuan kebutuhan pokok dibutuhkan.
Oleh
FRANSISKUS PATI HERIN
·3 menit baca
LARANTUKA, KOMPAS — Pembaca Harian Kompas (Kompas.id) melalui Yayasan Dana Kemanusiaan Kompas memberi bantuan bagi para korban erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur. Bantuan itu diserahkan oleh komunitas Suster SSpS Provinsi Flores Bagian Timur.
Penyerahan bantuan pada Selasa (9/1/2024) dilakukan di sejumlah lokasi pengungsian, di antaranya Desa Hewa dan Desa Pululera di Kecamatan Wulanggitang. Di dua desa itu, total jumlah pengungsi lebih kurang 1.000 jiwa. Bantuan diserahkan langsung kepada pengungsi.
Jenis bantuan di antaranya beras, gula pasir, minyak goreng, mi, dan sabun mandi. Bantuan kebutuhan pokok itu yang kini sangat dibutuhkan para korban terdampak. Lebih dari dua minggu, mereka mengungsi akibat erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki yang terjadi sejak 23 Desember 2023 lalu.
”Ini sebagai bentuk kepedulian Yayasan Dana Kemanusiaan Kompas yang berkolaborasi bersama kami. Semoga ini meringankan beban para pengungsi,” kata Provinsial SSpS Flores Bagian Timur Ines Surat Lanan SSpS didampingi wakilnya, Thomasin Beding SSpS.
Ini sebagai bentuk kepedulian Yayasan Dana Kemanusiaan Kompas yang berkolaborasi bersama kami. Semoga ini meringankan beban para pengungsi.
Kedua suster senior itu langsung menyerahkan bantuan kepada pengungsi. Penyerahan secara langsung dilakukan agar mereka bisa berjumpa dengan pengungsi. Lewat momen itu, mereka juga ingin memberi pesan penguatan kepada pengungsi.
Bagi Susteran SSpS, pemberian bantuan untuk pengungsi Lewotobi bukan baru kali ini. Pada 3 Januari 2024 lalu, perwakilan dari komunitas itu datang menyerahkan bantuan yang dihimpun dari internal SSpS. Kongregasi dengan pemimpin tertinggi di Roma itu punya panggilan khusus untuk membantu para korban, termasuk korban bencana alam.
Dihubungi secara terpisah, Ketua Yayasan Dana Kemanusiaan Kompas (DKK) Gesit Ariyanto juga berharap bantuan tersebut dapat meringankan beban mereka yang terdampak erupsi. Ia menuturkan, Yayasan DKK menyalurkan donasi dari pembaca Kompas dimulai sejak tahun 1982 atau lebih dari 40 tahun silam.
”Kali ini, bantuan disalurkan berkolaborasi dengan Susteran SSpS yang memiliki cukup informasi mengenai situasi dan kebutuhan yang tepat bagi para pengungsi. Semoga semua menjadi berkat dan meringankan beban,” kata Gesit.
Dalam catatan Kompas, Yayasan DKK beberapa kali hadir di Kabupaten Flores Timur. Contohnya, ketika Badai Seroja, Yayasan DKK mengirim bantuan ke Pulau Adonara. Yayasan DKK juga pernah menggelar bakti sosial operasi katarak di Larantuka.
Di NTT, jejak pelayanan Yayasan DKK dapat dijumpai di sejumlah titik, seperti di Pulau Flores, Pulau Timor, Pulau Lembata, dan Pulau Alor. Di Indonesia, Yayasan DKK terlibat dalam aksi kemanusiaan dari Aceh hingga Papua.
Koordinasi pos pengungsian di Desa Hewa, Klaudius Kei, menyampaikan terima kasih kepada Yayasan DKK yang sudah memberikan bantuan kepada mereka. Menurut dia, bantuan itu hadir di tengah minimnya bantuan yang dikirim ke desa tersebut. Di situ terdapat 551 pengungsi.
Desa Hewa berada sekitar 13 kilometer dari Boru yang menjadi pos utama pengungsi. Hampir semua bantuan untuk pengungsi masuk melalui pos utama, kemudian didistribusikan ke desa-desa. Sering terjadi keterlambatan pengiriman logistik.