Pameran Buku sebagai Dukungan agar Masyarakat Membaca
Akses pada buku bacaan bermutu yang terjangkau dapat mendukung indeks literasi bangsa.
Oleh
ESTER LINCE NAPITUPULU
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pameran buku Indonesia International Book Fair atau IIBF yang digelar Ikatan Penerbit Indonesia menjadi ikhtiar besar untuk membuat bangsa ini tetap membaca dan menjaga kewarasan dalam terpaan wahana digital berupa tontonan dan hiburan lainnya. Pameran IIBF ke-43 digelar pada 27 September-1 Oktober 2023 di Hall 1 Indonesia Convention Exhibition (ICE), BSD City, Kabupaten Tangerang, Banten.
Ketua Pelaksana IIBF 2023 Mappa Tutu, di Jakarta, Senin (25/9/2023), mengatakan, peradaban suatu bangsa tidak akan maju dan berkembang tanpa melalui literasi yang baik. ”Karena itu, IIBF 2023 diharapkan menjadi sebuah jembatan peradaban,” kata Mappa.
Penyelenggaraan IIBF 2023 kali ini mengusung tagline It’’ time to read! atau ”Inilah Waktunya Membaca”. Pada tahun ini IIBF kembali menemui penggemar buku tanpa dibayangi Covid-19.
Tidak mengherankan, akses bahan bacaan merupakan salah satu indikator penting dalam indeks literasi.
Pameran buku, lanjut Mappa, merupakan salah satu ikhtiar untuk membuka lebar-lebar akses terhadap bahan bacaan. Sebagaimana halnya toko buku dan perpustakaan, pameran buku mendekatkan masyarakat pada buku serta lebih jauh mengembangkan atmosfer cinta buku dan kebiasaan membaca.
”Dengan dasar itu, kehadiran IIBF menjadi relevan dengan upaya bangsa untuk meningkatkan indeks literasi. Hanya dengan indeks literasi yang tinggi, sebuah kelompok masyarakat dapat mencerna informasi demi peningkatan kualitas hidupnya,” papar Mappa.
Masa tiga tahun terakhir bersama wabah (Covid-19) memperlihatkan resiliensi para penerbit. Mereka menunjukkan ”kekeraskepalaan” untuk bersikap bahwa buku terlalu penting untuk diabaikan.
”Pandemi jelas menampar keras industri perbukuan, tetapi para penerbit tetap teguh berkarya. Ibarat lilin yang membakar diri, mereka terus menerangi bangsa kendati kondisi mereka tidak lebih baik,” kata Mappa.
Sebagaimana dalam UU Nomor 3 Tahun 2017 tentang Sistem Perbukuan, penerbit bertanggung jawab untuk melahirkan karya berupa buku-buku yang bermutu. Pemerintah mendukung upaya ke arah itu dengan memberikan pembinaan profesi ataupun manajemen organisasi.
Indikator literasi
Namun, buku yang bermutu akan sia-sia jika tak sampai ke tangan pembaca. Minat baca pun takkan terbangun tanpa ketersediaan akses terhadap bahan bacaan. Upaya pengembangan sektor hulu literasi dengan penyediaan bahan bacaan bermutu harus diimbangi dengan kemudahan bagi masyarakat untuk membacanya.
”Tidak mengherankan, akses bahan bacaan merupakan salah satu indikator penting dalam indeks literasi,” ujar Mappa.
Ketua Umum Ikapi Arys Hilman Nugraha menambahkan, buku, akses pada buku, dan pembudayaan kebiasaan membaca adalah kunci bagi kapasitas literasi. Tidak ada bangsa yang bergerak maju tanpa dibarengi dengan kenaikan indeks literasi. Keduanya berjalin berkelindan karena literasi pada dasarnya merupakan kemampuan manusia untuk menyerap informasi demi peningkatan kualitas diri.
”Semakin literat sebuah bangsa, semakin laju ia dalam kemajuan. Selain harapan untuk semakin menumbuhkan kecintaan terhadap buku dan membaca, IIBF juga bertujuan menjadi tempat dan penghubung bagi semua penggerak ekosistem perbukuan, yaitu penerbit, pembaca, penulis, pemerintah, dan siapa saja yang ada dalam industri buku,” ujar Arys.
Beragam acara disiapkan untuk menyemarakkan IIBF 2023 bagi para peserta pameran dan pengunjung. Ada diskusi dan peluncuran buku, jumpa penulis, serta seminar dan workshop untuk insan perbukuan dan penerbitan yang akan menghadirkan lebih dari 100 narasumber.
Selain itu, akan diselenggarakan Anugerah Ikapi (Ikapi Awards), business matchmaking, dan Indonesia Rights Fair (IRF) yang merupakan wadah transaksi hak cipta yang menghadirkan lebih dari 50 peserta baik dari dalam dan luar negeri. Pentas-pentas kreatif dan kesenian juga akan mendapatkan tempat, sebagaimana halnya produk-produk turunan terkait hak cipta buku. Pada akhir pekan, di IIBF juga akan ada Cosplay Carnival (Cosplay Competition dan Coswalk Contest) yang bisa diikuti oleh semua pengunjung IIBF.
IIBF 2023 juga akan semakin semarak dengan Korea Selatan sebagai Guest of Honour (Tamu Kehormatan). Melalui IIBF 2023, Korea juga ingin menunjukkan bahwa negara itu juga memiliki budaya baca dan industri penerbitan yang kuat.
Pada tahun ini juga bertepatan dengan peringatan 50 tahun hubungan persahabatan Indonesia-Korea. Diharapkan dengan menjadi tamu kehormatan di IIBF 2023 ini semakin banyak buku dan kebudayaan Korea yang dikenal oleh masyarakat Indonesia serta dunia.