Kabar gembira datang dari Taman Nasional Way Kambas. Seekor badak sumatera lahir di kawasan konservasi tersebut.
Oleh
STEPHANUS ARANDITIO
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Seekor badak sumatera (Dicerorhinus sumatrensis) lahir di Suaka Rhino Sumatera Taman Nasional Way Kambas, Lampung, Sabtu (30/9/2023) pukul 01.44 WIB. Bayi badak berjenis kelamin betina itu lahir dari induk bernama Ratu berumur 23 tahun.
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya Bakar menyampaikan kabar gembira dari dunia konservasi Indonesia tersebut. Hal ini menjadi berita bahagia, tidak hanya untuk masyarakat Indonesia, tetapi juga dunia.
”Saya memberikan apresiasi setinggi-tingginya kepada pihak-pihak yang terlibat dalam kelahiran badak sumatera ini. Harapannya, kita dapat terus mendapat kabar bahagia dari kelahiran badak sumatera dan satwa dilindungi lainnya di masa depan,” kata Siti dalam siaran pers, di Jakarta, Sabtu.
Hal ini merupakan keberhasilan kelahiran ketiga Ratu selama menjadi penghuni Taman Nasional Way Kambas setelah melahirkan Andatu pada 2012 dan Delilah pada 2016. Ketiga individu badak yang dilahirkan Ratu merupakan hasil perkawinannya dengan badak jantan bernama Andalas yang berumur 22 tahun.
Hingga sekarang, kelahiran anak badak ini merupakan yang keempat di Taman Nasional Way Kambas. Siti menegaskan, hal ini membuktikan komitmen pemerintah dalam melaksanakan upaya konservasi badak di Indonesia, khususnya badak sumatera.
Kelahiran anak badak ini menambah jumlah badak yang ada menjadi sembilan ekor. Selain Ratu, badak betina lain yang saat ini berada di Taman Nasional Way Kambas adalah Bina, Rosa, Delilah, dan Sedah Mirah. Selain itu, terdapat tiga badak jantan, yaitu Andalas, Harapan, dan Andatu.
”Dari upaya pengembangbiakan semi-alami yang dilakukan, saat ini Taman Nasional Way Kambas telah berhasil menghasilkan empat individu badak sumatera, yaitu Andatu (2012), Delilah (2016), Sedah Mirah (2022), dan anak ketiga dari Ratu-Andalas (2023),” ucapnya.
Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Satyawan Pudyatmoko memaparkan, Suaka Rhino Sumatera berlokasi di zona khusus Taman Nasional Way Kambas. Saat ini, suaka itu merupakan satu-satunya tempat pengembangbiakan semi-in-situ yang dikelola oleh Balai Taman Nasional Way Kambas bekerja sama dengan Yayasan Badak Indonesia.
Dari upaya pengembangbiakan semi-alami yang dilakukan, saat ini Taman Nasional Way Kambas telah berhasil menghasilkan empat individu badak sumatera yang lahir.
”Tujuan utamanya adalah menghasilkan anak badak sumatera untuk mempertahankan keberlangsungan hidup spesies badak sumatera yang terancam punah. Anak-anak badak sumatera hasil program pengembangbiakan di Suaka Rhino Sumatera Taman Nasional Way Kambas ke depan dapat dilepasliarkan kembali ke habitat alaminya,” kata Satyawan.
Bantuan teknologi
Direktur Eksekutif Yayasan Badak Indonesia Jansen Manansang menambahkan bahwa, tidak hanya melalui upaya reproduksi alami, bantuan teknologi juga sangat dibutuhkan untuk mengoptimalkan pengembangbiakan badak sumatera.
”Suaka Rhino Sumatera Taman Nasional Way Kambas berencana mengintegrasikan metode assisted reproductive technology atau teknologi reproduksi berbantu. Hal ini bertujuan untuk pengembangbiakan badak sumatera,” tutur Jansen.
Berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor 106 Tahun 2018, badak sumatera (Dicerorhinus sumatrensis) merupakan satwa yang dilindungi di Indonesia. Di dalam IUCN Red List, status konservasi badak sumatera saat ini adalah sangat terancam punah (critically endangered).
Keberadaannya tersebar di hutan-hutan Sumatera (Taman Nasional Gunung Leuser, Taman Nasional Way Kambas, dan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan) dan sebagian kecil populasi di Kalimantan Timur.